Happy Reading guys💜
Don't forget give your vote and comment 💜
I'm sorry kalau ada yang typo😔
Karena idlrval just human biasa yang penuh dosa dan tempatnya salah😣Play video di mulmed dan musik yg aku saranin ya guys.. Biar kerasa feelnya:)
Love you~
🥀🥀🥀
Now playing:
Hard For Me - Doyoung NCT"Main basket?"
Revan melempar tatapan serta pertanyaan heran kepada Milano yang sedang tersenyum tipis ke arahnya.
Tak lama Milano melempar bola oren ke arah Revan, dengan sigap Revan menangkap bola tersebut. Milano melepas jas hitam yang dipakainya, lalu menaruhnya di tribun. Revan pun melakukan hal yang sama.
Setelahnya mereka berdua asyik bermain basket dengan satu banding satu. Memang dasarnya Revan yang paling jago bermain basket, berhasil memasukkan bola ke dalam ring sebanyak tiga kali dalam kurun waktu 3 menit saja. Hal ini dipermudah karena Milano tidak benar-benar bermain serius.
Pada dasarnya ia hanya memancing Revan.
Jrek!
Revan tersenyum simpul karena bolanya kembali masuk ke dalam ring. Milano tersenyum tipis lalu mengecek ponselnya.
Setelahnya ia menghampiri Revan yang masih sibuk mendrible bolanya.
"Lo tunggu disini dulu. Gue beli minum dulu." Ucap Milano yang membuat Revan melempar tatapan bingung.
"Baru 10 menitan loh kita main, bisa-bisanya lo udah kehausan."
Milano hanya menyengir kemudian berlalu meninggalkan Revan sendirian di lapangan. Hari ini atap lapangan di tutup jadi sinar matahari tidak terlalu membuatnya kepanasan. Revan memutuskan duduk di tribun lapangan.
Ia mengambil jasnya sambil menyeka keringat yang mulai menetes dari pelipisnya.
"Andai kau tahu, disini kumerindukanmu."
Revan terdiam. Sebuah suara yang menggema ke seluruh ruangan membuatnya kaget. Ia hanya diam tidak berani berbuat apa-apa. Oh, ya. Ia sendirian disini.
"Merindu karenaku tak mampu, bertahan untuk tak memilikimu."
Suara itu kembali terdengar, Revan memberanikan diri untuk berbalik. Matanya terarah memandang dinding yang menampilkan hal yang tidak disangka Revan.
Entah dari kapan ada proyektor disana dan sebuah kursi disamping meja tempat menaruh proyektor tersebut.
Revan perlahan berjalan ke arah itu, tak membuang tatapannya sedetikpun dari layar proyektor yang menampilkan seorang gadis sedang duduk di sebuah ayunan dengan sebuah gitar di gendongannya.
Tatapannya terus menatap gitar yang dipegangnya. Revan akhirnya duduk dan menanti gadis itu melanjutkan nyanyiannya.
"Kau yang selalu ada didekatku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe✓ REVISI
Teen FictionAkhirnya waktu yang mampu membuat kita menjauh. 🥀🥀🥀 Liova, gadis yang suka berkata ketus dan pendiam, begitu orang-orang mengenalnya. Parasnya yang seharusnya dikagumi karena kecantikannya, malah dianggap buruk disekitarnya. Ia memilih menjauh da...