_BITSORI_
11:01 AM
Tuesday, 19/11/2019Esok harinya di penghujung musim gugur. Heejin dengan diantar Seohyun keluar dari pintu rumah. Biasanya gadis itu langsung menemukan sosok lelaki di samping sepeda telah menunggunya seraya tersenyum lebar mengucapkan ‘Joheun achim (Selamat pagi)!’ dan atau ‘Heejin aku di sini!’.
“Sepertinya Jaemin belum datang,” kata Seohyun menyadari gelagat Heejin yang mencari-cari keberadaan Jaemin, yang mungkin bersembunyi di antara tanaman di luar gerbang.
“Aku pergi, Eonni,” dengan berat hati Heejin melangkah menyusuri taman kecil di halaman sederhana.
“Sarapannya…” Seohyun menatap sandwich buatannya, menggigit besar-besar kemudian masuk ke dalam rumah sambil mendongkol.
♪♪♪
Baru saja menutup gerbang, mata Heejin berbinar ketika melihat sekitar lima meter, Jaemin berjalan lurus dengan kepala menunduk. Tidak sabar menunggu Jaemin mendekat, ia bergegas menghampirinya merasa heran mengetahui lelaki yang biasanya ceria tampak lesu.
“Joheun achim!” Heejin melompat tepat menyisakan satu langkah di hadapan Jaemin, mengagetkan laki-laki itu yang kontan mengangkat kepalanya.
“Joheun achim,” balas Jaemin diikuti helaan napas pendek.
“Kau tidak bawa sepeda?”
Jaemin menggeleng, “Percuma, aku bawa pun kamu tidak mau naik,” katanya tatkala satu tangan merogoh asal tas selempang, “Susu pisang untukmu.” Ia memberikan kotak susu dengan datar.
Heejin menerimanya selagi mulai berjalan mundur karena Jaemin berniat melanjutkan perjalanan menuju sekolah. “Kamu kenapa?” tanya hati-hati Heejin cemas akan sikap tak biasa Jaemin, padahal kemarin dia bersemangat dan penuh gairah.
“Sakit?” Heejin buru-buru menangkupkan telapak tangan kanannya ke kening Jaemin, memeriksa suhu tubuh Jaemin yang malah membuat jantung lelaki itu berdebar kencang.
Dalam situasi ini Jaemin tidak tahu harus berbuat apa pada jantungnya, bisa-bisa Heejin mendengar detak jantungnya yang semakin keras. Dia rasa sudah cukup cemburunya… wajar bagi Jeno memeluk Heejin karena mereka telah bersahabat lama.
“Kau tidak sakit lalu kenapa…” ujar Heejin hendak menarik tangannya, namun dengan cepat Jaemin memeganginya, membawa lengan Heejin turun ke dada. “Jantungmu!” pekik Heejin panik.
“Berdetak kencang karenamu,” sahut Jaemin membuyarkan praduga Heejin akan sebuah penyakit.
Angin membius kedua orang itu dalam desiran aneh yang menggetarkan hati. Telapak tangan Heejin masih tertempel di dada Jaemin, bukan memeriksa suhu tubuh namun memeriksa detak jantung tak beraturan yang katanya berulah karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Sound
Фанфик[END] Na Jaemin baru saja jatuh dalam pesonanya hanya dalam tiga detik. Gadis itu bernama Jeon Heejin, pendiam, jarang bicara dan dengan sengaja mengasingkan diri dari sebuah ikatan yang disebut pertemanan. Heejin terus menghindarinya. Sampai ia men...