Happy Reading guys💜
Don't forget give your vote and comment 💜
I'm sorry kalau ada yang typo😔
Karena idlrval just human biasa yang penuh dosa dan tempatnya salah😣Cek mulmed gaiseu~
Love you~
🥀🥀🥀
Tok! Tok!
“Ya! Sebentar!”
Ceklek…
“Siapa… astaga.”
Yara menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kedua matanya terasa sangat pedih sekarang.
Sosok yang ditunggu-tunggu kini tengah tersenyum di ambang pintu. Ia tersenyum tulus, seolah-olah mereka sering bertemu.
“Siapa, Ra?” tanya Milano yang menyusul Yara. Tatapannya masih tertuju ke arah Yara yang sedang menahan tangis. Milano mengernyit bingung. Perlahan ia mengikuti arah pandangan Yara.
Kedua matanya membulat sempurna dengan mulutnya yang menganga lebar. Ia ikut menutup mulutnya dengan kedua tangannya, sama seperti Yara.
“Gak mungkin..” gumamnya sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Sosok didepannya hanya tersenyum. Bibir tipisnya yang terbalut liptint merah muda itu terus menyunggingkan senyumnya.
“Firstly, Where is Revan?”
🥀🥀🥀
Now playing:
Scenery - V BTSJrash!
Tringtling~
Revan menghela napas karena hujan turun tanpa bisa diprediksi lagi. Parahnya ia tidak membawa payung, karena memang tadi cuacanya sangat cerah.
Jadi Revan tidak akan menyangka jika hari ini akan turun hujan. Revan memutuskan menunggu sebentar.
Salah satu tangannya menengadah, menampung tetesan air hujan di telapak tangannya. Revan tersenyum tipis.
Biasanya saat sore, ia dan Hana menyempatkan untuk ziarah ke makam Gilang. Tapi mungkin akan tertunda sampai besok. Hujannya sangat deras, sampai malam mungkin tidak akan reda.
Senyumnya memudar, pikirannya melayang tentang Liova lagi.
Karena saat hujan mereka berpisah dan bersatu. Saat Revan meninggalkan Liova dulu, keadaan sedang hujan. Saat ia mengutarakan perasaannya, hujan kembali menemani. Hanya saat kepergian Liova, hujan absen.
Revan memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Tangan yang satu lagi masih setia memegang kantong plastik yang berisi cemilan yang akan dinikmati nanti. Revan mendongak, menatap langit yang sangat gelap.
Revan mendengus, “Bakalan bisa lebih dari satu jam kalau gue nunggu reda.” Gumamnya.
Ia menutup kepalanya dengan tudung jaketnya kemudian berjalan cepat menembus hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe✓ REVISI
Teen FictionAkhirnya waktu yang mampu membuat kita menjauh. 🥀🥀🥀 Liova, gadis yang suka berkata ketus dan pendiam, begitu orang-orang mengenalnya. Parasnya yang seharusnya dikagumi karena kecantikannya, malah dianggap buruk disekitarnya. Ia memilih menjauh da...