Sorry for typo and happy reading 🍃😘
~
~
~Pemuda bersurai kecoklatan itu duduk dengan menyilangkan kedua tangannya diatas dada. Ia memperhatikan seseorang yang tengah tertidur pulas di depannya.
Cklek...
" Tidak lelah memandanginya terus?, Kau tidak jatuh cinta padanya kan?" Tanya seorang pria dewasa yang baru saja masuk ke ruangan itu. Pria berjas putih dengan stetoskop menggantung di lehernya itu lalu beralih memeriksa keadaan seseorang yang tertidur tadi.
" Ck.. aku masih normal paman, aku hanya penasaran saja dengannya, dia... Memiliki sorot mata terluka sama sepertiku, mungkin kita bisa jadi teman.. aku pikir umur kami tak akan jauh berbeda" jawab si pemuda berambut kecoklatan.
" Na Jaemin-ah, istirahatlah kau tau kan kondisimu belum pulih benar??" Sang pria dewasa yang sudah bisa kita tebak sebagai dokter pun memperingati.
" Tunggu dia sadar dulu paman Park Hyunsik, nanti kalau dia bangun lalu aku tidak ada dia akan bingung"
" Baiklah-baiklah, kau ini memang keras kepala sekali.." dokter Park mengusak kepala pemuda bernama Na Jaemin tersebut hingga Jaemin memekik kesal.
Tanpa keduanya sadari, seseorang yang tadi tidur pun kini sudah membuka matanya.
" Hey lihat.. dia bangun paman.." Jaemin segera berdiri dan mendekatinya dengan senyuman termanis.
" Anyeong.. kau.. baik-baik saja?" Tanyanya agak canggung.
Dokter Park ikut mendekat sambil memeriksanya.
" Hey nak, apa yang kau rasakan? Apa ada yang sakit?"
Orang itu mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Ia menghela nafas, tubuhnya sangat kaku dan sakit tentunya.
" Aku harus pulang maaf merepotkan kalian.." ucapnya seraya mencoba bangkit namun dokter Park segera menahannya.
" Kau harus di rawat dulu disini, sakitmu cukup serius.. oh ya beri aku nomor keluargamu, aku harus memberitahu kondisimu pada mereka.." ucapan dokter Park membuat orang itu terdiam.
" Jeon Jungkook, menurutlah.. kami bukan orang jahat, namaku Na Jaemin dan ini dokter Park paman sekaligus dokter pribadiku.." ucap Jaemin setelah ia melihat nametag di seragam Jungkook. Ya, seseorang itu adalah Jungkook. Jaeminlah yang menolongnya ketika dia jatuh pingsan di jalan.
" Eoh, terimakasih banyak a..aku akan mengganti biaya pengobatannya, tapi maaf aku tidak bisa menghubungi keluargaku.. a..aku mau pulang saja"
Dokter Park dan Jaemin tidak bisa berbuat banyak, mereka juga tidak bisa memaksanya. Itu adalah haknya. Tapi..
" Aku akan mengijinkanmu pulang setelah ada yang menjemputmu kesini..." Ucap dokter Park dengan wajah seriusnya.
" Paman, jangan terlalu keras padanya.. dia temanku!!" Seru Jaemin
Jungkook terdiam matanya berkedip berkali-kali dengan mulut yang sedikit terbuka membuat Jaemin dan dokter Park terkekeh melihatnya. Lucu sekali, padahal mereka yakin bahwa Jungkook sudah menginjak usia remaja seperti Jaemin.
" Ahh.. maaf, teman katamu??"
Jaemin mengangguk antusias " ya teman, mulai sekarang kau adalah temanku.. oh ya, kau mau makan tidak? Kalau iya aku akan pesankan makanan untukmu..."
Jungkook mengangguk ragu. Tapi jauh dalam hatinya, ia tentu saja senang. Bagaimana mungkin ada seseorang yang sebaik Jaemin dan bahkan sudah menganggapnya sebagai teman di hari pertama mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT✔
FanfictionDefinisi bahagia itu, bukan berapa banyak kita memiliki kekayaan atau seberapa lengkap keluarga kita, atau seberapa banyak jumlah teman yang kita miliki... Bagiku, bahagia itu sederhana. Aku hanya ingin bebas... Jjk