Disarankan untuk mendengarkan :
EXO - Butterfly EffectJeno menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, keadaan kamar Jaemin menjadi hening seketika. Ada rasa takut tat kala mimpi itu kembali terlintas di dalam otaknya, dimana Jaemin berteriak keras kearahnya dan tak menerima maafnya. Membawa Jisung pergi jauh darinya dan kemudian ia menyesali segalanya dengan sangat terlambat. Tidak, Jeno tak ingin mimpi itu terwujud. Semoga Jaemin masihlah sosok yang lemah lembut seperti dahulu sebelum ia menyakiti pemuda manis itu.
"Aku minta maaf." Jaemin mengangkat wajahnya, mata sembapnya bertemu dengan tatapan mata berair milik Jeno. Keduanya kembali terdiam sepersekian detik sampai Jaemin mengalihkan atensinya pada Jisung yang sama sekali tidak mengantuk dan justru memainkan selimut baru yang membalut tubuhnya, entah sadar atau tidak Jaemin tersenyum.
"Aku tahu ini sudah sangat terlambat untuk mengucap maaf kepadamu." Jeno tersenyum kecut, entah kenapa mendengar ucapannya sendiri membuatnya merasakan sakit.
"Dengan bodohnya aku meninggalkan kalian. Membahayakan nyawa kalian dan menyakiti kalian, membuat hidupmu tersiksa." Jeno gemetar, rasanya lidahnya tak sanggup untuk kembali mengucap sebuah kalimat.
"Maafkan aku... kau pantas mengataiku brengsek. Karena itulah aku, aku memang brengsek." Jeno menatap nanar ke arah lantai, meratapi dirinya yang sungguh brengsek dan baru menyesali perbuatannya setelah egonya di kalahkan oleh rasa kasih terhadap putranya sendiri.
"Maafkan aku, aku terlalu egois untuk menerima kenyataan. Bahkan aku mengabaikan dirimu yang menderita karena ulahku. Aku memang brengsek, bahkan Siyeon pun berpikir demikian." Jeno tersenyum kecut, apakah ia masih berharap pada Siyeon? Jawabannya tentu Ya. Tapi wanita itu menolaknya. Terlebih ia merasa keterlaluan, karena sekarang ia malah mendekati Jaemin.
"Maafkan aku... aku tahu jika maaf tak dapat mengubah segala hal yang telah kau lalui. Tapi, bolehkah aku memohon sesuatu padamu." Jeno berdiri dan segera memberikan Jisung ke dalam pelukan Jaemin, pemuda manis itu segera mendekap erat putranya. Ia hampir berjengit kaget saat Jeno berlutut dan bersujud di bawah kakinya, terdengar isak tangis dari bawah sana.
"Tolong jangan bawa Jisung pergi dariku....hiks.." suara isak tangis pelan Jeno terdengar, bahkan kini Jisung pun ikut menangis dan Jaemin mendadak membeku karenanya. Ini diluar espektasinya, ia pikir dengan tidak menuntut apapun pada Jeno akan mengubah segalanya menjadi lebih baik. Menjaga jarak putranya dengan Jeno adalah suatu hal yang ia pikir lebih baik ketimbang mempertemukan mereka. Namun, Jaemin harus berpikir ulang. Hal ini diluar perkiraannya yang mengira Jeno benar-benar mengacuhkan bayi mereka.
"Hyung..." suara Jaemin bergetar, memanggil Jeno untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama. Mengumpulkan keberanian untuk duduk di depan pria itu dan memeluk tubuh Jeno. Semua terjadi begitu saja, semua berada di luar espektasinya.
Harusnya ia merasa lebih baik dengan menjaga jarak dari Jeno, tapi sekarang perasaan itu kembali muncul. Karena sedari awal Jaemin jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada seorang Lee Jeno.
"Hyung.... aku tak apa, Jisung sudah berada disini. Aku tak apa jika kau tak ingin melihatku, aku sempat berpikir begitu." Jaemin merasa suaranya semakin bergetar dan ucapannya membuat Jeno semakin terisak. Menenggelamkan wajahnya semakin dalam untuk meredam isak tangisnya. Jeno mengangkat kepalanya setelah beberapa saat, menatap tepat kedalam manik mata Jaemin yang berkaca-kaca.
Jeno menggeleng, "kau salah, aku menyesali segalanya. Kau dan Jisung, aku berharap bisa membayar segalanya dengan membahagiakan kalian berdua." Jeno meraih satu tangan Jaemin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cover Up ✔[Nomin]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Bagaimanapun juga Jisung adalah putra mereka. Apapun yang telah Na Jaemin lalui, Lee Jeno tidak berhak di benci. bxb nomin area Ft. (Jaeyong & Markhyuck) M-preg! sad, romance, family Start date : oct 27th 2019 End date : des 14th 2019 (...