Revenge [ 15 ]: Unfinished Story

3K 316 26
                                    

Sedikit guncangan dirasakan oleh pria manis itu, ketika ada seseorang yang duduk tepat di sampingnya, pandangan Krist menatap lurus layar yang ada di hadapannya, tak berkedip barang sekalipun, terlalu fokus pada apa yang ia tonton.

"Kit, ayo temani aku pergi. Ada barang yang lupa aku beli untuk besok."

"Pergi sendiri, aku sedang malas."

"Ck, pria macam apa kau itu. Dasar pemalas."

Krist berpikir sejenak, "Baiklah, aku akan menemanimu. Aku ingin membeli ponsel baru."

"Memang ada apa dengan ponsel lamamu?"

"Benda itu terus berdering tidak berhenti, aku muak dengan pria itu."

"Bagaimanapun dulu dia orang yang kau cintai."

"Persetan dengan cinta."

Gun memukul pelan kepala Krist, karena pria itu selalu berbicara semaunya, padahal Gun takut segalanya akan berbalik pada diri Krist sendiri, lihatlah Singto, lihatlah selingkuhannya, saat mereka melakukan hal di luar batas yang tersisa hanyalah keburukan.

"Nanti sore kau ada pemotretan jangan lupakan itu."

"Ah, bawa aku pergi ke tempat yang jauh supaya pamanku tidak bisa menemuiku lagi dan memberiku pekerjaan semacam itu."

Krist mengarahkan pergelangan tangannya untuk menutupi sebagian wajahnya sendiri, sembari menyandarkan punggungnya pada sofa peachnya.

"Kau harus bekerja, jika tidak seperti itu kau mau jadi apa?"

"Apa saja, asal tidak melakukan hal seperti itu lagi. Kau tahu aku jengah terus di pandangi para staf, seolah aku ini tontonan yang menarik."

"Kau memang menarik sekarang, terlihat manis."

"Aku pria, jangan berkata aku manis dan sebagainya!"

Bibir Gun mengantup rapat, tak mengeluarkan satu patah katapun lagi, karena itu akan membuat suasana hati Krist menjadi buruk. Lihatlah pria itu sekarang mudah sekali menjadi emosional dan kasar, sensitif pada hal-hal tertentu. Ia berubah terlalu jauh, hingga menimbulkan kekhawatiran dalam hatinya.

"Oh ya Phi Gun, bisakah kita pergi satu jam lagi? Aku ingin pergi ke suatu tempat juga nanti."

"Kemana?"

"Nanti kau juga tahu."

Krist merenungi sesuatu, hal yang sedari tadi memenuhi pikirannya, ia mengalihkan pandangan pada sosok di sampingnya, besok Krist akan kesepian dan sendirian lagi, sama seperti sebelumnya, meskipun ia sudah terbiasa dengan fase seperti ini, tetapi tetap saja ia akan kehilangan seseorang lagi.

*********

Lalu lintas cukup padat pada pagi di kota Bangkok, saat Singto mengendarai audinya membelah jalanan menuju suatu tempat, tetapi sebelum ia sampai ke tempat tujuan yang merupakan rumah Kit. Ia melihat mobil pria itu melaju pergi keluar dari dalam gerbang tinggi yang menutupinya. Ia samar melihat sosok yang di carinya dalam mobil itu, akhirnya Singto memilih untuk mengikutinya, ternyata mereka pergi ke pusat perbelanjaan.

Ia bisa melihat Krist dan Gun berjalan bersisian menuju toko yang akan keduanya datangi, mereka memilih barang-barang, Singto mengamatinya dari kejauhan, ikut menyunggingkan senyumannya ketika melihat sosok manis itu tersenyum ke arah temannya. Keduanya menghabiskan banyak waktu di dalam sana, sampai akhirnya keluar beberapa puluh menit kemudian dengan menenteng banyak barang belanjaan. Singto juga melihat mereka pergi ke gerai ponsel, Krist terlihat serius memilih di bantu oleh Gun. Melihat hal itu Singto menjadi ingat jika Krist mengabaikan semua pesan dan panggilan telepon darinya. Hal terakhir yang mereka lakukan adalah makan siang di sebuah kafe.

[35]. Revenge [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang