"Ibu..."Suara racauan dari Fiona membuat sang kakak menjadi terjaga.
"Ibu..."
Tak henti-hentinya Fiona memanggil ibunya. Imam pun memeluk adiknya. Tak sengaja ia menyentuh dahi Fiona.
Panas. Fiona demam.
Imam terpekik kaget. Ia langsung menyelimuti adiknya hingga batas leher dan keluar dari kamarnya. Ia menuju dapur mengambil sebaskom air hangat dan sebuah kain. Ia pun kembali ke kamarnya. Ia langsung menempelkan kain tadi yang sudah di celupkan ke air hangat tadi. Imam mengelus dan sesekali mengecup pucuk kepala Fiona.
"Kakak ada disini, sayang.." Bisik Imam pada keheningan malam yang mencekam
Waktu masih menunjukkan pukul 01.25 dini hari. Udara saat ini sangatlah dingin. Ia bingung harus bagaimana nanti. Ayahnya harus bekerja dan juga dirinya akan pergi ke sekolah. Lalu, siapa yang akan menjaga Fiona? Haruskah ia yang menjaganya? Dan itu berarti ia akan membolos sekolah.
Flashback on
Seorang wanita paruh baya datang ke rumahnya bersama teman lamanya. Ibu dan teman lamanya yang ternyata seorang pria itu sedang berbincang di ruang tamu. Mereka asik berbincang dan sesekali diiringi tawa.
Imam yang baru pulang dari bermain basket di lapangan komplek pun melihat keduanya. Imam pun menyaliminya dan pergi meninggalkan keduanya yang saling melepas rindu. Imam menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Setelah memasuki kamarnya, ia pun membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, ia pun rebahan di kasur king size nya.
Ketika sedang asik bermain game di ponselnya, ia mendengar bantingan pintu di lantai bawah yang sangat keras. Karena merasa penasaran, ia pun keluar dari kamarnya.
Ketika ia ingin mengetahui apa yang terjadi, ia mendapatkan pemandangan yang buruk. Ayahnya telah menampar ibunya.
"BERANI KAMU BAWA SELINGKUHAN MU KE RUMAH?!" Bentakan ayah Imam membuat Imam sendiri bergetar ketakutan
"DASAR GAK TAU DIRI!" Bentak ayahnya dan diakhiri dengan tamparan yang sangat keras membuat Imam memejamkan matanya karna takut
Air mata telah keluar dari pelupuk mata Imam. Hatinya terasa tertusuk ribuan pisau belati ketika melihat ibunya ditampar oleh ayah kandungnya sendiri. Ia menahan suara isakannya dengan kedua tangan yang sudah membekap mulutnya. Ia tak ingin mereka mengetahui keberadaan dirinya yang sedang menyaksikan adegan menakutkan ini.
"LEBIH BAIK KAMU PERGI DARI SINI!" Teriak ayah Imam dengan emosi yang menggebu
"AKU BISA JELASIN SEMUANYA.." Ucap ibu Imam disela isakan tangisnya
"GAK PERLU KAMU JELASIN! SEKARANG, BAWA BARANG-BARANG MU! PERGI DARI SINI!"
Suara teriakan dan juga tangisan dari mereka berdua sangat menggelegar di ruang tamu yang cukup luas ini.
"AKU MOHON... DEMI ANAK-ANAK.." Ucap ibu Imam sambil berlutut di depan suaminya
Ayah Imam pun berdecih. "PERGI ATAU ANAK-ANAK AKAN CELAKA!" Bentak ayah Imam membuat ibu Imam membuka matanya lebar-lebar
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSURD FRIENDSHIP [HIATUS]
HumorTentang persahabatan yang absurd. Sahabat yang melengkapi hari-hari dengan suka dan duka. Sahabat yang selalu hadir. Bukan sahabat yang hanya datang ketika butuh, dan pergi ketika dibutuhkan. Semua kenangan dengan sahabat tak akan pernah hilang wala...