KEISHA (Promise)

11.Memastikan

Happy reading 💕 jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.

Tiga hari setelah kesepakatan antara Keisha dan Kano kini mereka semakin dekat, dengan Kano yang terus mendekati Keisha dan mengikutinya kemanapun Keisha pergi.

Bahkan Kano sangat sering mendatangi rumah Keisha dengan beralasan ingin belajar bersama,atau mengajak main, dengan berkeliling komplek dan berakhir berhenti di taman komplek. Bukan Kano namanya jika saat bersama Keisha tak menjahilinya. Kano selalu menggoda Keisha,atau selalu menjahili gadis jutek dan bawel itu. Menurutnya itu suatu kesenangan bagi Kano saat melihat Keisha marah-marah dan memasang wajah garang layaknya seperti ibu kos-kosan yang ingin menagih uang sewa-nya.

Cara Kano ingin membuat seorang gadis luluh padanya sangat berbeda dengan laki-laki lain. Yang dimana laki-laki lain selalu memberikan kesan manis dan romantis dengan rayuan gombalnya. Tapi tidak dengan Kano, menurut Kano cara seperti itu terlalu biasa-biasa saja dan Kano ingin mencoba cara yang berbeda dengan membuat seorang gadis yang di tuju menjadi lebih sebal dan benci padanya. Karena Kano percaya bahwa cinta dan benci itu beda tipis. Maka dari itu Kano ingin membuat Keisha terus-terusan kesal akan tingkahnya, dan berakhir dengan jatuh cinta.

Tentang kaki Keisha,kini sudah sedikit sembuh dan bisa berjalan dengan sendirinya tanpa bantuan siapapun. Hanya saja, Keisha tidak bisa berlari atau berjalan cepat, mengingat kaki Keisha masih belum sembuh total,dan itu membutuhkan beberapa hari agar kakinya sembuh seperti semula.

Dan saat ini Keisha tengah melangkah kakinya untuk pergi ke toilet sekolah, karena di saat ia tengah mengobrol asik dengan teman-temannya. Tiba-tiba Keisha kebelet,dan pergi meninggalkan kedua temannya.

Saat Keisha tengah berusaha untuk berjalan,mata Keisha tak sengaja melihat Dimas yang sedang berjalan dengan berlawanan arah. Keisha merasa sedikit gugup saat Dimas semakin dekat dengannya. Bahkan saat ini Keisha menundukkan kepalanya,bukan karena Keisha takut dengan Dimas,hanya saja Keisha merasa sangat gugup saat berhadapan dengan cowok tampan seperti Dimas itu.

Keisha terus saja berjalan dengan menundukkan kepalanya,namun dengan kecerobohannya dan tidak melihat ke depan, tiba-tiba Keisha merasa menabrak sesuatu dan anehnya Keisha tidak terasa sakit di tubuhnya, melainkan Keisha mencium wangi parfum yang sangat menenangkan,dan Keisha yakin jika parfum ini milik laki-laki. Namun siapa yang Keisha tabrak ini?

Dengan gerakan lambat Keisha mendongakkan kepalanya melihat siapa orang yang tengah Keisha tabrak saat ini? Namun betapa terkejutnya Keisha saat melihat cowok tampan yang sampai detik ini Keisha sukai. Tenyata Dimas yang Keisha tabrak. Entah itu keberuntungan bagi Keisha atau kesialan, karena menabrak cowok yang ia sukai.

"Di-dimas." Gumam Keisha gugup dengan mata yang tak lepas menatap wajah datar Dimas. Langsung saja Keisha menjauhkan tubuhnya dari Dimas, dengan perasaan bercampur aduk dan sekaligus gugup setengah mati. Bagaimana tidak,jika orang yang di sukai kini berada di hadapannya begitu saja,dan lebih parahnya ia menabrak tubuh kekar Dimas.

"So-sory." Ucap Keisha dan kembali menundukkan kepalanya gugup. Keisha yakin jika saat ini Dimas sedang menatapnya intens,dan Keisha sangat-sangat menjauhi tatapan tersebut, karena itu membuat Keisha semakin gugup jika berada di dekatnya.

"Ya, gak apa-apa." Jawab Dimas dingin dan melenggang pergi meninggalkan Keisha yang masih berdiri di sana dengan kepala yang terus menunduk.

Hampir tiga menit Keisha menundukkan kepalanya tetapi tidak ada suara lagi dari Dimas dan itu membuat Keisha bingung. Mengapa Dimas hanya diam saja? Dengan rasa penasaran Keisha memberanikan diri untuk melihat Dimas, namun saat ia mendongakkan kepalanya ia tidak melihat Dimas di dekatnya, bahkan lorong koridor pun sepi tidak ada murid yang melewatinya. Dan Keisha baru menyadari bahwa Dimas sedari tadi sudah pergi meninggalkannya.