Dalam balutan hoodie hitamnya, Felix berjalan menyusuri taman. Seminggu ini Felix membolos, pasalnya kegiatan di sekolah tak lain dan tak bukan hanyalah sekedar classmeeting. Bagi Felix, kegiatan itu tidak penting. Pun dirinya berpikir bahwa sekarang adalah kesempatan yang tepat untuk menenangkan pikirannya.
Felix berhenti tepat di atas jembatan. Di bawahnya persis ada sungai yang mengalir pelan. Sebenarnya tidak terlalu tinggi, sedang-sedang saja, namun banyak yang berkata bahwa sungai tersebut kerap menjadi destinasi pilihan untuk bunuh diri. Sekarang juga mulai memasuki musim dingin, mungkin dinginnya sungai bisa membantu mematikan orang dengan cepat.
Apa, sih, Lix. Kok mikirnya bunuh diri mulu.
Menggelengkan kepala, Felix berusaha mengusir pikiran-pikiran buruk. Dirinya bersandar pada sandaran jembatan, menatap ke bawah. Kemudian ia menghela napas. Setelah dipikir-pikir, genap dua minggu ia tidak pulang ke rumah. Namun tetap saja, mamanya sama sekali tidak berusaha mencarinya.
Oh, Mama kira pasti aku lagi nginep di mana buat belajar.
Sebenarnya pun selama ujian, Felix sungguh-sungguh belajar agar mendapat nilai yang maksimal. Ia berharap jika ia mendapat nilai yang sesuai dengan ekspetasi mamanya, ia diperbolehkan untuk menentukan langkah hidupnya sendiri. Felix ingin mamanya itu mendengarkannya walau hanya sekali.
Felix semakin bersandar pada pembatas jembatan, menumpukan seluruh berat badannya. Matanya kini berubah menjadi kosong, menatap ke arah sungai. Sungai terlihat tenang, namun nampak mematikan. Mungkin aura menyeramkannya nampak lantaran ia telah banyak memakan korban di dalamnya.
Kalau begini, apa Mama bakal nyesel?
Tangan Felix mencengkeram pembatas erat-erat, rahangnya mengeras. Jujur ia lelah, ia ingin terbebas dari semuanya namun ia tidak tahu bagaimana caranya. Pun sebenarnya ia belum berani mengatakan yang sejujurnya kepada mamanya, apalagi jika harus berhadapan dengan papanya yang berwatak lebih keras dari mamanya.
Sekali lagi, Felix menghela napas. Matanya ia alihkan ke langit, menatap awan-awan gelap yang menutupi langit. Suasana yang tepat, sangat sesuai dengan suasana hati Felix saat ini.
Kemudian Felix kembali menatap sungai dan ia merasakan tubuhnya yang melayang bebas, menuju dinginnya sungai.
"FELIX!"
°°°
Yap, bisa ditebak deh habis ini apa
KAMU SEDANG MEMBACA
Voices ; Lee Felix [✓]
FanfictionTentang Felix yang berusaha terbebas dari suara-suara yang mengganggunya.