"Aku tidak mahu membohongi hati. Aku melepaskan cinta yang telah pergi demi sebuah lembaran baru" Alger Dmitri
Tatapan mata Alger yang seakan mengekori Elleora tidak lepas dari perhatian Nathan. Renungan tajam lelaki itu seakan mengusirnya agar menjauh dari Elleora. Biarlah, aku ingin bermain-main dengan mereka dulu, dia mencuri pandang pada Elleora yang sedari tadi juga asyik menujukan pandangannya pada lelaki di atas pentas itu.
Selama lima minit duduk di samping Elleora, dia merasa jiwa gadis itu tidak bersamanya. Beberapa baris kata yang ditujukan pada gadis itu, hanya satu dua yang dijawabnya. Elleora senyum malu-malu tiap kali lelaki itu menyebut I can't help falling in love with you sambil jari lelaki itu menunjuk ke arahnya.
"Falling in love with you," Alger menyanyikan baris terakhir lagu sambil tangan dan mata sekali lagi mengarah pada Elleora. Alger tidak menghiraukan tepukan gemuruh yang diterimanya. Fikirannya kini hanya ingin segera turun dari pentas dan mendapatkan gadisnya semula. What? Gadisnya? Alger meremas rambutnya sambil berjalan ke arah Elleora.
"Persembahan yang bagus, Al," Elleora memujinya. Tangannya dihulurkan pada Alger.
"Thank you, honey. I can't help falling in love with you," dia mendekatkan jemari Elleora ke bibirnya dan mengucupnya sekilas. Matanya mengerling lelaki tampan yang belum ingin berganjak dari samping Elleora.
"Emm.. kenalkan Al, ini Nathan... Nath, kenalkan ini Alger Dmitri," Elleora mencairkan tatapan dingin yang terlihat antara kedua lelaki itu.
" Nathan.. bakal tunang Elleora," dia menghulurkan tangannya. Elleora cuba membantah, tetapi Nathan terlebih dahulu mengenyitkan mata padanya.
" Alger, teman Elleora ," dia menyambut huluran tangan Nathan .
"Sudah lama kenal Elle?" tanya Nathan. Ada rasa lucu di hatinya melihat riak tidak senang di wajah Andre.
"Lebih kurang sebulan," jawabnya. Dia menatap kecewa pada gadis di hadapannya. Mengapa gadis itu tidak pernah mengatakan dia bakal bertunang lagi.
"Tahniah, En. Nathan. Saya minta maaf sebab sudah lancang mengajak bakal tunang anda datang bersama saya," nada suaranya benar-benar kecewa. Dia bangun dan menoleh pada Elleora.
"Terima kasih, El. Aku janji tak akan mengganggumu lagi," katanya.
"Al, please. Aku..."
"Aku silap lagi, Elleora. Hatiku sekali lagi berlabuh pada hati yang sudah dimiliki," matanya menatap sayu pada Elleora. Gadis yang berjaya menyingkirkan Irine dari hatinya, tetapi sayang dia terlambat.
"Maaf, Alger. Duduk dulu," Nathan menarik kerusi yang tadi disingkirkan oleh Alger.
"Emm... sebenarnya Elleora ni sepupu saya. Sepupu yang paling rapat dengan saya. Dia sudah saya anggap seperti adik sendiri," kata Nathan. Tangannya merangkul bahu Elleora.
"Penting bagi saya untuk memastikan dia bertemu orang yang tepat untuk masa depannya. Dan saya sudah menemukan jawapannya," Kali ini Nathan yang bangun dari duduknya.
" Sudah masanya kamu menemukan pengganti Andre, Elle," ucap Nathan.
" Saya berharap kamu lelaki yang akan membahagiakan Elleora. Rawat hatinya, bawa dia menjauh dari kenangan pahitnya. Jangan cepat menyerah seperti tadi. Dia perlu diperjuangkan. Cinta perlu diperjuangkan, "bisik lelaki itu di telinga Alger sebelum meninggalkan mereka berdua.
Sepanjang perjalanan pulang, Alger mula yakin kebahagiaan bersama Ellleora semakin menghampirinya. Tadi hatinya memang sempat marah dan kecewa kerana dipermainkan sepupu gadis itu. Tetapi saat ini, di mana gadis itu sedang duduk dan terlelap di sampingnya, tiada ruang untuknya memarahi gadis itu.
Hingga dia menginjak brek tatkala mereka sudah berada di hadapan rumah gadis itu, Elleora masih dibuai mimpi indah. Sudah tentu mimpi dia hidup bersama Alger.
"Kau cantik sayang. Izinkan aku menempati hatimu dan kujemput kamu untuk menempati hatiku," dia berbisik. Beberapa helai rambut yang menutupi dahi gadis itu ditolak lembut dengan jarinya.
