Part 23

7.2K 221 5
                                    

Seminggu sudah fasya di rawat di rumah sakit dan seminggu sudah ia tak kunjung bangun dari komanya
Sudah berbagai cara di lakukan maya untuk membuatnya sadar.

"Fasya sadar dong nak? Bunda kangen sama fasya apa fasya nggak kangen sama bunda"

"Doain aja may jangan di tangisin terus kasian fasya nya "ucap syarief  memberi pengertian

"Kalo sampai fasya kenapa napa aku akan jeblosin mbak zara ke penjara "

"Apa apaan sih may, kenapa sampai ke jalur hukum segala "

"Kamu kok jadi belain dia sih mas seharus nya kamu tuh dukung aku bukan nya dia "

"Aku nggak belain zara cuma aku nggak suka aja kalo sampai masalah sepele kaya gini masuk ke jalur hukum"

"Apa kamu bilang masalah sepele,  fasya sampai koma kaya gini kamu bilang sepele mas! Kamu ini bisa bedain nggak sih mas antara masalah sepele dan serius, mas fasya itu jatuh dari tangga gara gara istri cantik kamu? Sekarang kamu dengan seenak nya ngomong kaya gitu "

"Terserah kamu lha may pokok nya aku nggak mau masalah ini masuk ke jalur hukum "ucap syarief lalu meninggalkan maya

"Fasya bangun dong nak jangan tidur terus, bunda khawatir sama fasya
Kalo fasya bangun bunda janji bakal beliin fasya mainan yang banyak. Fasya denger bunda kan nak? Kalo fasya denger bunda tolong fasya bangun buat bunda "ucap maya dengan tangis yang semakin pecah

Ia sudah tak sanggup dengan semua ini ia bener bener capek dengan  masalah yang menimpa keluarganya

****

Sebulan sudah fasya di rumah sakit
Pagi ini di kabar kan kalo fasya sadar dari komanya maya pun senang mendengar nya

"Gimana keadaan anak gue ndi apa dia baik baik aja "

"Lo liat sendiri aja may gue nggak bisa ngungkapinnya"

Maya pun langsung menerebos masuk kedalam ruangan fasya untuk melihat keadaan nya

"Fasya ini bunda nak "

Fasya yg mendengar itu pun membuka matanya

"Bun.. da"ucap fasya lirih

"Iya syang ini bunda fasya mau apa
Apa nya yang sakit"tanya maya penuh kekhawatiran

"Fasya nggak mau apa apa bunda fasya mau bunda disini nemenin fasya"

"Bunda disini nak? Bunda nggak kemana mana "

"Bunda "

"Iya sayang "

"Kalo fasya pergi jauh ninggalin bunda sama papa gimana? "

"Emmhh.. Fasya ngomong apa sih? Fasya nggak bakal kemana mana fasya tetep disini sama bunda "

"Tapi bunda! fasya pengen pergi kesuatu tempat, tempat nya bagus deh bunda fasya pngen ajak bunda sama papa kesana tapi cuma fasya yang bisa pergi "

"Sayang nggak usah pikirin hal yang aneh aneh ya? Fasya bakal sembuh kok "

"Tapi fasya cape bunda, kepalanya fasya sakit "

"Nak? Bunda janji sama fasya, bunda bakal sembuhin fasya sebisa bunda "

"nggak usah bunda fasya udah cape fasya tidur dulu ya bunda, fasya sayang bunda fasya juga sayang sama mama. Kalo fasya nakal fasya minta maaf "ucap fasya lalu mengecup tangan maya

Setelah itu ia memejamkan matanya
alat pendeteksi jantung nya pun berbunyi lama

Maya begitu khawatir dengan keadaan anak nya, ia pun lari keluar untuk meminta bantuan teman nya

Setelah memanggil ia kembali ke ruangan fasya. Indi pun memeriksa keadaan fasya

"Gimana keadaan anak gue ndi dia kenapa? "Ucap maya yg air mata nya sudah membanjiri wajah cantik nya

Dr indi menggeleng kan kepalanya yang menandakan hal buruk terjadi

"Jawab gue ndi jangan diam aja "

Dr indi menarik nafas nya dalam lalu menghembuskan nya keluar secara perlahan

"Anak lo.... "

"Iya anak gue kenapa"

"Maaf may anak lo udah meninggal dunia "

"Apa? Gak.. Nggak mungkin anak gue meninggal, lo pasti becanda kan ndi "

"Gue lagi nggak becanda may gue serius, syaraf yang di otak nya itu udah rusak"

"Nggak mungkin nggak mungkin anak gue meninggal "ucap maya lalu menghampiri brankar anak nya

"Fasya jangan tinggalin bunda nak? Bangun sayang... Bunda masih pngen sama fasya "ucap maya menggoyang goyang kan tubuh anak nya yang tertutupi kain

Tdk lama kemudian syarief dan juga zara datang

"May gimana fasya may "tanya syarief  khawatir

"Ini semua gara gara kamu mbk, coba aja kamu lebih sayang dan perhatian ke fasya pasti nggak akan kaya gini "ucap maya meluapkan amarah nya ke istri kedua

"May apa apaan sih? Kenapa kamu marahin zara salah apa dia "

"Salah apa kamu bilang mas? Istri kedua kamu tuh udah nggak becus ngurus anak, kalo nggak bisa ngerawat jangan sok punya anak banyak satu aja nggak bisa nambah lagi satu
Sekarang kamu lihat kan gimana kondisi fasya sekarang. Kamu ya mas selalu aja belain istri kedua kamu... Sekali kek kamu belain aku! Jangan dia terus yang kamu belain "

"May aku bener bener nggak tau kalo fasya jatuh, aku tau nya fasya udah tergeletak di bawah dgn kepalanya yang berlumur darah "ucap zara berkaca kaca

"Aku nggak akan pernah maafin kamu mbak, kesalahan kamu kali ini sangat fatal "

"Gak bisa gitu dong may.... jangan seenaknya kamu ngomong kaya gitu "bentak syarief 

"Apa....Kamu mau belain dia silahkan,  memang dari awal kita nikah tidak ada kecocokan di antara kita.aku tunggu kamu di meja pengadilan "ucap maya menggebu gebu

"Kok kamu jadi bawa bawa pengadilan may, kamu mau cerai "

"Iya kenapa? Gak suka kamu kalo cerai. Percuma mas kita mertahanin rumah tangga kita kalo tiap hari ada pertengkaran, dan kamu udah kesekian kalinya buat aku netesin air mata aku "

"UDAH.... UDAH JANGAN BERTENGKAR TERUS, maafin aku selama ini udah buat rumah tangga kalian hancur! Aku janji setelah fasya di makam kan aku bakal pergi jauh dari kalian "ucap zara menengahi

"Bagus kalo kamu nyadar mbak, emang kamu itu dari dulu perusak rumah tangga orang "

Plakk.. Satu tamparan mendarat di pipi mulus maya

(Ya syarief lha yang baru saja menampar maya)

"berani kamu tampar aku? Mulai hari ini detik ini kamu jangan pernah temuin aku dan juga keempat anak ku
Dan kita pisah "ucap maya lalu pergi meninggalkan syarief dan zara

"Kenapa kamu tampar istri kamu rief ? Salah apa dia "

"Itu hukuman buat maya ra yang udah mencaci maki kamu "

"Tapi tindakan kamu itu keterlaluan rief ? maya itu orang baik "

"Udah lha ra nggak usah mikirin maya lebih baik kita urus jenazah anak kita "

Zara pun menganggukkan kepalanya yang menandakan iya

  Second wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang