Felix mempercepat langkah ketika dirinya sadar diikuti. Sedari awal ia melangkahkan kaki keluar dari sekolah, ada seorang lelaki yang mengikutinya. Felix baru sadar ketika dirinya berbelok dan melihat pantulan lelaki itu dari kaca sebuah toko.
"Mau apa, sih?"
Felix akhirnya jengah dan memilih membalikkan badannya. Ia menatap tajam Hyunjin, oknum yang sedari tadi mengikutinya.
"Mau kemana?" balas Hyunjin, "aku tau kamu udah tiga hari gak pulang ke rumah. Di sekolah pun kamu kayak menjauh dari kita. Waktu istirahat kamu gak ada, cuma ada waktu pelajaran doang."
Mendengar penuturan Hyunjin, Felix membuang pandangan, "ya bagus, dong. Setidaknya aku masih ikut pelajaran. Memangnya kamu? Bolos terus."
Harusnya Hyunjin merasa tersinggung namun ia justru menatap Felix sedih, "pulang, Lix. Aku tau kamu nginep di apartemen Yeji. Pulang. Kamu gak kasian sama Tante Lee?"
Kasian sama Mama, ya...
Felix mendengus, pandangannya tertuju pada langit malam.
"Ngapain pulang kalau Mama juga gak peduli?" suara Felix bergetar, "Mama cuma peduli nilaiku."
Hening terasa, hanya angin yang berani berhembus, menyapu helai demi helai rambut keduanya.
"Oke, gak papa kalau kamu gak mau aku nginep di apartemen Yeji," Felix berjalan mendekat, membuka kepalan tangan Hyunjin dan meletakkan kunci apartemen di tangan Hyunjin, "jangan cari aku untuk sementara waktu ini. Biar aku nenangin diri."
Kemudian Felix melangkah pergi. Dirinya sebenarnya tidak tahu akan pergi dan menginap di mana. Namun ia benar-benar butuh waktu sendiri dan rumahnya pun tidak bisa menjadi tempat nyaman untuk menyendiri. Ia butuh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang singgah di kepalanya. Ia ingin menemukan jati dirinya, selagi mengumpulkan keberanian untuk meminta kebebasan dari ibunya.
Sebentar saja, mungkin.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices ; Lee Felix [✓]
FanfictionTentang Felix yang berusaha terbebas dari suara-suara yang mengganggunya.