Episode 18 - Nyaman

858 122 77
                                    

_BITSORI_
Monday, 25/11/2019

Seohyun dan Kyuhyun sudah berada di Busan. Mereka ditemani Sooyoung untuk menemui Irene dan Suho. Tapi entah kenapa Sooyoung belum juga menemukan alamat tempat tinggal mereka, padahal ia sangat yakin setelah menikah keduanya tinggal di rumah tersebut.

Seohyun mulai meragukan Sooyoung, ia merasa sedang dipermainkan sekarang. Sooyoung kembali menghampiri Seohyun dan Kyuhyun setelah menjauh untuk menerima telepon.

“Sooyoung Imo, sebenarnya mereka dimana?!” tanya Seohyun terbawa emosi.

“Mereka sedang berada di Jepang, aish… kenapa baru menghubungiku sekarang!” seru Sooyoung kecewa, ia merasa bersalah karena tidak menghubungi Suho maupun Irene terlebih dahulu, alhasil dia hanya menemukan rumah yang kosong, tanpa ada pemiliknya.

“Kapan mereka pulang?” Kyuhyun mencoba membuat Seohyun lebih tenang dengan menepuk-nepuk pundak wanita itu.

“Minggu depan dia akan menyusul kita ke Seoul… berhubung terlanjur berada di sini, bagaimana kalau sekarang kita pergi jalan-jalan dulu,” usul Sooyoung, berjalan keluar dari halaman rumah.

Kyuhyun menarik lengan Seohyun untuk mengikuti Sooyoung. “Ide yang bagus,” komentar Kyuhyun berlalu menghampiri mobil yang terparkir di depan rumah.

Dengan kecepatan sedang Kyuhyun melajukan mobil di antara mobil-mobil lain. Seohyun terlihat lelah, dia memilih untuk tidur di dalam mobil. Sedang Sooyoung bergulat dengan pikirannya, apa yang terjadi jika ia bertemu dengan Heejin nanti. Apa dia bisa mengatasinya dengan baik, dan apakah Heejin akan sedikit berubah karenanya?

 Apa dia bisa mengatasinya dengan baik, dan apakah Heejin akan sedikit berubah karenanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♪♪♪

Karena merasa penasaran, Nakyung, Chenle dan Renjun mengintip dari sela pintu. Ternyata mereka sengaja keluar dari studio, memberi ruang dan waktu bagi Heejin dan Haechan berbicara.

“Jadi laki-laki itu baru bangun dari koma,” kata Chenle.

“Dia cukup romantis,” imbuh Renjun.

Jaemin tampak bersandar di tembok dengan tidak nyaman, ia bahkan mencuri dengar omongan ketiga orang yang menyembulkan kepala di celah pintu.

Jisung tahu gelagat Jaemin memang mencurigakan, dengan cepat menyimpulkan bahwa ketua band itu menyukai Heejin, ditambah selama ini dia juga sudah sering melihat Jaemin tersenyum memandangi Heejin dari kejauhan.

“Sepertinya kau tidak perlu mengawasinya lagi,” celetuk Jisung, serentak Jaemin dan Jeno menoleh padanya.

“Akan tetap aku lakukan.” Jaemin menghela napas panjang.

Jeno menunjukan sikap penasaran dan penuh selidik, “Maksud kalian mengawasi Heejin?”

Tidak sulit bagi Jeno menyadari sekitarnya. Semenjak kepindahan Jaemin ke sekolah, ia langsung tahu kalau laki-laki yang lebih muda empat bulan darinya itu memiliki kepedulian tinggi terhadap teman-temannya. Alasan mengapa Jaemin pindah sekolah, semakin meyakinkan dugaan Jeno.

Rain SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang