_BITSORI_
Wednesday, 27/11/2019"Ini G minor, kan?"
"Bukan!" Jeno agak menyentak sambil mengarahkan jari Nakyung ke senar lain, "Sudah berapa kali aku bilang ini C, D..."
"Aku tidak mau belajar lagi darimu!" seru Nakyung marah, berdiri dari duduknya membiarkan gitar dipegang oleh Jeno.
Studio latihan bawah tanah sepi setelah tadi pagi ramai oleh suara musik Dream Band. Nakyung sendiri yang meminta diajarkan gitar, namun menyerah setelah 27 menit, mengkritik cara mengajar Jeno yang ia nilai jahat.
"Sepertinya aku butuh buku untuk mempelajari tentang wanita," kata Jeno terdengar konyol, seperti bukan dia saja, geleng Nakyung.
"Dasar bodoh, kau hanya perlu mempelajari tentangku!" Nakyung menggerakkan tangannya, memberi isyarat agar Jeno mendekat, "Sini, sini, biar aku beritahu sesuatu."
Jeno membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan Nakyung. Gurat wajah tampan Jeno yang begitu serius membuat Nakyung tersenyum jail. Saat ini Nakyung dalam posisi siap berbisik, menaruh satu tangan antara bibirnya dengan telinga Jeno.
"Neon naekko (Kau milikku)." Setelah mengatakannya Nakyung mengecup singkat pipi Jeno yang lalu segera berlari menuju pintu.
Jreng~ gitar diletakkan begitu saja. Sejenak Jeno terpaku sambil memegangi pipinya, ia tersipu.
"Nakyung-ah! Dari mana kau belajar seperti itu!"
Pintu studio tertutup keras, mengagetkan satu orang yang sedari tadi bersembunyi di balik tirai penghias dinding.
"Mereka berpacaran," kata Jisung, mulutnya ternganga dengan tangan terkepal memegang erat stick drum.
♪♪♪
Nancy menarik napas dalam-dalam, "Heejin maafkan aku," kata Nancy dengan suara lantang, ketika gadis yang menguncir dua rambutnya baru saja memasuki kelas, kontan ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruang kelas.
Obrolan seru mengenai Jisung yang memergoki Nakyung mencium pipi Jeno di studio kemarin malam terhenti.
"Harusnya aku tidak kembali lagi ke studio, stick drum ini..." ujar Jisung tertahan selagi dilihatnya Nancy semakin mendekati Heejin, ia tersadar dekorasi kelas yang dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan permintaan maaf dalam berbagai karakter dan gambar.
"Aku sudah keterlaluan, sungguh aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Saat itu pastilah kau yang paling terluka tapi aku malah memikirkan perasaanku sendiri... jeongmal mianhae."
"KAMI MINTA MAAF!" kompak yang lainnya.
Siapa yang tidak terharu mendapat kejutan luar biasa seperti ini. Tulisan-tulisan yang mengatakan bahwa Heejin bukanlah pembawa sial terpampang. Kata-kata penghibur dan dukungan terucap. Papan tulis juga dipenuhi kalimat positif agar Heejin tetap semangat melalui segala sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Sound
Fiksi Penggemar[END] Na Jaemin baru saja jatuh dalam pesonanya hanya dalam tiga detik. Gadis itu bernama Jeon Heejin, pendiam, jarang bicara dan dengan sengaja mengasingkan diri dari sebuah ikatan yang disebut pertemanan. Heejin terus menghindarinya. Sampai ia men...