Air muka Krist berubah menjadi aneh, ia menatap pria di hadapannya itu dengan seksama, wajahnya tampak tenang tidak ada kekhawatiran terpancar di dalamnya, kenapa bisa ia mengatakan hal semacam ini dengan sangat amat mudah, padahal nyatanya ini rumit.
Bagaimana bisa seorang pria yang tadi mengakui kalau ia menjalin hubungan dengan seorang wanita kini mengatakan suka pada seorang pria sepertinya?
"K-kau menyukaiku?"
Anggukan pelan keluar dari Singto, tidak ada keraguan di dalamnya, hingga Krist berpikir apakah dengan cara seperti ini Singto menjerat para mangsanya?
"Baru saja tadi kau mengakui kalau...." Krist sengaja tak melanjutkan ucapannya.
"Mook?"
"Iya, bukankah kau mengiyakan pertanyaanku tadi?" Krist menampilkan wajah tak sukanya, benar-benar tak habis pikir pada Singto, "jadi kau ingin menjadikan aku seorang selingkuhan dari pria yang sudah mempunyai simpanan sebelumnya atau bagaimana? Ini rumit, aku tidak mau menjadi orang ke sekian itu, maaf."
Bukankah ini lucu? Singto mengkhianatinya dan beralih pada Mook, menjadikan wanita itu selingkuhannya, sekarang ketika ia muncul Singto justru mengkhianati selingkuhannya dan beralih lagi padanya. Sangat tidak masuk akal.
"Benar, ini rumit."
"Bukankah wanita itu sedang hamil, memangnya kau tidak mencintainya?"
Pria berkulit Tan itu terdiam, seperti tengah memikirkan sesuatu dan jawaban yang keluar dari Singto setelahnya membuat Krist tidak bisa percaya, "Tidak."
"Lalu kenapa kau bersamanya?"
Singto hanya tersenyum simpul pada Krist, "Aku hanya ingin mengatakan apa yang aku rasakan saja, jadi tidak perlu memikirkannya."
Tentu saja, Krist penasaran. Segalanya membuatnya heran, banyak hal berkecamuk di dalam benaknya, bagaimana bisa Singto dengan mudah menyukainya dan bagaimana bisa bersama Mook kalau tak menyukainya? Apakah pria itu sengaja mempermainkan hati setiap orang yang berada di dekatnya, menjebaknya dalam hal manis sampai mereka terpikat?
Ia sudah lama mengenal Singto, tetapi nyatanya Krist sadar ia tak tahu apapun tentang suaminya itu. Singto berubah sangat jauh dan Krist merasa tidak percaya dengan segalanya.
"Kau sudah mengatakannya, mana bisa aku tidak memikirkannya?"
"Apa aku membuatmu bingung?"
"Sangat," Krist mengerucutkan bibirnya, ini kesempatan bagus harusnya ia tak sia-siakan hal seperti itu, "aku tidak mau di cap sebagai perebut pasangan orang, jika kau mau meninggalkan wanita itu untukku, maka aku akan bersama denganmu."
Krist mencoba mengajukan persyaratan, ingin tahu apakah Singto mau menurutinya atau tidak. Anehnya pria itu menggangguk, seolah setuju apa yang Krist katakan.
"Aku hanya akan bersamanya, sampai dia melahirkan."
Semudah itu Singto mengatakannya, seperti sudah memikirkan hal ini dalam kurun waktu yang cukup lama, seperti itu yang memang ia rencanakan.
"Kau tidak kasian dengan anak itu?"
Sungguh Krist tidak memperdulikan wanita itu, tetapi untuk seorang bayi yang tak berdosa ia tak setega itu, Krist membenci Mook hanya saja anak yang ia kandung tidak ada sangkut pautnya dalam semua ini, meskipun jujur saja Krist tidak menyukainya.
Ketika ia sadar, suaminya akan mempunyai anak dari orang lain itu membuat Krist sakit. Itu yang ia rasakan dulu, sekarang pun masih sama, tetapi ia masih punya sedikit hati nurani.
KAMU SEDANG MEMBACA
[35]. Revenge [ Krist x Singto ]
Fanfiction[ completed ] "Phi Sing, aku sangat mempercayaimu kau tahu itukan?" Pria berkulit Tan itu mengganggukan kepalanya, sembari mengusak rambut pria manis itu pelan, "Ya, aku tahu." ** "Aku tidak mau tahu, kau harus bisa membunuhnya buat semuanya seolah...