Sorry for typo and happy reading 🍃😘
~
~
~Setelah melewati masa yang cukup sulit, bahkan ia tak mau keluar kamarnya dan hanya mau berbicara dengan Taehyung atau Jimin. Jungkook benar-benar seperti menghukum orang-orang yang telah membuatnya kecewa. Ia merenungkan sikapnya. Jujur saja, anak itu benar-benar bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
Kasus itu telah selesai dengan akhir yang cukup memuaskan. Minho dan Minjung sudah membuktikan bahwa mereka benar-benar sudah berubah. Dan ke enam kakaknya masihlah sama, tetap menyayanginya dengan caranya masing-masing. Hubungannya dengan Lisa pun baik-baik saja karena Minho tak lagi menghalangi persahabatan mereka. Tapi, entah mengapa ia merasa hatinya masih kosong.
" Mungkin karena kau belum sepenuhnya mengikhlaskan semuanya.."
" Tapi Jae, aku tidak tahu harus bersikap bagaimana..."
" Cobalah berdamai dengan hatimu, berbicara baik-baik pada Taeyong dan mencoba melapangkan hatimu, lalu cobalah kau terima keadaanmu sekarang, ayah dan ibumu juga, berilah keduanya kesempatan sebelum terlambat.."
" Tapi itu tidak mudah Na Jaemin.."
Jaemin hanya tersenyum.
.
.
.
" Jaemin-ah!!"
Jungkook terbangun dari tidurnya lalu melihat ke sekelilingnya, tak ada siapapun di sana. Ia pun menghela nafas saat menyadari bahwa Jaemin hanya ada di dalam mimpinya saja.
" Ternyata kau benar-benar ingin melihatku bahagia..
Sesuatu yang tak kau dapatkan hingga Tuhan memilih kau pergi ke pangkuan-Nya..."
Gumamnya lirih sambil meremat dada kirinya.
---
" Jungkookie... Lihat, appa membelikan ini beberapa waktu lalu. tadinya sebagai permintaan maaf atas sikap appa padamu dulu karena sudah menghancurkan ponselmu.."
Minho menemui Jungkook yang selama ini enggan keluar kamarnya sejak ingatannya kembali.
Jungkook hanya menoleh sekilas dan kembali melihat ke arah komputernya. Minho tersenyum kecut lalu menyimpan kotak yang di bawanya di sisi komputer.
" Baiklah appa letakkan disini ya nak, oh ya.. apa kamarmu kurang luas? Apa catnya mau di ganti lagi?"
" Anio.."
" Ahh baiklah..." Minho pun duduk di kursi yang terletak di samping Jungkook. Beberapa saat hanya keheningan yang terjadi di antara keduanya, hingga Minho kembali bersuara.
" Kookie...
ada lagi yang Kookie inginkan, hem? Atau Kookie mau jadi idol? Mau Lisa terus bersamamu? Mau appa selalu mempercayaimu, appa akan lakukan nak tapi tidak seperti ini.., tolong kembalilah menjadi Jungkookie yang dulu, yang selalu tersenyum ceria, kami semua merindukanmu.."
" Kalian yang membuatku begini.."
Minho menghela nafas berat, tidak percaya dengan apa yang anaknya katakan.
Jungkook menundukkan kepalanya sambil memainkan jari jemarinya.
" Maafkan aku appa, aku hanya tidak terbiasa dengan semua ini,
Jantung baru, sikap baru kalian, keadaan baruku.. semuanya membuatku bingung harus bersikap bagaimana lagi, aku benar-benar merasa telah kehilangan hidupku, dan aku tidak tahu apakah semua ini nyata atau tidak, aku hanya takut suatu saat semua akan kembali berubah seperti dulu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT✔
FanfictionDefinisi bahagia itu, bukan berapa banyak kita memiliki kekayaan atau seberapa lengkap keluarga kita, atau seberapa banyak jumlah teman yang kita miliki... Bagiku, bahagia itu sederhana. Aku hanya ingin bebas... Jjk