☠☠☠
☠
Para bunga mekar tujuh kali lipat
Namun seruni bersendu, karena tak ada satu kuncup pun yang berbunga
Kelak di saat kau menemukan sepucuk suratku,
berbahagialah untuk dirimu
dengan kenangan yang baru
Sorot mata lelaki itu kosong usai menekuri bait demi bait tulisan tangan istrinya. Hanya seranting seruni kering sebagai katup dari seni melipat indah yang ditinggalkan oleh kekasihnya.
Selama lima puluh tujuh tahun mengarungi bahtera rumah tangga, kini perempuan yang ia cintai segenap jiwa raga lenyap. Ia sendirian. Kediaman lapangnya kian membeku. Kebun serunai yang tak sempat bersemi sempurna keburu berbedak salju. Musim dingin yang datang terlalu cepat.
Seorang tetua keluarga induk mengunjungi paviliunnya.
"Tuan, sudah waktunya Anda meneruskan hidup. Sudah sepuluh tahun, Anda masih kerap mengurung diri hanya untuk memandangi surat itu. Kurasa Nyonya juga tidak akan kembali."
Wajahnya terangkat. Sejumput lirikan menusuk ia tuang pada pria tua yang sudah menjadi tangan kanannya semenjak dalam kandungan.
"Keluarga Astabura membutuhkan penerus. Sudah waktunya, Tuan mengambil keputusan untuk memperistri lagi dan meneruskan dinasti. Tidak adil bagi Anda yang terus berharap Nyonya kembali. Lantaran meski para dewan mendesaknya, saya rasa ...." Ada keraguan dalam nada bicaranya hingga si Tangan Kanan menarik napas dalam-dalam. "Nyonya tahu diri karena tak mampu melaksanakan kewajiban untuk memberikan keturunan," lanjut si Tangan Kanan dengan suara rendah dan perlahan.
"Aku mengerti." Meski tangan si lelaki yang dipanggil Tuan itu meremas tangkai seruni hingga patah, suaranya ia tata sedemikian tenang.
Kendati demikian, begitu si Tangan Kanan undur diri dengan membungkuk penuh hormat, ia menaruh secarik surat itu dalam sebuah lemari berukir bunga seruni. Di dalamnya berisikan dudukan altar di mana lukisan potret istrinya yang seanggun seruni berada.
Entah apakah sanggup, separuh jiwanya beranjak keluar untuk menerima sosok perempuan lain.
☠
☠☠☠
16/11/2019
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA ATMA: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ― ⌠selesai⌡
Short Story[18+] Mati Satu, Semua Binasa. Kau hanya punya satu otak. Lalu dipotong menjadi 30 bagian seperti dendeng tikus. Untuk bertahan hidup, kau harus memeras otak demi menghasilkan eksekusi karya tulis dari 30 tema berbeda sebulan penuh, sebelum garis-ke...