WTLHM 19

1.5K 60 2
                                    

"Aku bukan lelaki yang layak untuk menjadi pendampingmu. Namun akan aku buktikan bahawa aku yang paling layak untukmu," - Alger Dmitri

Elleora enggan keluar dari kereta walau sudah berkali-kali Alger memujuknya. Ke dua tangan dan kakinya gementar. Entah bagaimana dia akan berhadapan dengan keluarganya dalam keadaannya begini.

Kakinya terasa tidak dapat berjalan dengan betul meski dia sudah berusaha menahan rasa pedih dan ngilu yang mendera pusat tubuhnya.

Andai apa yang terjadi pada bahagian di bawah sana dapat ditutupi, tapi tidak dengan lehernya. Leher dan pangkal dadanya dipenuhi kiss mark hasil karya Alger .

"Aku akan bertanggungjawab, Elleora. Percaya padaku, aku tidak akan meninggalkanmu," Alger terus memujuknya.

"Mari, El. Aku yang akan berterus-terang pada papa dan mama," Alger nekad. Sekali pun dia dibelasah dengan teruk, dia sanggup, asalkan dia diizinkan untuk menikah dengan Elleora.

Mahu tidak mahu, dengan dada berdebar kencang, Elleora membuntuti langkah Alger masuk ke Mevin's Villa Cinta Abadi.

" Kenapa dengan kamu, dik? " sapa Roy yang kebetulan ada di ruang tamu. Dia berdiri dan mendekati Elleora. Wajahnya mendadak bertukar merah bila dia melihat banyak kiss mark pada leher adiknya itu.

"Siapa yang melakukan ini, Elleora?" Roy merentap tangan adiknya hingga Elleora terlepas dari pegangan Alger.

Elleora tidak berani bersuara. Matanya memandang pada Alger. Air matanya mengalir dengan deras.

"Aku yang melakukannya, Roy. Aku yang melakukannya," Alger menjawab dengan tenang.

"Melakukan apa, nak Al?" Melvin dapat menghidu sesuatu telah terjadi pada anak gadisnya.

"Kami sudah terlanjur, pa," Alger tanpa sedar memanggil lelaki itu sebagai 'papa'.

Belum sempat Melvin dan Melin bersuara, Royston sudah terlebih dahulu melayangkan pukulan ke wajah Alger membuat lelaki itu sedikit terhuyung ke belakang.

"Kau memang kurang ajar, bro. Papa sudah minta kau datang melamar Elleora. Tapi kau terus menidurinya. Apa maksud kau, bro? Kau sengaja ingin merosakkan Elleora?" Alger hanya menerima dan menahan sakit setiap pukulan Royston yang mengena tubuhnya.

"Aku ngaku aku salah, bro. Aku salah. Tapi aku benar-benar ingin menikah dengan Elleora," katanya. Aku cuma booking, memberi tanda agar dia tidak dimiliki orang lain, Alger menjawab dalam hatinya.

"Apa yang terjadi, Roy, Elle?" Melvin baru bersuara setelah Royston mendudukkan dirinya di sofa. Matanya menatap nyalang pada Alger dan Elleora.

Tidak disangka Alger yang sudah dianggap sahabatnya sanggup meniduri Elleora sebelum ada ikatan yang sah antara mereka.

" Apa yang terjadi, Elle?" Melvin bertanya sekali lagi.

"Kami sudah terlanjur, pa. Saya mohon untuk menikahi Elleora secepatnya," terduduk Nelin mendengar pengakuan Alger.

Melvin tidak dapat menahan amarahnya. Dia melayangkan beberapa tumbukan pada tubuh Alger. Ada yang mengena wajah dan ada yang mengena perut Alger.

" Setelah hari ini, jangan lagi kamu menemui Elleora. Kami tidak perlukan lelaki seperti kamu untuk menjaga Elleora. Ada lelaki  yang lebih layak untuk menjadi suaminya," meluncur kata-kata itu dari bibir lelaki yang selama ini begitu dihormatinya.  

" Sudah, pa. Elle merayu pada papa. Jangan pukul Al. Elle mencintainya," Elleora merayu, melutut sambil memeluk kaki ayahnya.

Jika diikutkan hatinya, Melvin ingin membelasah cukup-cukup lelaki yang telah diberinya kepercayaan untuk menjaga anak gadisnya. Namun, bila Elleora mengatakan dia mencintai Alger, hayunan tangan Melvin terhenti. Dia tidak tergamak untuk membuat Elleora kehilangan sekali lagi.

"Al...," Elleora memeluk tubuh Alger yang penuh lebam. Separuh nyawa kekasihnya itu dikerjakan abang dan ayahnya.

"Jangan menangis, El. Semua ini salahku. Aku memang layak mendapat semua ini," Alger hampir tidak berjaya berdiri. Namun dia menolak tangan Elleora yang ingin membantunya berdiri.

" Aku pulang, El, " Alger berjalan terhinjut-hinjut menuju ke pintu. Di belakangnya, Elleora mengejar dan memeluk tubuh Alger.

"Jangan pergi, Al. Please, jangan tinggalkan aku," rayunya.

Alger menangkup pipi Elleora. Ditatapnya jauh ke dalam anak mata gadis itu.

"Maafkan aku, Elle. Aku tidak dapat mengembalikan semua yang sudah ku ambil dari kamu.

Mungkin kata papa kamu benar. Aku tidak layak untuk kamu. Ada lelaki lain yang lebih layak untuk menikahi kamu," Elleora kian terisak. Pelukannya pada tubuh Alger semakin erat.

" Tapi, aku akan berjuang untuk menjadikan diriku lelaki yang paling layak untuk kamu, Elleora, "  dikucupnya sekilas bibir gadis itu.

" Kamu akan menjadi isteri Alger Dmitri, percayalah, Elleora, " Alger melepaskan tangan Elleora dan terus melangkah menuju keretanya.

Plak! Satu tamparan yang tidak diduga mengena pipi kanannya.

"Kamu mahu ke mana? Mahu lari dari tanggungjawab?" Alger meraba rahangnya yang terasa seakan patah. Lari dari tanggungjawab? Dia bukan jenis lelaki yang akan lari dari tanggungjawab.

" Aku mahu petang ini juga kamu bawa keluarga kamu datang ke sini. Kamu dan Elleora harus menikah! " Menikah? Alger dan Elleora saling berpandangan. Ke duanya terkejut namun jantung mereka berdetak dengan irama yang senada, dag! Dig! Dug!

💕💕💕

Dalam keadaan sakit, Alger memaksa diri memandu pulang ke rumah ibu bapanya. Seluruh tubuhnya terasa sakit, namun hatinya sangat bahagia.

"Abang ?" Mellissa terkejut melihat keadaan abangnya.

"Kenapa jadi begini?" Mellisa membelek muka abangnya yang penuh lebam.

"Perjuangan untuk meraih cinta, dik," katanya mengukir senyum.

"Meraih cinta Kak Elle? Sampai begini?" Mellissa ingin mentertawakan abangnya. Entah apa yang dilakukan abangnya hingga teruk dibelasah begini.

"Mana papa dan mana, Mel?" Dia berjalan ke taman belakang rumah, tempat ayah dan ibunya bersantai sambil menikmati minum petang.

" Ma, pa. Kita ke rumah Elleora sekarang juga. Al ingin meminang Elleora, ma," pandangannya berpinar dan dia terjelepuk di atas lantai.

Vote dan komen.
Happy reading.

Tbc....

When Two Lonely Hearts Meet ✔️Where stories live. Discover now