Elleora Eunice's POV
"Hatiku retak, hancur tidak bersisa. Kuntum cintaku gugur tika masih kudup," - Elleora Eunice
"Aku masih isterinya. Aku isterinya yang sah. Kenyataan itu tidak akan dapat you ubah, perempuan," wanita bertubuh tinggi langsing itu menyerbu ke butik milikku. Aku hanya bersendirian di butik kerana setiap Selasa adalah off day untuk kedua pembantuku.
"Jangan you mimpi dapat menikah dengannya kerana you tidak berhak," katanya dengan angkuh.
Aku tersandar pada kaunter. Air mataku hampir jatuh, namun aku tahankan. Aku tidak boleh menangis di hadapan wanita ini.
"Kamu sudah meninggalkannya. Kamu lupa? Kamu sudah meninggalkannya lebih lima tahun," kataku dengan suara bergetar.
"Yes, I left him for almost five years. Tapi you lihat sendiri. I sudah meninggalkannya selama lima tahun. Tapi dia tetap menpertahankan I. Dia tidak ingin menceraikan I," aku luka dan berdarah mendengar kata-kata yang meluncur dari bibir wanita itu.
Semua yang dikatakan Irine benar. Selama lima tahun Alger mempertahankan pernikahan mereka. Dia tidak menceraikan Irine walaupun wanita itu sudah meninggalkannya untuk bersama lelaki lain.
" You tak boleh mengatakan apapun, kan?" Irine tersenyum sinis.
"Aku tidak akan melepaskan Alger. Remember that!" katanya sambil melenggang pergi.
Aku melabuhkan punggung di atas sofa di ruang menunggu. Kepalaku terasa berdenyut keras. Perutku yang sedari tadi belum diisi terasa mual dan memulas.
Air mata yang sudah tidak dapat dibendung lagi, mengalir perlahan melewati pipiku. Aku terisak seraya memejamkan mata .
"Elle," terasa ada tangan yang menyentuh lenganku.
"Elle, what's wrong, honey?" aku cukup tahu pemilik suara itu. Dan aku cukup tahu pemilik tangan yang sedang mengusap lembut tanganku.
"Andre..," aku menyembamkan wajah ke dadanya. Air mataku mengalir kian deras.
"I missed you, Dre," aku memeluk tubuh kekarnya.
" Yes, I know you missed him, not me," dia terkekeh kecil. Tangannya mengusap belakangku. Hidungnya mencium ubun-ubunku. Dia melakukan semua itu, persis apa yang dulu pernah dilakukan Andre.
"Aku Andrew, Elle. Tapi kamu peluklah aku selama mana kamu mahu. Kamu mahu kahwin dengan aku juga aku mahu," katanya tergelak kian galak.
"Kamu..jahat!" aku memukul lengannya yang masih memelukku.
"Andre lagi jahat. Dia meninggalkan kamu, Elle," Andrew mengusikku.
Hampir lima minit, baru isakan ku reda. Perlahan-lahan aku melepaskan rangkulanku pada tubuh Andrew.
"Sudah okey?" tanyanya. Aku mengangguk, meski aku merasa sangat tidak okey.
"Aku datang ada tujuan, Elle," kata Andrew sambil meneguk coklat panas yang aku hidangkan.
"Hmm?" aku mengangkat alis, menunggu Andrew meneruskan kata-katanya.
" Kata hatiku yang membawa aku ke sini, " Andrew memandang lama kepadaku. Dia kelihatan teragak-agak untuk terus bercerita.
"Ceritakan saja, Drew," pintaku. Setelah berfikir sejenak, Andrew mengambil tanganku dan menggenggamnya erat.
" Kamu benar-benar kenal Alger?" Aku mengangguk, namun sedetik kemudian aku menggelengkan kepala.
Aku mengenalinya, tetapi pada waktu yang sama aku juga tidak mengenalinya. Lelaki seperti apa yang sanggup tidak menceraikan wanita yang pernah dinikahi tetapi memilih untuk meninggalkannya demi bersama lelaki lain.
"Kamu tahu Alger pernah menikah?" Pertanyaannya kali ini aku jawab dengan anggukan.
" Isterinya meninggalkannya pada malam pengantin mereka," kataku.
"Kamu tahu mereka tidak pernah bercerai?" Andrew kembali bertanya. Aku tidak mungkin dapat berbohong kepada Andrew. Dia sangat memahami aku sebagaimana Andre memahamiku.
Teringat kedatangan Irine dan apa yang pernah dikatakan Irine membuat air mataku menitis sekali lagi.
" Kebelakangan ini, ada beberapa kali aku melihat mereka bertemu, Elle," kata Andrew sambil menghantar pandangan simpati kepadaku.
"Bertemu?" Jantungku terasa berpacu dengan laju. Andrew mengangguk
Patutlah dalam masa seminggu ini Alger sentiasa memberi alasan sibuk hingga tidak punya waktu untuk diluangkan bersamaku.
"Fikirkan semula untuk menikah dengannya, Elle," Andrew memelukku. Tatapannya dalam sekali, dengan senyuman yang begitu berat.
"Kamu gadis kesayangan Andre, Elle. Juga gadis kesayangan mama. Kamu juga gadis kesayanganku. Aku akan rasa sangat bersalah pada Andre jika aku membiarkan kamu jatuh ke tangan orang yang salah, Elle," kata Andrew sebelum berlalu pergi.
♥️♥️♥️
Jika rasa cinta dapat dibuang semudah membuang gula-gula getah yang hilang rasa manis setelah dikunyah, pasti sudah aku buang rasa cintaku kepada Alger.
Namun rasa cinta kepadanya melekat terlalu kukuh pada dinding hatiku.
Di sebuah cafe yang selalu aku kunjungi, langkah kakiku terhenti saat mataku terpandang Alger bersama Irine.
Aku melangkah perlahan kembali ke keretaku. Lama ku perhatikan ke arah mereka sebelum aku mengambil keputusan untuk menelefon Alger.
"Aku masih di tempat kerja, Elle. Banyak kerja yang terpaksa disiapkan hari ini," sahut suara di hujung sana.
Tanpa ucapan " See you, sayang" seperti mana selalu, Alger terus memutuskan panggilan.
How sad! Dia berubah sekelip mata kerana Irine. Dia melupakan janjinya untuk bertanggungjawab kepadaku.
"Uweek! Uweek!" Perutku terasa bergelora. Hanya angin dan sedikit cecair yang aku muntahkan. Mungkinkah....
Vote dan komen.
Selamat membaca.Tbc...
YOU ARE READING
When Two Lonely Hearts Meet ✔️
AcakIni adalah kisah tentang Elleora Eunice yang ditinggal pergi buat selamanya oleh tunang tercinta. Dan juga tentang Alger Dmitri yang ditinggal pergi oleh isteri tercinta yang baru beberapa jam dinikahinya. " Bagiku jatuh cinta hanya sekali. Dan aku...