Jaemin mengelus sayang pipi si mungil yang kini tengah terlelap dalam pelukannya, sudah dua hari berlalu semenjak ia siuman dari komanya selama satu bulan. Ia mengecup pipi simungil dengan sayang, sementara Jungwoo terus sibuk mengoceh dengan suara pelan memperingati Jaemin untuk segera beristirahat. Nyonya Kim bahkan hanya bisa tersenyum kikuk melihat tingkah laku keduanya dengan Doyoung yang menatap jengah Jungwoo dan Jaemin. "Ayolah kalian!" Doyoung menegur keduanya, namun tak ada tanggapan sama sekali. Membuatnya merasa jengkel dan enggan untuk menegur keduanya lagi setelah inu.
Taeyong membuka pintu, bersamaan dengan Jaehyun yang mengikutinya di belakang. Tak lama berselang, nyonya dan tuan Lee memasuki ruangan itu juga. Mereka disambut baik saat itu juga, sedangkan tuan Kim datang setelahnya.
"Aku hanya tidak menyangka, jika ini benar terjadi. Kenapa Jeno kita seperti ini?" nyonya Lee menitikkan air matanya, mengusap perlahan dengan tangan bergetar. Raut kecewa kentara sekali diwajahnya. Sedangkan nyonya Kim pun hanya bisa menatap kelain arah, sama-sama memiliki perasaan kecewa pada orang yang sama.
"Kalau begitu kita harus membatalkan pernikahan mereka. Jangan sampai pernikahan itu berlangsung dan Siyeon kecewa karena Jeno." tuan Lee memberi saran yang di balas anggukkan oleh nyonya Lee. Di lain sisi, nyonya Kim masih menyayangkan kenapa Jeno bisa berbuat hal semacam itu.
"Bagaimanapun, kita harus mendengarnya langsung dari mulut Jaemin." nyonya Kim terdiam setelah mengucapkannya. Beberapa detik berlalu, kesadaran membawanya kembali pada kenyataan.
"Besok, kita akan bertemu dan berkumpul di ruang rawat Jaemin."
.
Jaemin menghela nafas, sebenarnya enggan untuk mengungkap kisah masa lalunya yang tidak menyenangkan. Seolah dengan menyebut itu sebagai masa lalupun, seperti menariknya pada kenyataan jika dirinya hanyalah seseorang yang dibuang. Dibuang oleh seseorang dan lingkungan sekitarnya.
"Tak apa Jaem, kau bisa mulai cerita." nyonya Kim mengusap dengan lembut punggung tangan Jaemin, sementara Jisung berada di gendongan Taeyong saat ini.
"Kau bisa, kau harus memberitahu kami. Kami akan membantumu menuntut hak Jisung sebagai anak kandung dari pria itu." nyonya Kim dan nyonya Lee berucap kompak, mereka saling melirik satu sama lain sebelum mendengar helaan nafas Jaemin.
"Mungkin, ini agak memalukan. Tapi, aku bertemu dengannya karena temanku di kantor berkata bahwa pria itu ingin bertemu denganku. Padahal, saat itu posisiku hanya sebagai seorang karyawan biasa." Jaemin menerawang, menengadahkan wajahnya keatas dan menatap flapon putih disana. Mengingat sisa-sisa kenangan indah yang ia lalui bersama pria itu, namun sayang cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Dia sangat baik kepadaku di awal, menemaniku dan mengasihiku. Mengetahui bahwa aku seorang yatim piatu, dia memberiku kasih sayang melimpah." Jaemin terdiam, kembali mengingat-ingat masa lalu yang menyesakkan dadanya.
"Sampai saat itu tiba, entah kenapa dengan bodohnya aku mengira dia juga memiliki perasaan yang sama denganku. Dan aku... melakukannya." Jaemin ingin terisak, namun segera ia tahan air mata yang ingin keluar. Di tepisnya segala rasa kesedihannya, karena ia tahu. Bahwa ia hanya akan berjuang sendiri dan membesarkan anaknya sendiri, dengan kasih sayangnya sendiri sebagai orang tua tunggal. Karena bagaimanapun, Jaemin tidak ingin membalas perbuatan pria itu. Ia lelah harus berhadapan dengan dunia ini apabila ia salah langkah.
"Kemudian, kami lama tidak bertemu. Ku dengar ia kembali ke Seoul dan mendapat kabar bahwa dia akan menikah dengan tunangannya." Jaemin tersenyum miris, akhir dari kisah cintanya tak berbuah manis dan ia sudah lelah untuk memikirkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cover Up ✔[Nomin]
Fanfiction[COMPLETED] Bagaimanapun juga Jisung adalah putra mereka. Apapun yang telah Na Jaemin lalui, Lee Jeno tidak berhak di benci. bxb nomin area Ft. (Jaeyong & Markhyuck) M-preg! sad, romance, family Start date : oct 27th 2019 End date : des 14th 2019 (...