Revenge [ 13 ]: Phosphenes

2.7K 305 14
                                    

Genangan air yang menenggelamkan setengah bagian dari kakinya itu, terlihat sangat tenang. Krist menatap ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari tak tentu arah. Pandangannya tak teralihkan sama sekali dengan hal itu selama beberapa saat, orang lain mungkin akan mengganggapnya tengah mengamati ikan hias miliknya, padahal nyatanya pikirannya tengah melayang jauh entah kemana.

Krist merasa hampa, ia tak merasa bahagia, meskipun bisa membalas perbuatan wanita itu padanya. Tidak ada eforia lain kecuali kesenangan sesaat, tetapi itu justru memburuk suasana hatinya.

Pada titik ini ia sadar sesuatu hal, bahwa ia sudah berubah terlalu jauh, Krist bukan lagi sosok yang dulu, ia tidak mengenali dirinya sendiri sekarang, meskipun ini yang ia mau dan inginkan. Namun, kenapa ia merasa segalanya menyesakkan?

Ketika ia ada di titik terendah hidupnya, ia berusaha bangkit dengan keinginan kuatnya untuk membalas segalanya, meskipun dalam hati kecilnya ia ingin ketenangan.

Hidupnya menjadi tidak nyaman, penuh dengan kebencian, Krist bisa merasakan itu, sesuatu hal yang terus ia tanamkan pada hatinya.

Tepukan pelan di rasakannya, ada pergerakan lain dari sisi kirinya, ia melihat sosok mungil itu menatap ke arahnya dengan khawatir, lalu mengecek kondisinya.

"Badanmu masih hangat, lebih baik kau istirahat."

"Tidak, untuk apa aku berbaring seperti orang sekarat."

"Kau keras kepala."

"Itu memang aku." Krist mengangkat bahunya, tak acuh sembari menggoyangkan kedua kakinya mengganggu ikan-ikan di bawahnya.

"Aku akan pulang seminggu lagi."

"Oh." Tidak ada yang bisa Krist ucapkan, kecuali ber-oh ria mendengar ucapan Gun, menahannya pun percuma, Krist tahu pria tersebut punya kehidupan lain selain menemani Krist, ia juga punya keluarga yang harus ia urus.

"Tapi aku khawatir meninggalkanmu setelah kejadian kemarin."

"Kenapa?"

"Aku takut kau berubah menjadi seperti pertama kali ketika kita bertemu di rumah sakit seperti dulu, di sini tidak akan ada yang bisa merawatmu."

"Aku sudah sembuh."

"Hei, suamiku dokter aku tahu hal seperti itu tidak mudah hilang. Kau bahkan berhenti berkonsultasi setelah pulang ke Bangkok, jangan bilang aku tidak tahu apapun, karena kenyataannya aku tidak pernah melihatmu pergi ke rumah sakit atau mengkonsumsi obat-obatan apapun."

Krist tersenyum mendengarnya, "Masalahnya itu ada di sini," Krist menunjuk dadanya sendiri, "perasaanku yang pernah hancur, tidak semudah itu bisa kembali membaik. Aku tidak butuh pergi ke rumah sakit, hanya karena aku selalu bermimpi buruk tengah malam, hanya karena aku tertekan dan tidak punya semangat hidup, ini masalah waktu, aku ingin melewatinya sendiri, aku ingin membuktikan aku baik-baik saja."

Gun mengangguk pelan, "Kau mau ikut aku kembali? Aku bisa menampungmu seperti dulu."

"Tidak, aku tidak mau bersembunyi lagi dari keadaan."

"Aku takut kau dalam bahaya, aku masih tidak bisa menebak jalan pikiran priamu itu, ketika aku melihatnya sendiri dia terlihat baik tidak ada yang salah dengannya, dia terlihat seperti pria yang dewasa dan lembut, tetapi mengingat apa yang terjadi padamu, dia berbahaya Kit."

Pria manis itu meresapi apa yang Gun katakan padanya, Singto seperti memiliki dua sisi yang bertolak belakang satu sama lainnya, ia mempunyai sisi yang membuat orang lain terkecoh, Krist akui itu, sampai sekarang ia masih merasa di permainkan oleh Singto. Ia tidak bisa mendapatkan cela untuk menjatuhkan pria itu, meskipun ia sudah beberapa waktu bersamanya.

[35]. Revenge [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang