Revenge [ 12 ]: Open Old Wounds

2.8K 312 52
                                    

Bunyi samar yang berasal dari deringan ponsel itu memenuhi ruangan tersebut, mengganggu sosok pria yang tengah tertidur pulas di atas tempat tidur yang terlihat cukup berantakan, Krist menggeliat lalu meraba-raba nakas meja mengambil benda persegi yang terus bersuara tanpa tahu malu. Ia membuka matanya sedikit, menyadari ada rasa tidak nyaman pada bagian bawah tubuhnya, ia menyerengit heran dan baru sadar setelahnya, ketika merasakan tubuhnya juga terasa remuk.

Ia menatap ponsel dengan casing berwarna hitam itu, ini bukan miliknya. Ia juga mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, ini juga bukan kamarnya tetapi ia ingat ini kamar lamanya, ia cukup terkejut mengingat segalanya.

Diusaknya surai kecoklatan itu dengan frustasi, ia mengintip kebawah selimut yang di kenakannya, Krist tak mengenakan apapun kecuali kemeja yang ia pinjam dari Singto, ia menengokkan kepalanya pada dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Ketika ponsel itu berdering lagi, barulah ia sadar dengan ponsel yang mengganggu tadi, terlihatlah nama yang tertera di sana, tadinya Krist ingin memberitahunya besok pagi, pasti wanita itu akan marah setelah tahu apa yang mereka lakukan. Krist mengumpankan dirinya sendiri dan berakhir dengan ia puas mempermainkan kedua orang itu.

Pandangannya terarah ke sekeliling, sembari menajamkan pendengarannya. Namun, tak ada tanda-tanda Singto berada di sini, kemungkinan besar Singto berada di bawah sekarang. Krist tersenyum mengerikan lalu mengangkat panggilan telepon yang sebenarnya tak di tunjukan padanya tersebut.

"Phi Singto, kenapa lama sekali mengangkatnya? Apa kau lupa ada janji denganku? Aku sudah menunggumu hampir 2 jam di sini!"

Hal yang Krist dapatkan setelahnya justru omelan tiada henti dari sosok itu, ia heran bagaimana bisa Singto bertahan dengan wanita bar-bar seperti Mook, kenapa bisa ia diam saja di atur dan di bentak-bentak seperti itu, Krist tak habis pikir sekarang.

"Maaf, aku bukan Phi Sing, tapi aku hanya ingin memberitahu karena merasa kasian, Phi Sing tak akan datang, jadi lebih baik pulanglah."

"Kau! Bagaimana bisa kau memegang ponsel phi Singto? Di mana Phi Singto? Lancang sekali kau melakukannya, kembalikan pada Phi Singto. Aku ingin bicara padanya."

"Lancang?" Krist tertawa mendengarnya, "aku punya hak untuk menjawab telepon apapun yang masuk ke sini, apa kau mengerti? Kau yang lancang menelepon su... Kekasihku malam-malam seperti ini, Phi Sing tidak bisa bicara denganmu, dia lelah sedang beristirahat."

"Kekasih?"

"Ya. kekasih." Krist tersenyum sinis lalu memikirkan sesuatu, "Phi Sing, jangan memelukku terlalu erat, aku tidak bisa bergerak, jangan nakal di bawah sana masih sakit."

Pria manis itu terkikik geli mendengarnya ocehannya sendiri, ia bisa merasakan aura kemarahan dari seberang teleponnya, Krist merasa senang.

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

"Jangan bertanya aku takut kau patah hati, kau mungkin bisa mengakuinya kalau dia ayah anakmu, tapi sayangnya pria itu milikku. Dia menyerahkan dirinya sepenuhnya padaku, bukan kau. Kau sangat menyedihkan...."

Belum sempat Krist menyelesaikan ucapannya, panggilan itu terputus, pria manis itu hanya tertawa, ia sekarang layaknya tokoh antagonis di setiap drama televisi yang berniat merebut kekasih orang, padahal yang ia rebut suaminya sendiri. Ini hal paling konyol yang pernah ia lakukan, berdebat dengan selingkuhan suaminya dan ia yang menjadi tersangkanya.

Derap kaki seseorang bergema pada lorong di depan kamarnya itu tertangkap pendengarannya, Krist dengan cepat menghapus historis panggilan telepon dari Mook dan meletakkan ponsel itu di atas meja, lalu berpura-pura masih tidur.

[35]. Revenge [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang