xvii

1.5K 284 12
                                    

Felix menatap layar laptopnya kosong, tidak berminat walau proses loading yang ia tunggu sudah selesai. Sahutan-sahutan dari teman-teman berisiknya pun sudah terdengar di telinganya.

Tangan Felix bergerak tanpa minat saat memilih karakter yang akan ia mainkan. Kemudian kembali menunggu sampai akhirnya ia masuk ke dalam permainan yang sesungguhnya.

Namun seperti bukan Felix, berulang kali dirinya mati. Berulang kali pula ia keluar-masuk dari game. Pun selama permainan, hanya Hyunjin dan Jisung yang mendominasi. Padahal bisanya Felix ikut berteriak atau sekadar mengumpat ketika menghadapi musuh.

"Lix? Tumbenan hening," itu suara Jisung.

"Lah iya. Kenapa, Lix? Lap---ANJ!"

"HYUNJIN WOY, BAHASA WOY!"

Mau tidak mau Felix tertawa. Namun tawanya hanya tawa semu, datang dengan cepat dan pergi dengan sekejap pula.

"Lix, cover aku dong," Hyunjin berkata dalam nada panik, "ini lagi banyak zombie. Bantu elah, Lix."

"Ye," hanya satu kata itulah yang Felix katakan sejak permainan dimulai.

Seperti biasa, keempatnya selalu mendominasi permainan. Bukan hal yang luar biasa jika mereka memenangkan permainan. Habisnya mereka sudah terlalu ahli.

"Kapan sih kita kalah? AWOKAWOKAWOKAWOK."

"Oh jelas tidak pernah."

"HIYA HIYA HIYAAAA."

Selama selebrasi online itu, Felix hanya diam. Entah mengapa namun ia merasa bosan ketika bermain. Aneh, batin Felix. Padahal bermain adalah hobinya, namun nampaknya ia mulai kehilangan minat pada hobinya sendiri.

"Maaf, aku izin left."

Felix menghempaskan diri, memandang langit-langit dan merasa bingung sendiri. Ia takut, ia merasa akhir-akhir ini tidak mempunyai hasrat hidup. Ia lelah namun ia tidak berani menyerah. Pun dirinya mulai kehilangan minat, bahkan dalam bermain game sekalipun. Di kelas ia lebih senang menyendiri, duduk di pojok sembari menelungkupkan kepalanya.

Kemarin, ia tak sengaja menemukan artikel. Katanya:

Kalau kamu mulai kehilangan minat akan kesenanganmu sendiri, bisa jadi kamu mengalami kelelahan mental.

Tetapi, memangnya iya? Felix sendiri tidak tahu. Ia hanya memilih diam, sambil menunggu dirinya menjadi lebih baik dengan sendirinya.





















Haruskah aku nyerah?

°°°

Voices ; Lee Felix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang