[COMPLETED] Bagaimanapun juga Jisung adalah putra mereka. Apapun yang telah Na Jaemin lalui, Lee Jeno tidak berhak di benci.
bxb
nomin area
Ft. (Jaeyong & Markhyuck)
M-preg!
sad, romance, family
Start date : oct 27th 2019
End date : des 14th 2019
(...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang cerah di hari minggu, langit biru berhiaskan awan-awan kecil bak domba terbang di langit berjejer rapi dan berarak mengikuti arah angin. Kicauan burung di dekat jendela membangunkan si kecil yang tertidur pulas di atas dada bidang sang ayah yang tak mengenakan atasan. Sedang si ibu, terlelap di sampingnya dengan kondisi serupa. Hmmm? Apa tadi malam si kecil mengganggu kegiatan kedua orangtuanya? Okay skip...
Kepala si mungil terangkat dan menatap jendela yang berada tepat di samping ranjang kedua orangtuanya, ada celah terbuka dimana si mungil menatap berbinar seekor burung yang mematuk sisi jendela. Kemudian tertawa girang dan membangunkan kedua orangtuanya.
Jaemin dan Jeno saling bertatapan sebentar, kedua wajah orang dewasa itu memerah namun kemudian atensi teralihkan pada suara patukkan paruh di dekat kaca jendela. "Mmmmmmaa..." si kecil kembali bersuara, tangannya berusaha menggapai jendela.
Jeno yang seolah memahami apa yang diinginkan si kecil segera bangun, meletakkan si mungil di atas ranjang dengan posisi tengkurap sedang Jaemin memainkan rambut si kecil.
Jeno menyibak tirai jendela hingga keujung, menampilkan warna langit yang cerah dengan gerakkan pohon yang tertiup oleh angin. Di liriknya jam yang berada di dinding, pukul enam lewat empat puluh menit. Yah, masih ada dua puluh menit sebelum sarapan. Sebaiknya mereka menikmati waktu dengan si kecil, sebelum Jisung kembali mengantuk dan merengek ingin tidur.
"Hyung, bisa buka jendelanya?" Tanya Jaemin yang langsung mendapat anggukkan dari Jeno. Jendela kaca pun terbuka, udara pagi yang segar dan dingin menyapa keluarga kecil tersebut hingga Jeno bergegas mengambil kaosnya dan kemudian mengenakannya. Ia lupa, ini sudah berada di pertengahan musim gugur.
Diliriknya Jaemin yang membenahi selimut dan menariknya hingga leher, sepertinya si manis juga ikut kedinginan sedangkan si kecil menatap kearah jendela dengan mata berbinar. Baju hangat yang di kenakan si kecil dari tadi malam lantas tak membuat si kecil kedinginan ketika Jeno membuka jendela barusan.
"Ppppppppaaa..." Jeno melirik si kecil, mulutnya terbuka dan tertutup kemudian menyemburkan air liurnya dan itu sukses membuat Jaemin tergelak karenanya. Di lihatnya kedua orang itu dengan intens, oh betapa beruntungnya Jeno saat ini. Rasa hangat menjalari setiap inci tubuhnya, memberikan rasa nyaman dan hangat luar biasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Kemudian ia mendudukkan tubuhnya sembari meraik atasan kaos Jaemin yang tergeletak di samping sisi ranjang tempatnya tidur. Menyuruh Jaemin mengenakan atasan agar tidak masuk angin karena udara dingin.