Ditunggu 140 vote, untuk update bab selanjutnya. Ayo bersenang-senang.
Terima kasih :)
□■□■□■□■□
Ms. Hiroko tidak berada di sisinya selama dua minggu ke depan. Naru membiasakan diri untuk bekerja sendiri tanpa seorang asisten dan juga sekretaris. Kalau masalah dapur dia tidak akan khawatir lagi. Sarapan, juga ketika makan siang tiba, Hinata akan menyiapkan semua makanan bergizi yang dibutuhkannya di atas meja. Tapi untuk makan malam, Naru menyadari kalau dia sudah kelewat jauh. Saat melirik jam dinding, ia benar-benar baru sadar kalau ini sudah tengah malam. Ia penasaran mengapa Hinata tidak masuk ke ruang kerjanya, untuk menawari segelas teh dingin, atau sesuatu yang dapat membuatnya rileks.
Sebelum ini, Naru pikir hubungan mereka tidak akan membaik, setelah apa yang mereka lewati setidaknya dua hari ini. Sebuah pengakuan yang mengejutkan bagi Hinata. Pertama, Naru tidak mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor sipil. Kedua mereka terikat dalam status pernikahan di hadapan Tuhan, pemberkatan tentu saja sudah cukup membuat mereka dikenal sebagai pasangan suami-istri. Maka dari itu, status mereka tercacat tetap menjadi orang yang melajang, Hinata tahu itu, dan secara kesimpulan itu cukup masuk akal. Mereka tidak perlu melakukan sidang untuk mengurus perceraian, atau mewakilkan kehadiran mereka kepada pengacara masing-masing.
Sejujurnya, Hinata sampai dibuat pusing. Ia kira awalnya Naru sudah mendaftarkan pernikahan itu. Namun ternyata selama dua tahun—genap menjadi lima tahun, mereka tidak mencatatkan pernikahan itu, status mereka menjadi aneh. Sekarang, Naru mengurus atas seizin Hinata. Mereka menjadi pasangan yang sah secara hukum. Dan keputusan dari mereka jika memang menginginkan adanya perceraian, berarti keduanya akan dibuat pusing kembali. Bagaimanapun dia harus membayar utang di mana Naru berhasil membekaskan dirinya dari penjara.
Tadi malam, Hinata dan Naru merevisi surat kontrak mereka, perjanjian pra-nikah yang diperbarui. Dengan beberapa yang masih dipertahankan, "Laki-laki memiliki hak asuh untuk anak-anak. Setelah perceraian, istri mendapatkan tunjangan nafkah sesuai kesepakatan awal". Hinata merasa tidak perlu untuk tidak setuju dengan kesepakatan tersebut. Kalaupun memang dia hamil anak Naru, dan melahirkannya, alangkah lebih baik anak itu berada di sisi ayahnya. Ibunya wanita keparat yang hanya menghambur-hamburkan uang untuk berpesta setiap malam. Beruntung jika bukan menjadi pelengkap bagi laki-laki kesepian di kamar hotel mereka.
Setelah melepas kacamata dan meletakkannya di sisi laptop, Naru merenggangkan badan. Kemudian keluar dari ruang kerjanya. Ia tidak mendengar apa pun kecuali pendingin ruangan yang menyala, juga mesin otomatis pembersih lantai, seperti anjing penjaga yang terus mondar-mandir. Pikir Naru, mungkin Hinata sudah masuk ke kamar, tidur dengan cepat, meski itu terdengar amat mustahil.
Masuk ke dalam kamar, ia menduga istrinya tidak ada di dalam sana. Naru mendesah, rupanya ia kecolongan. Saking terbiasanya hidup sendiri dan mendedikasikan diri sebagai pria 'workaholic', istrinya keluar dari penthouses saja tidak disadari olehnya. Kalau begini jadinya, dia perlu memasang CCTV yang harusnya disambungkan ke laptop, atau memasang sensor garis, begitu istrinya kabur, alarm akan menyala, Naru membayangkan bunyinya cukup berisik, seakan-akan ada maling masuk ke dalam penthouses. Jika akhirnya seperti itu, ia pasti bakal meributkan keamanan di tempat ini. Ia tidak mau memperkeruh status kriminal istrinya karena kebodohannya sendiri.
Mau bagaimanapun jadinya, dia perlu menyambar ponselnya, beruntung untuk jaga-jaga, dia memasang pelacak yang mungkin tidak disadari oleh istrinya sendiri sebelum ini. Percayalah, dunia sudah canggih, tidak perlu memanggil orang-orang pintar dalam meretas, ia bisa tahu ke mana istrinya berada kalau sejak awal seorang suami selalu siap siaga memasang aplikasi yang bisa didapatkan secara cuma-cuma—berlaku bagi para suami yang punya istri seperti Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECONDLY ✔
Фанфик[Short Series] Naruto dan Hinata menikah karena alasan yang tak dapat dimengerti oleh mereka sendiri, dan dua tahun kemudian, mereka memutuskan untuk bercerai. Lima tahun setelahnya, tepatnya saat mereka memiliki kehidupannya masing-masing, keduany...