Alger mendekatkan wajahnya pada wajah Elleora hingga hampir tidak berjarak lagi. Mereka begitu dekat. Alger dapat merasakan hembusan nafas tenang Elle menyapu wajahnya.
"I'm sorry, El. Aku tidak dapat menahan hasrat untuk menciumu," dia merapat. Bibirnya menyentuh bibir Elleora. Terasa begitu lembut. Dihisapnya bibir bawah Elleora. Gadis itu mendesah dalam keadaan mata yang masih terpejam.
Tangan Alger berpindah pada kedua pipi gadis itu, menahannya sementara dia memperdalam ciuman mereka.
"Elleora..." desahnya saat bibir mereka terpisah. Hanya sedetik sebelum dia menempelkan lagi bibirnya dan menghisap lembut.
"Ahh.. Al.." desah Elleora. Matanya terbuka sedikit. Dia mengalungkan kedua tangan pada leher Alger. Sepasang bibirnya terbuka memberi ruang untuk lidah Alger menerobos masuk dan menjelajah dan menghisap dengan hasrat mendamba.
Hampir lima minit mereka bercumbu. Keduanya tercungap dan berusaha mencari oksigen. Mata mereka saling menatap. Ada bahagian pada tubuh mereka yang berdenyut minta dipuaskan.
Alger mengundurkan tubuhnya. Dia bersandar pada seat. Beberapa kali dia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.
Sementara Elleora, dia tertunduk malu. Benar-benar malu dengan respon yang diberikannya pada Alger. Seharusnya dia menolak dan bukan membalasnya. Tetapi semuanya telah terjadi.
" Maaf," kata itu yang dilontarkannya yang spontan membuat Alger menoleh pada wajah yang masih menunduk itu. Maaf? Maaf untuk apa? Kata batin Alger.
"Thank you, El," diraihnya tangan gadis itu dan dikucup perlahan.
"Thank you, for everything. Thank you for the night and the kisses." Tangan kanan Alger yang bebas memaut lagi tengkuk Elleora.
"Tok! Tok! Tok!" Roy sudah tercegat di tepi kereta, mengetuk berkali-kali sambil mata mengintai ke dalam.
"Shitt!" Alger melepaskan tangannya. Elle yang masih tersipu malu membuka pintu kereta dan meninggalkan Alger tanpa menoleh lagi. Alger menurunkan cermin keretanya dan menyapa Roy ala kadar sebelum akhirnya meninggalkan Mevin's Villa Cinta Abadi.
♥️♥️♥️♥️♥️
Elle berjalan menghampiri pemakaman Andre yang tanahnya kelihatan masih begitu segar. Tiada rumput yang tumbuh di atas makam Andre. Tanah itu bersih seolah-olah baru beberapa hari menerima kunjungan. Ini terbukti dari beberapa batang rumput layu yang diletakkan di sisi makam itu. Sejambak bunga yang hampir layu juga kelihatan di atas tanah kubur lelaki itu.
Elleora mengalihkan jambangan bunga layu itu dan menggantikannya dengan jambangan bunga yang dibawanya. Perpaduan kuntuman carnation putih dan kekwa kuning diletakkan dengan penuh cinta, dengan segenap rasa sayang terhadap Andre. Setelah itu dinyalakannya beberapa batang lilin.
"Hai, sayang. Maaf kerana dalam beberapa bulan ini aku tidak datang menjengukmu," dia berhenti sejenak, mengumpul kekuatan. Bukan sesuatu yang mudah untuk mengunjungi nisan seseorang yang begitu disayanginya.
"Sudah enam bulan kamu pergi meninggalkan aku, Dre. Meninggalkan aku dengan segala kenangan kita," katanya, merasakan beberapa air bening melewati pipinya.
"Selama tempoh lima bulan kamu pergi, aku menutup pintu hati, Dre...alasanku cuma satu, aku tidak mahu kamu tergantikan dengan yang lain," air mata yang menitis dibiarkan jatuh membasahi pahanya.
"Aku sepi, Dre..."dia berhenti seketika. Tangannya meraba kayu belian yang bertuliskan nama Andre Fabian.
" Aku sepi...hingga hatiku tidak lagi dapat kupertahankan untukmu. Maafkan aku, Dre, "dia menangis terisak. Dikucupnya nisan yang menjadi saksi rindunya pada Andre selama ini.
Selamat membaca.
Jangan lupa tekan ⭐ dan tinggalkan komen.
Tbc....
YOU ARE READING
When Two Lonely Hearts Meet ✔️
RandomIni adalah kisah tentang Elleora Eunice yang ditinggal pergi buat selamanya oleh tunang tercinta. Dan juga tentang Alger Dmitri yang ditinggal pergi oleh isteri tercinta yang baru beberapa jam dinikahinya. " Bagiku jatuh cinta hanya sekali. Dan aku...