_BITSORI_
Monday, 21/10/2019
Ternyata Seulgi memang ahli dalam memainkan gitar, piano dan bahkan drum. Renjun, Chenle dan Nakyung bersorak sembari bertepuk tangan seperti anjing laut. Lain halnya dengan Nancy dan Jeno yang tampak terpukau, mengakui betapa kerennya wanita yang usianya terpaut empat tahun lebih tua dari mereka itu.Merubah pikiran Jaemin yang sempat meragukan kemampuan Seulgi. Jika dilihat lagi penampilan Seulgi seperti crush girl, keahliannya sungguh patut dikagumi.
“Jaemin-ah, kau salah memainkan nada!” tegur Seulgi, ketua band yang bertugas dalam alat musik bass itu tersadar. “Apa yang kau pikirkan?”
“Kenapa kau memilih jadi pelatih di band kami? Kau bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik seperti Heechul Hyung!” jawab Jaemin.
Plakk~
“Aw, appo (sakit)!” rintih Jaemin setelah mendapatkan pukulan dari Seulgi dikepalanya. “Kenapa kau memukulku!” protesnya yang lalu menciut, terlalu takut melihat ekspresi dingin si pelatih baru.
“Kau seharusnya bisa menjaga ucapanmu… Selama aku menyukai pekerjaanku, itu tidak masalah.” terang Seulgi, menjadi sangat dewasa ketika ia memaparkan penilaiannya mengenai sebuah arti dari pekerjaan yang amat disukainya, apalagi kalau berkaitan dengan musik.
“Baguslah.” Angguk Jaemin sedikit paham dengan perkataan Seulgi.
Semua orang kembali dibuat terkesan. Nancy berharap dia juga bisa menentukan pilihannya sendiri seperti Seulgi.
“Mulai hari ini dan seterusnya aku bergabung dengan Dream Band, mohon bantuannya,” ujar Jeno mencuri perhatian dengan nada seriusnya.
Nakyung tersenyum lega mendengar keputusan akhir Jeno. Selagi Renjun menawarkan untuk melakukan tos dengan Jeno, ponsel Nakyung berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Segera saja Nakyung mengangkatnya…
Tidak ada lagi senyuman yang terpatri di wajah Nakyung, ia terdiam dengan tangan bergetar.
“Hae, Haechan, ehm… aku akan segera ke sana,” kata Nakyung hampir menangis.
“Kau akan menemui Haechan, aku ikut!” sahut Nancy antusias, sebenarnya ia agak bosan menonton latihan band.
Jeno tahu ada yang tidak beres, Nakyung terdiam tidak seperti biasanya, “Ada apa?” tanya Jeno mencoba menyelidik melalui ekspresi sedih Nakyung yang mulai kentara.
Seperkian detik berikutnya, Nakyung sudah menangis tersedu, “Haechan, Haechan…” ia bahkan tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
♪♪♪
Didalam ketakutannya Heejin terus berdoa, tapi dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kembali ke koridor rumah sakit yang sepi, menghirup aroma khas rumah sakit, dan mendengar tangis beberapa orang yang baru saja kehilangan sanak saudaranya. Dia pernah mengalami itu semua. Perasaan tak enak ini, membuat Heejin tak bisa mengatur napasnya, ia seperti kehilangan dirinya yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Sound
Fanfiction[END] Na Jaemin baru saja jatuh dalam pesonanya hanya dalam tiga detik. Gadis itu bernama Jeon Heejin, pendiam, jarang bicara dan dengan sengaja mengasingkan diri dari sebuah ikatan yang disebut pertemanan. Heejin terus menghindarinya. Sampai ia men...