_BITSORI_
Saturday, 05/10/2019PAGI-PAGI sekali Jaemin sudah siap dengan seragam sekolahnya yang dibiarkan tanpa mengaitkan kancing, memperlihatkan kaos putih polos di dalamnya. Dia terbiasa melakukan jogging terlebih dahulu sembari berangkat ke sekolah.
Sampai di belokan gang menuju jalan aspal, Jaemin masih berlari santai menikmati embun pagi dan tentunya udara segar di lingkungan barunya. Sesekali dia bersenandung tak jelas, antara puisi, kata bijak dan sebaris lirik lagu terlontar dari mulut tipisnya. Sampai melewati sebuah rumah, dimana Heejin baru saja menutup gerbang setinggi lutut, berjalan keluar dengan terburu-buru.
“Ternyata ada juga yang berangkat sekolah sepagi ini!” komentar Jaemin seperkian detik kemudian menghentikan larinya menjadi jalan di tempat. “Bukankah dia?!” lanjutnya melangkah mundur dengan gaya berjogging-nya
Betapa terkejutnya Jaemin mengenali wanita itu adalah wanita yang dilihatnya kemarin di bus, hingga terus melangkah mundur melewati Heejin.
“Ada apa dengannya?” tanya Heejin, berdecak menganggap aneh tingkah Jaemin.
“ANNYEONG!” sapa Jaemin mengagetkan Heejin dengan kedatangannya yang tiba-tiba, ia menambahkan dengan masih berlari kecil mengimbangi langkah Heejin. “Kita bertemu lagi.”
Heejin mengerutkan dahi, bersikap acuh dengan merogoh earphone berwarna putih dari dalam saku seragamnya, yang Haechan berikan padanya.
“Aku yang duduk di sebelahmu di bus kemarin.”
Sayangnya yang Heejin ingat kemarin dia di bus bersama Haechan. “Terus apa maumu?”
Gerak kaki Jaemin terhenti, dia tidak tahu kalau wanita itu sedikit angkuh. “Berkenalan denganmu, aku baru pindah ke sini, namaku Na Jaemin dan… kau?” kata Jaemin hampir tidak memercayai ucapannya sendiri, terlebih ketika ia mengulurkan tangan.
Lagi-lagi dia harus menerima rasa malu atas sambutan dingin Heejin. Mau tak mau Jaemin menarik kembali uluran tangannya. Sesaat merasa agak kikuk, hingga pandangan Jaemin tertuju pada name tag yang menempel di seragam wanita, yang dengan cepat melengos mengabaikannya.
“Jeon Heejin, senang berkenalan denganmu!” seru Jaemin tergesa mengekor di belakang Heejin yang semakin mempercepat langkahnya.
♪♪♪
“Dia sudah berangkat setengah jam lalu?!” ujar Nakyung merasa terkhianati.Sekali lagi Seohyun mengangguk. “Heejin meninggalkan pesan di atas meja makan, katanya dia mengijinkanku mengendarai tapi jangan harap bisa mengantar jemputnya,” kata Seohyun memperlihatkan kertas kuning bertuliskan tangan Heejin.
“Dia tidak bilang apa-apa padaku, apa menurut Eonni… dia baik-baik saja?”
“Hmm, tidak ada yang janggal, mungkin dia hanya ingin berangkat lebih awal,” balas Seohyun.
Mau bagaimana lagi, Nakyung harus berangkat sekolah sendirian. Dengan berat hati dia pamit pada Seohyun.
Tak lama dering ponsel mengalihkan perhatian Nakyung. “Dari Jeno!” girangnya menyentuh tanda hijau pada layar, telepon pun tersambung.
“Kau sudah berada di sekolah?” Nakyung tahu betul Jeno selalu datang lebih awal dari setiap murid karena jabatannya sebagai Ketua OSIS. “Apa kebetulan kau bertemu dengan Heejin?”
Di gerbang sekolah Jeno terlihat berjaga bersama anggota kepengurusan yang lain, bola matanya bergulir. “Tidak, aku tidak melihatnya.”
Selain pemimpin di antara para murid di sekolah, Jeno juga mendapat peringkat ke satu diangkatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Sound
Fanfic[END] Na Jaemin baru saja jatuh dalam pesonanya hanya dalam tiga detik. Gadis itu bernama Jeon Heejin, pendiam, jarang bicara dan dengan sengaja mengasingkan diri dari sebuah ikatan yang disebut pertemanan. Heejin terus menghindarinya. Sampai ia men...