Langkah Felix yang dari kamar mandi terhenti ketika telinganya menangkap umpatan pelan. Dilongokkannya kepala dan ditemukannya Kim Seungmin tengah berjongkok, meraih beberapa kertas yang berada dalam kondisi miris.
Sembari mengelap tangan yang basah, Felix menghampiri Seungmin. Kemudian ia ikut berjongkok, membantu memunguti kertas-kertas itu. Mata Felix membulat tatkala dirinya sadar kertas apa yang tengah dipungutnya.
"Min, ini, kan, brosur promosi OSIS," Felix berdecak begitu menyadari betapa lecek dan kotornya kertas itu.
"Memang," Seungmin mengumpat sebentar, "ada oknum yang ga suka sama aku. Gini, nih, jadinya. Pas aku lagi bawa semua kertas ini, mau aku tempel, mereka nubruk aku terus nginjek ni kertas."
Felix tersenyum miris melihatnya. Kasihan Seungmin, ia bisa dimarahi pembimbing OSIS nanti.
"Print yang baru aja, Min," Felix berusaha membuat kertas lusuh itu menjadi sedikit lebih baik, "udah ga berbentuk gini, ya kali mau dipake."
Setelah semua kertas terkumpul, mereka berdiri. Seungmin mengacak rambutnya kasar, menatap frustasi tumpukan kertas di tangannya.
"Itu dia, Lix, masalahnya," terdengar desahan lelah dari Seungmin, "flashdisk-ku ketinggalan."
Parah, batin Felix. Ia tambah kasihan pada temannya itu.
"Bawa laptop?"
Desahan berat Felix lontarkan begitu mendapat gelengan dari Seungmin. Pun dirinya seketika teringat tentang laboratorium komputer, namun ia ingat perkataan Pak Jaebum pasal guru-guru yang akan menggunakan ruang itu.
Namun tak lama seulas senyum terbit di bibir Felix dengan jentikan jari yang terdengar.
"Ikut aku."
Rupanya Felix mengajak Seungmin untuk menemui Hwall. Anak itu tengah terlelap ketika Felix menggugahnya untuk meminjam laptop yang menjadi barang wajib untuk dibawa oleh Hwall. Bukan untuk belajar, melainkan untuk bermain game sembari membolos di atap.
Dibukanya aplikasi dan Felix seketika menjadi fokus. Tangannya bergerak lincah, membuat sebuah desain di sana. Pun Seungmin hanya bisa terdiam dengan bibir yang sedikit terbuka.
"Alig, alig," Seungmin akhirnya membuka suara tatkala Felix berseru senang karena pekerjaannya telah selesai, "keren banget, parah."
Ya, Felix membuat brosur OSIS baru untuk Seungmin, mengingat bertapa bekerja kerasnya temannya itu. Felix tidak terima jika temannya harus menerima kemarahan karena perbuatan tak bertanggung jawab dari orang lain.
"Nih, print ae di koperasi," Felix menyerahkan flashdisk-nya, "cepetan sebelum pembimbing dateng."
Seungmin menerimanya dengan cepat lalu segera berdiri dan berlari pergi. Sementara Felix menghela napas lega sembari menyandarkan tubuh di kursi dan melakukan peregangan.
Namun dahinya segera berkenyit tatkala dirinya sedang mematikan laptop milik Hwall, Seungmin kembali ke kelasnya, melongokkan kepala dengan napas yang terengah.
"Makasih, Lix! Kamu yang terbaik pokoknya!"
Dan hanya dengan kalimat sederhana itu Felix merasa amat senang.
°°°
Sekali kali bikin chapter tentang kebaikan si piliks
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices ; Lee Felix [✓]
Fiksi PenggemarTentang Felix yang berusaha terbebas dari suara-suara yang mengganggunya.