Vol. 3

105 11 2
                                    

Happy Reading guys💜

Don't forget give your vote and comment 💜

I'm sorry kalau ada yang typo😔
Karena idlrval just human biasa yang penuh dosa dan tempatnya salah😣

Love you~

🥀🥀🥀

Berkas cahaya menelusup masuk lewat jendela yang gordennya sudah disingkap Eva karena hari sudah pagi.

Suara denting sendok karena bertabrakan dengan piring terdengar nyaring pagi ini. Tidak ada obrolan hangat seperti biasa.

Mood Liova yang sudah down dari kemarin karena kehadiran Revan. Eva menyadari itu. Ia berusaha tidak akan membahas.

Tapi mulutnya gatal untuk sekedar bertanya padahal ia tahu hal itu akan mengganggu Liova.

Liova menarik napas saat menyadari Eva yang terlihat gelisah. Eva begitu jelas seperti akan bertanya tapi ia urungkan kembali. Liova memijit pangkal hidungnya sesaat.

“Bunda jangan tanya apa-apa dulu, ya. Biarin Liova buat mikir secara bersih dulu ya, Bun. Baru itu Liova bakal kasih tahu semuanya.” Tutur Liova membuat Eva menarik napas lega.

Eva tersenyum manis.

“Kamu baik-baik aja ‘kan?” tanya Eva yang sontak membuat hati Liova berdenyut nyeri. Liova menggigit bagian dalam bibirnya agar air matanya tidak mengalir seperti kemarin.

Rasanya aku mau mati karena sesak di dada, Bun. Kalau Bunda mau tahu.

Liova tersenyum.

“I’m always okay, Bun. Liova berangkat, ya.” Pamit Liova lalu meraih tasnya yang ia taruh di kursi kosong yang ada disampingnya.

Eva mengangguk kemudian tersenyum. Setelah menyalami serta mencium pipi Eva, Liova bergegas keluar menuju sepedanya yang sudah terparkir di halaman rumahnya.

Kadang Eva bingung dengan Liova yang memilih menggunakan sepeda dibanding motor atau mobil.

Setiap ditanya, Liova selalu menjawab ‘Biar sehat, Bun. Dan biar Ayah senang karena sepedanya Liova pake terus.’

Liova melepas tasnya yang ada digendongannya kemudian ia taruh didalam keranjang yang tersedia di sepedanya.

Kaki mungilnya menghentakan standar sepedanya dan segera menaiki sepedanya. Dahinya mengernyit bingung dan wajahnya berubah kaget saat melihat seseorang tengah berdiri tegak tak jauh didepannya.

Orang itu tersenyum kemudian melambaikan tangannya ke arah Liova.

Liova memutar kedua matanya malas, kemudian kakinya menggowes pedal sepedanya. Revan yang menyadari Liova meluncur ke arahnya langsung menghindar.

Saat Liova beserta sepedanya melewatinya, Revan dengan sigap menangkap boncengan sepeda Liova.

Sontak Liova langsung menekan rem sepedanya kuat-kuat agar ia tidak terjatuh.

“Gila, ya lo!” sembur Liova sambil melempar tatapan tajam. Alih-alih merasa bersalah, Revan malah menyengir lebar.

“Lo sih mau kabur, ya gue tangkep lah.” Ucap Revan sedikit ngawur. Liova berdecak malas kemudian bersiap kembali menggowes pedal sepedanya.

“Eit! Tunggu! Gue ikut.” Kata Revan lagi menghentikan Liova. Liova menatap Revan aneh dan bingung.

“Maksud lo?”

Universe✓ REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang