Sorry for typo and happy reading 🍃😘
~
~
~" Jiminie... A.. aku... Menyukaimu.."
Yeoja dengan rambut sebahu dan juga kacamata yang bertengger di hidung kecilnya itu menunduk karena malu saat berhadapan dengan namja yang di sukainya. Apalagi di tangannya yang terjulur ke arah Jimin memegangi sebatang cokelat.
" Seulgi-ya.. mianhe" dengan berat hati Jimin mendorong pelan cokelat itu dengan perlahan hingga tangan yeoja bernama Seulgi itu melemas dan jatuh di samping tubuhnya.
" Waeyo? Kau menolakku sebanyak tiga kali, kau lihat aku kan?! Aku sudah secantik ini tapi kau terus saja menolakku? Dulu kau menolak dengan alasan kalau aku ini kurang cantik, badanku terlalu berlemak dan kurang tinggi"
Jimin menghela nafas kasar. Sebenarnya ia mengatakan itu agar Seulgi berhenti mencintainya. Tapi apa? Gadis itu malah semakin nekat. Jimin tidak harus bagaimana lagi menolaknya. Secara halus sudah pernah ia lakukan, dengan cara kasar pun sudah ia lakukan, dan sekarang? Gadis itu malah menuntutnya. Ahh benar-benar menjengkelkan.
" Baiklah, alasan mengapa aku menolakmu adalah.. karena aku tidak memiliki perasaan lain selain seorang teman, aku menyukai gadis lain, apa itu cukup untuk menjawab rasa penasaranmu?"
Seulgi mengepalkan tangannya, ia melihat punggung Jimin yang semakin menjauh.
Air matanya menggenang di pelupuk matanya. Perlahan ia mundur, semakin mudur, hingga ia tak sadar bahwa dia sedang berada di atap sekolah. Ia kelewat batas sampai akhirnya...
" Aahhhhhh...."
Teriakan dari bawah sana menggema. Mereka yang melihat bagaimana tubuh itu melayang di udara kemudian mendarat dengan keras di atas permukaan tanah.
Jimin membulatkan matanya, ia melihatnya. Setelah dia menolak gadis itu. Apakah itu salahnya? Apakah Jimin seorang pembunuh?
" Tidak... Itu bukan.. salahku.. itu hanya kesalahpahaman.. tidak.. jangan ganggu aku... Jangan!!!"
.
.Jimin terbangun dengan nafas yang memburu serta keringat yang bercucuran di pelipis padahal ini masih jam 6 pagi. Jimin mengatur nafasnya yang mulai membaik setelah ia sadar bahwa itu hanyalah mimpi.
Tapi kenapa? Itu sudah 1 tahun yang lalu, kenapa harus terbawa mimpi lagi sekarang? Jimin mengusap wajahnya kasar lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
---
" Kookie-ya.." panggil Lisa dengan semangat seperti biasa.
Jungkook yang saat itu sedang menyandarkan kepalanya di atas meja dengan berbantalkan lengan kanannya menghadap ke arah luar jendela pun beringsut dan menatap Lisa dengan wajah kantuknya.
" Eoh, kau sudah datang..."
" Hmmm..." Lisa mengangguk dengan antusias sembari duduk di kursinya.
" Jungkook-ahh.."
" Waeyo??"
" Mianhe.."
" Apa yang kau bicarakan? Seharusnya aku yang meminta maaf atas kejadian kemarin.."
" Gwenchana, tapi..."
Jungkook menatapnya intens. Hatinya sudah bergemuruh hebat. Takut sesuatu terjadi pada gadis itu. Seperti.. ia yang tiba-tiba pindah karena ulah appanya, atau Lisa yang akan memutuskan tali persahabatannya. Sungguh, pikiran Jungkook negatif semua. Sebenarnya apa yang akan Lisa katakan? Kenapa wajahnya terlihat tidak enak di pandang?
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT✔
FanfictionDefinisi bahagia itu, bukan berapa banyak kita memiliki kekayaan atau seberapa lengkap keluarga kita, atau seberapa banyak jumlah teman yang kita miliki... Bagiku, bahagia itu sederhana. Aku hanya ingin bebas... Jjk