" Kututup pintu hati demi sebuah kenangan yang kuharap bisa kembali. Tetapi mungkinkah kupertahankan jika pesonamu kian mengoyak tembok pertahananku?" - Alger Dmitri
MEVIN 'S VILLA CINTA ABADI
Mellisa membaca tanda nama di satu simpang. Dia melihat pesanan yang dihantar Elleora beberapa minit yang lalu. Tepat sekali, ternyata tidak sukar mencari kediaman gadis itu.
" Betul ini alamatnya, dik? " tanya Alger yang sesekali melihat ke kiri dan kanannya.
"Betul, bang," Mellisa menjawab yakin. Dia menghantar pesanan kepada Elleora memberitahu kedatangan mereka.
Pandu terus, Mel. Kakak tunggu di pintu masuk. Elle membalas pesanan Mellisa.
Berjarak lima meter, Alger melihat seorang gadis cantik berdiri di tepi pintu masuk villa sambil melambai-lambai ke arah mereka.
"Itu Elle, dik?" dia bertanya. Matanya tidak berkerdip menatap ke arah gadis itu.
"Ya, bang," singkat sahaja jawapan Mellisa. Matanya terpesona pada pemandangan di sekeliling kediaman keluarga Elleora.
"Cantik," dia berguman. Mellisa menoleh ke arah abangnya.
"Apa yang cantik, bang? Rumah atau orangnya? " tanyanya. Alger hampir tergagap.
"Emm... orangnya cantik, dik," dia mencondongkan tubuh ke arah adiknya dan berbisik yang membuat Mellisa mencebik bibir.
"Abang terpikatlah ni?" usik adiknya.
"Abang cuma kata cantik. Abang tak kata terpikat. Lagipun dalam hati abang ni cuma ada Irine," balasnya. Lagi-lagi Mellisa mencebik.
"Abang masih sayang dengan orang yang sudah tinggalkan abang? Sedarlah, bang. Dia tak sayangkan abang sebab tu dia tinggalkan abang,"kata Mellisa sebelum keluar menemui Elleora.
" Hai, kak. Ini Alger, abang Mel, " Alger menghulurkan tangan dan disambut Elleora dengan ragu-ragu.
" Tamunya sudah sampai, El? Jemput masuk. Kita sarapan sama-sama, "laung Melin dari dalam rumah.
" Jemput masuk, Mel. Jemput masuk juga abangnya, "kata Elleora ramah.
Mellisa masuk beriringan dengan Elleora dan Alger berjalan di belakang mereka. Dari belakang dia mengamati gadis itu. Badan tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah. Kalau berdiri di sebelahnya mungkin gadis itu setakat dagunya. Rambut gadis itu panjang beralun melepasi bahu. Punggungnya kelihatan berisi hingga dia menelan liurnya tatkala membayangkan tangannya meremas punggung gadis itu . Sial, gerutunya memarahi fikiran kotornya.
"Ayah, ibu, abang Roy.. ini Mellisa, teman Elle dan ini abangnya," Elleora memperkenalkan Mellisa dan Alger.
"Roy," Royston menghulurkan tangan.
"Alger," balasnya.
"Jemput makan, nak. Jangan segan," pelawa Melin.
Sarapan yang dihidangkan memang lazat. Kue tiau goreng kerang. Ada nasi goreng dabai juga. Tetapi Alger lebih selesa menjamu matanya. Kebetulan dia duduk bersebelahan dengan Roy dan berhadapan dengan Elleora. Matanya tidak dapat dikontrol dari melihat gadis itu. Elleora sendiri beberapa kali kelihatan gugup apabila matanya secara kebetulan bertemu tatap dengan mata Alger.
YOU ARE READING
When Two Lonely Hearts Meet ✔️
RandomIni adalah kisah tentang Elleora Eunice yang ditinggal pergi buat selamanya oleh tunang tercinta. Dan juga tentang Alger Dmitri yang ditinggal pergi oleh isteri tercinta yang baru beberapa jam dinikahinya. " Bagiku jatuh cinta hanya sekali. Dan aku...