Happy Reading guys💜
Don't forget give your vote and comment 💜
I'm sorry kalau ada yang typo😔
Karena idlrval just human biasa yang penuh dosa dan tempatnya salah😣Love you~
🥀🥀🥀
Liova menatap kosong jendela kamar Revan yang ada di seberangnya. Lampunya padam. Menandakan cowok itu sedang tidak ada dirumahnya.Mungkin sedang mengantar Hana untuk berobat.
Liova tersenyum miris. Besok hari keberangkatan nya. Dan besok adalah hari dimana acara perpisahan kelas XII dilangsungkan.
Sebenarnya Liova ingin tinggal sebentar untuk melihat Revan dipakaikan medali kelulusan.
Tapi jadwal sudah ditentukan, tidak mungkin ia akan mengundur waktu lagi. Masalahnya adalah Charlotte terus meneleponnya dan ingin segera bertemu.
Soal tiket pesawat, Charlotte yang memesannya. Jadi Liova serta Eva tidak dapat berangkat sesuai keinginan mereka.
Tok tok tok!
Kriet..
Eva membuka lebar pintu kamar Liova yang tidak dikunci. Ia tersenyum tipis kemudian berjalan menghampiri Liova yang sepertinya belum menyadari kehadirannya.
"Liova.. Ngapain, heum?" Tanya Eva sambil menepuk pundak Liova. Liova tersentak sesaat kemudian tersenyum tipis lalu menggeleng. Pandangan Eva mengarah ke tempat yang dipandang Liova tadi.
"Bukannya Revan gaada dirumah? Soalnya tadi Bunda liat dia keluar sama Hana." Ucap Eva yang disambut anggukan setuju oleh Liova.
"Iya, makanya Liova liatin. Hehe.." Liova menyengir lebar. Eva mendengus geli.
"Udah diberesin semuanya?" Tanya Eva, Liova mengangguk kemudian ia menunjuk 2 koper besar didekat lemarinya dengan dagunya. Eva mengangguk lalu mengelus puncak kepala Liova.
"Jangan tidur malem-malem ya.. Entar masuk angin." Ucap Eva kemudian mengecup puncak kepala Liova. Liova mengangguk sambil tersenyum tipis.
"I love you."
"Love you too." Eva tersenyum kemudian bangkit, beranjak dari kasur empuk milik Liova.
"Bun.." Eva yang hampir memegang knop pintu, kembali menoleh ke arah Liova. Ia tersenyum sambil menampilkan wajah bingungnya.
"Iya sayang?"
Liova tampak berpikir sejenak sebelum menanyakan sesuatu yang sedari tadi mengganjal di hatinya. Liova berdeham kemudian mengangguk mantap.
"Besok Bunda bisa ke bandara duluan? Nanti kalau sudah 15 menit sebelum take off, Liova janji udah samperin Bunda."
"Loh, kok gitu?"
Liova sudah menduga kalau Eva akan bertanya seperti itu. Ia tersenyum tipis.
"Ada hal penting yang perlu Liova beresin, Bun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe✓ REVISI
Teen FictionAkhirnya waktu yang mampu membuat kita menjauh. 🥀🥀🥀 Liova, gadis yang suka berkata ketus dan pendiam, begitu orang-orang mengenalnya. Parasnya yang seharusnya dikagumi karena kecantikannya, malah dianggap buruk disekitarnya. Ia memilih menjauh da...