5.) kembar terbit dan tenggelam

63 14 5
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



KANIKA, Sanghyang orok Es Arang,

turun takhta membawa lautan laskar taksa.


Tombak saktinya terayun membelah hutan manusia,

mencari puja puji yang kian tahun penyap.


Namun, mata jelaganya berlabuh pada sebuah bangunan altar.


Lantunan doa berkumandang merdu menghangatkan mega, bersongsonglah fajar,

Berbongkah-bongkah Es Arang meluruh meninggalkan bedak kirana.


Menduga-duga, siapa yang berani membangun kultus dan memujanya begitu khidmat.


Di sanalah, sosok itu bersimpuh dalam keheningan subuh belia,

SHUAN, Sanghyang orok Api Selaka,

menjuntaikan selendang kirana, umbi-umbian bertunas wilis, air gunung mengucur deras.


Kanika bersungut-sungut, gelegar halilintar berjuntai menebas kaki-kaki perkasa altar kirana Shuan. "Buana ini milikku! Mengapa Engkau berani menerobos singgasana dan mencuri umatku, Wahai Saudari Serahim Jagat Atma?"


Shuan dengan pedang saktinya langsung menangkis sabetan dari tombak kemurkaan Kanika. "Aku sang Kehidupan Fajar, datang karena umatmu telah letih dipenjara dalam lautan kegelapan beku. Sebagai Api Selaka, aku tak akan membiarkan manusia yang diberkahi benih kehidupan dariku merana dalam kekekalanmu tiada ujung."


"Begitu, kau tak hanya melanggar batas termin kita, melainkan mengguruiku mengenai kehidupan yang selalu kaujanjikan itu justru melenakan manusia untuk lupa akan pamali universum! Binasalah dalam kengerian Arang Beku Kanika!"


Tombak Es Arang beradu halilintar dengan Pedang Api Selaka,

menukik saling menyalak beringas,

Kemelut magi Sanghyang kembar itu meluluhlantakkan deburan ombak jiwa yang memekik-mekik tertebas tanpa sanggup menghindar.


Tangan-Tangan Universum pun turun tangan,

mengirim cemeti cakrawala.


Sepercik lelatu berkesiur mengempaskan Kanika dan Shuan, menghentikan gempuran cakra kirana dengan es arang.


Halimun Universum pun menuturkan suara,

"Kalian hanya akan menghancurkan alam semesta, sampai kiamat pun, pertarungan kalian tiada guna."

"Kuberikan dua cakrawala termin kembar."

"Shuan bertugas membangunkan kehidupan fajar di muka bumi sisi timur, sedangkan Kanika menidurkan segala yang telah dibangunkan di sebelah barat."

"Begitu cakrawala termin milik Shuan berwarna merah kehitaman, kau berganti posisi dengan Kanika."

"Begitu pun jika cakrawala termin Kanika berganti rona kemuning selaka, kau berganti posisi dengan Shuan."

"Maka, kalian tidak akan kehilangan umat yang senantiasa memuja keberkahan kalian."

"Tuntaskanlah amanat Universum hingga sangkakala memanggil kalian untuk kembali pulang."


Seirama wangsit Universum, Kanika dan Shuan berkesimbungan membangunkan buana maya,

Fajar bertukar masa dengan Malam,

Malam berganti masa menuju Fajar.




5/11/2019


CAKRA ATMA: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ― ⌠selesai⌡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang