xvi

1.5K 282 19
                                    

Biasanya jika ketiga temannya sedang bergerombol dan asyik mengobrol, Felix akan ikut serta di sana. Ikut tertawa dan sesekali ikut memberi topik pembicaraan. Walau pembicaraan mereka terkesan tidak penting--hanya seputar gosip sekolah--namun justru itulah yang membuat mereka saling tertawa.

Biasanya, sampai hari ini.

Felix hanya menatap malas ketiga temannya yang duduk di pojok kelas, saling mengobrol ditemani dengan sebungkus jajanan ringan. Tidak, bukannya mereka tidak mengajak Felix, tidak sama sekali. Justru mereka bertiga sempat menyeret Felix untuk bergabung namun Felix menggeleng, enggan untuk menuruti mereka.

Entah kenapa, yang jelas Felix ingin sendiri. Felix sendiri tidak tahu, perasaan-perasaan aneh mulai mendatanginya. Sebanyak apapun Felix mencari jawabannya, ia menemukan titik buntu.

Ia mulai malas bersama teman-temannya, mulai merasa kesal melihat orang-orang yang dipanggil ke depan untuk menerima piala, merasa kecewa pada dirinya di setiap malam, dan terkadang ia terjaga sepanjang malam, dengan air mata yang turun entah kenapa.

Felix mendorong kursinya lalu mendengus, melewati ketiga temannya tanpa tutur kata apapun dan bergegas menuju kamar mandi. Tidak ada yang Felix lakukan, hanya duduk termenung di atas kloset.

Dulu aku menentang banget sama yang namanya self harm, Felix tiba-tiba bermonolog sendiri, sekarang kenapa aku penasaran, rasanya tuh gimana, sih?

Sadar bahwa dirinya melantur, Felix menggelengkan kepala. Tidak, walau dia memang memiliki niat untuk menyakiti dirinya, dia tidak pernah sanggup. Dia terlalu takut, tidak berani dengan resiko yang akan dia dapat.

"Lix?" gedoran pelan terdengar, sepelan nada suara Jisung yang memanggilnya, "sehat?"

"Ya," balas Felix pendek, "tapi aku gak mau diganggu. Kamu balik ke kelas aja, Sung."

Hening, mungkin Jisung tengah berpikir, mencari titik keanehan dari jawaban Felix.

"...oke,"

Namun pada akhirnya Jisung pergi, Felix bahkan bisa mendengar langkah kaki lelaki itu. Setelahnya Felix menekuk kaki lalu menenggelamkan wajahnya ke dalam lipatan tangannya.







































Aku capek.

°°°

Voices ; Lee Felix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang