[END] Na Jaemin baru saja jatuh dalam pesonanya hanya dalam tiga detik.
Gadis itu bernama Jeon Heejin, pendiam, jarang bicara dan dengan sengaja mengasingkan diri dari sebuah ikatan yang disebut pertemanan.
Heejin terus menghindarinya. Sampai ia men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Aaachuuu~”
Choi Siwon selesai menulis di papan tulis, ia sudah tidak bisa mengabaikan muridnya yang terus-terusan bersin dijam pelajaran. Berbalik memandang seluruh penghuni kelas, Siwon menatap kasihan pada laki-laki yang duduk dideretan paling belakang dekat jendela, memperlihatkan cuaca agak mendung di luar sana.
“Jaemin-ah, kalau tidak punya payung setidaknya kau berteduh, kenapa sampai hujan-hujan begitu, hujan dimusim gugur itu lebih dingin,” tegur Siwon terselip perhatian dalam ucapannya, ia mengerling pada satu murid laki-laki lain yang tampak serius menulis.
“Jeno-ya, antar Jaemin ke UKS,” titah Siwon.
“Aaachuuu~” Jaemin kembali bersin, menjadi pusat perhatian semua pandang mata.
Sesaat setelah Jeno dan Jaemin keluar dari kelas. Siwon yang mengajar dibidang biologi itu mengedarkan pandangan ke seluruh ruang kelas,
“Yang lain juga harus menjaga kesehatan, paham?” tanya Siwon dibalas sahutan kompak murid-muridnya.
♪♪♪
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Begitulah akhirnya Jeno dan Jaemin berada di UKS dengan perasaan canggung. Mereka belum dekat satu sama lain, karena Jaemin yang murid pindahan itu baru dua hari dikenalnya dan itu pun hanya sekedar mengetahui nama.
“Ganti seragammu dengan ini,” Jeno menyodorkan pakaian olahraga, “Baju basah bisa semakin memperparah flu,” lanjutnya selagi Jaemin menerima pakaian sembari mengangguk mengerti.
“Terima kasih,” kata Jaemin menaruh tangan di bahu Jeno, ia menambahkan dengan senyum lebar, “Pantas saja kau menjadi ketua kelas, kau memiliki rasa peduli tinggi terhadap orang lain, mari kita berteman!”
“Aku bukan ketua kelas tapi Ketua Osis,” tukas Jeno.
Mata Jaemin sampai membulat sempurna, “Wahh, itu lebih hebat!” seru Jaemin berpikir jauh akan kedekatannya dengan seorang pemimpin seluruh murid, senyuman yang semakin lebar itu justru membuat Jeno risih.
