Vol. 15

50 9 0
                                        

Happy Reading guys💜

Don't forget give your vote and comment 💜

I'm sorry kalau ada yang typo😔
Karena idlrval just human biasa yang penuh dosa dan tempatnya salah😣

Love you~

🥀🥀🥀

Sejak kejadian beberapa menit yang lalu, Liova dan Revan duduk berdampingan di kasur Liova. Selepas mengganti baju serta mandi, Liova langsung menemukan Revan yang sedang melihat-lihat kamarnya. Jadinya, mereka berakhir seperti saat ini.

Suasana canggung begitu kentara dalam ruangan itu. Yang satu berusaha untuk tenang, yang satunya mati-matian menjaga keinginan hati.

Liova berdeham lalu menutup tirai jendela kamarnya. Tadinya hujan sudah mereda, tapi entah kenapa kembali turun deras.

Liova diam ditempat saat dua tangan besar yang melingkar diperutnya. Lehernya terasa sedikit geli saat Revan mengendus-endus leher Liova.
Cowok itu memeluknya begitu erat, seperti tidak akan dilepaskan.

Awalnya Liova hanya diam, tiba-tiba saja ia terpikirkan tentang Lara. Pacar Revan yang baru saja balikan dengan cowok itu.

Liova berusaha melepaskan kedua tangan Revan, namun Revan malah semakin erat memeluknya.

"Van, inget. Lo masih ada Lara." Kata Liova agak melirih.

Jujur saja, ia hampir kehabisan stok suaranya setelah kejadian beberapa saat yang lalu. Revan mengernyit samar.

"Lara?"

Liova mengangguk, "Gue gak mau jadi PHO." Tegas Liova membuat Revan tertawa kecil. Liova jadi heran sendiri.

"Sampai kapan pun lo itu bukan PHO, Va. Lo itu PHR."

Liova melirik Revan dengan pandangan bingung. Istilah apa lagi coba?

"P..HR?"

"Iya. Perusak Hati Revan."

Liova mendengus karena Revan lagi-lagi melontarkan candaan disaat ia mulai serius.

Liova merasa tidak enak hati dengan Lara kalau begini. Ia merasa sudah menjadi PeLakOr seperti yang selalu viral di channel azab.

"Orang serius juga." Gerutu Liova sambil mempoutkan bibirnya.

Melihat hal itu, Revan tersenyum gemas. Ternyata lucu juga ekspresi Liova saat ngambek.

Maklum saja Revan kagum dengan ekspresi Liova saat ini. Sangat jarang sekali Liova bersikap ngambek seperti sekarang. Biasanya kalau kesal ya sudah. Hanya diam dan jawab seadanya.

Revan merasa Liova mulai mencoba mengeluarkan sifat aslinya.
Revan membalikkan tubuh Liova agar mereka saling berhadapan. Revan tersenyum.

"Inget, kata-kata aku. Kamu punya aku, aku punya kamu. Aku sayang kamu, kamu sayang aku." Kata Revan yang merubah pola katanya menjadi aku-kamu.

Agak geli sebenarnya mendengar Revan ber-aku-kamu, tapi ya namanya beradaptasi boleh lah dicoba.

Liova bergumam, "Terus Lara?"
Revan memudarkan senyumnya, menatap Liova lekat-lekat. Tatapan tajam itu membuat jantung Liova tak karuan.

Universe✓ REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang