☠☠☠
☠
"Siapa pun yang berhasil menangkap Zar Læk, Hidup atau Mati, akan dihadiahi benih berlian Asteroid Emas!"
Sayembara telah dikumandangkan di sepenjuru Kapal Terbang Astabura. Apalagi Panglima Perang Sagrada yang memimpin perburuan cucu buyutnya sendiri, karena didakwakan sebagai peracun Nona Rumeza. Kepala sipir betina itu sekarang kejang-kejang di rumah sakit Aliansi Iblis Antariksa untuk menjalani pembedahan parsial. Rencananya para tim medis hendak mengangkat sel tubuh yang tercemar oleh bakteri yang diduga dari selokan arus balik sungai melayang Bima Sakti.
Entah sengaja atau tidak, sudah menjadi aturan Astabura selama seribu generasi (Kekaisaran Kapal Induk Penjara Aliansi Antar-Galaksi), sebagai ujung tombak penyedia santapan Kepala Sipir, segala tindak kekeliruan akan dikenai hukuman. Termasuk tergantung tingkat kesalahan yang dilakukan.
Kisah sinting ini bermula ketika para nelayan menjaring ikan-ikan gigi harimau di perairan dangkal asteroid. Arus seratus tahun masa Matahari meluruhi Lidah Api, dan bercinta menebar benih tahi bintang ke lautan antariksa. Lantas melahirkan rotasi alam yang beranak pinak membentuk gugusan air laut, menghasilkan ikan tangkapan beracun. Seharusnya nelayan itu tahu kalau masa panen ikan bergerigi harimau pada setiap tembakan Cahaya Ungu sangat berbahaya, apabila dikonsumsi wanita. Kemandulan dan menstruasi berlebih adalah dampak paling ringan yang sebentar lagi akan berujung pada kematian perlahan.
Konyolnya, Zar Læk yang lebih memperdalam keabsahan otentik dalam menangani racun bio-vegebotanium, salah mencampur serat daging yang dihasilkan ikan terbang bergerigi bersama ketan tumbuk di ruang anti gravitasi, menyebabkan pembuluh darah ikan pecah. Lantas mencemari kualitas enzim dalam ketan. Dikira menangani racun pada hewan sama perlakuan dengan tumbuhan.
"Oh anakku, Zar Læk, masakanmu tiada tara ketimbang koki tua pendahulumu."
Begitu kue ketan telah disajikan di nampan sarapan pagi, pada penelanan kedua, Rumeza tersedak. Bahu Zar Læk menegang. Ia tak mengira penyumbatan yang terjadi di kerongkongan Mama Sipir itu bukanlah sifat ceroboh seperti biasanya, mengingat si Empu Penjara gemar sekali hanya mengunyah kasar lalu menelan buru-buru.
Sanjungan yang berujung sumpah serapah itu menjadi malapetaka baik Rumeza maupun Zar Læk. Perawan tua itu mendelik tersengal-sengal, seraya mencakari lengan seragam koki Zar Læk.
Celakanya, di saat Zar Læk melakukan pertolongan pertama pada tindak keselek, dianggap tuduhan percobaan pembunuhan. Meski gumpalan dari kunyahan yang belum tercerna baik berhasil Zar Læk keluarkan, kedua kaki dan tangannya sudah diborgol untuk diadili.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA ATMA: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ― ⌠selesai⌡
Short Story[18+] Mati Satu, Semua Binasa. Kau hanya punya satu otak. Lalu dipotong menjadi 30 bagian seperti dendeng tikus. Untuk bertahan hidup, kau harus memeras otak demi menghasilkan eksekusi karya tulis dari 30 tema berbeda sebulan penuh, sebelum garis-ke...