_BITSORI_
Friday, 01/11/2019
Esok harinya. Jaemin sengaja menjemput Heejin pagi-pagi sekali untuk berangkat sekolah bersama. Matahari bahkan belum terbit dan ia sudah berdiri di sebelah sepeda barunya yang didapat dari hasil memohon selama tiga jam, merecoki pekerjaan Kyuhyun.“Apa dia sudah berangkat?”
Jaemin bertanya pada dirinya sendiri sembari pandangan tertuju pada pintu kayu berwarna hitam. Tak lama ada pergerakan pada pintu yang ditarik ke dalam. Heejin keluar disusul Seohyun, tampak menawarkan segelas susu.
“Minum seteguk saja…” bujuk Seohyun.
Heejin menyambar gelas, meneguk susu putih sampai habis. Selama itu pula Jaemin melihatnya, menyunggingkan senyum lebar secara perlahan, kapan lagi ia bisa melihat Heejin minum susu dipagi hari.
“Haruskah aku membawa susu kotak besok?” gumam Jaemin pelan seraya mengangguk-angguk.
Seohyun menerima gelas kosong dengan puas. Hendak membelai surai panjang Heejin sebagai pujian, namun secepat mungkin Heejin berkilat. Saat itu juga Seohyun berdecih, sedang penglihatannya tak sengaja mendapati Jaemin di depan gerbang sana.
“Na Jaemin!” sapa Seohyun berseru.
Heejin tak habis pikir, laki-laki yang kemarin menyatakan suka padanya masih berani muncul setelah ditolak. Jangan menyukaiku… seperti itulah kalimat yang dilontarkannya atas pernyataan Jaemin. Dalam hatinya, Heejin mempertanyakan kesungguhan Jaemin. Meragukannya, mendorongnya menjauh dan meyakini bahwa itu hanya rasa simpati.
“Eonni memberikan les matematika padanya, dia baru pindah ke sekolahmu dan dia juga kepona…” Heejin sudah menuruni tangga, melenggang di halaman rumah membuat Seohyun berdesis.
Seperti kemarin, Heejin berlalu meninggalkan Jaemin. Menghindari laki-laki yang terus mengikuti dari jarak tiga meter di belakang. Berbicara mengenai dirinya yang belum pernah mendapat penolakan, tunggu, bahkan sebelumnya seorang Na Jaemin tidak pernah mengungkapkan perasaannya lebih dulu.
“Dari mana dia belajar kurang ajar seperti itu,” komentar Seohyun kembali meneruskan dengan keras-keras, “HEEJIN-AH SEMOGA HARIMU MENYENANGKAN!”
“NUNA, KAMI BERANGKAT!” seru Jaemin.
“GEURE, JAEMIN-AH! HWAITING!” Seohyun senang ada yang menyahuti seruannya, ia menjadi semakin yakin karena ada Jaemin yang akan mengawasi Heejin.
***
“Benar tidak mau naik?” kata Jaemin lagi, mengayuh pelan laju sepedanya agar selaras dengan langkah kaki Heejin.
Terakhir kali Heejin naik sepeda bersama Haechan. Masih jelas dalam ingatannya, kecelakaan mobil yang menimpa Haechan, seketika kebahagiaan berlalu cepat, tergantikan dengan kemalangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Sound
Fanfiction[END] Na Jaemin baru saja jatuh dalam pesonanya hanya dalam tiga detik. Gadis itu bernama Jeon Heejin, pendiam, jarang bicara dan dengan sengaja mengasingkan diri dari sebuah ikatan yang disebut pertemanan. Heejin terus menghindarinya. Sampai ia men...