9

3.5K 173 3
                                    

Sang surya masih terlihat malu-malu keluar dari peraduannya. cahayanya pun baru menyinari sebagian bumi. Jarum jam baru menunjukan pukul setengah enam pagi, tapi geliat kesibukan sudah terlihat di tempat ini.

Para panitia sibuk hilir mudik kesana kemari, begitu pula dengan seorang perempuan yang tengah berdiri ditepi lapangan.

Perempuan dengan balutan PDH dan rok longskirt berwarna hitam itu nampak sibuk berbicara dengan seseorang melalui alat komunikasi yang ada dalam genggamannya. Sesekali ia mengusap-usap kedua lengannya untuk menghalau rasa dingin suhu di pagi hari.

Sebagai ketua divisi acara, ia bertanggung jawab untuk keberlangsungan acara hari ini. Bahkan sejak jauh-jauh hari ia bersama rekan-rekan panitia lain sudah sibuk rapat sana sini mempersiapkan acara rutin tahunan untuk menyambut para mahasiswa baru.

Ya, gerbang utama untuk memasuki dinamika perkuliahan akan segera dilewati oleh para gamada. Gadjah mada muda, pangilan untuk para mahasiswa baru dikampus ini. setelah melewati masa orientasi pengenalan kampus atau yang biasa disebut dengan PPSMB (Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru) adalah kegiatan resmi pengenalan kampus bagi seluruh mahasiswa baru.

Kegiatan ini secara umum memiliki tujuan untuk mewujudkan kegiatan pengenalan kampus yang berorientasi pada nilai-nilai luhur jatidiri universitas serta membentuk karakter mahasiswa yang mengedepankan sikap sebagai intelektual sejati.

Selama lima hari mereka diberi materi soft skill yang disampaikan oleh pihak kampus. Belajar untuk menjadi manusia seutuhnya, belajar etika berkomunikasi, kesantunan dalam bertutur kata dan bertindak, serta cara untuk menciptakan warna baru dalam setiap situasi sudah mereka pahami.

Dan hari ini, adalah hari terakhir sekaligus closing ceremony dari seluruh rangkaian kegiatan PPSMB yang harus mereka lewati.

“Nggak dingin?”

Perempuan itu tersentak mendengar sebuah suara dari samping. Ia menolehkan kepalanya dan seketika terkejut oleh kehadiran laki-laki berkemeja putih yang tiba-tiba berdiri di dekatnya.

“Sedikit” ujarnya seraya tersenyum tipis.

“Gimana persiapannya?”

“Alhamdulillah aman, insyaalloh hari ini acaranya berjalan lancar”

Laki-laki itu mengangguk-anggukan kepalanya. “Amin”

"Iya amin"

Hening, hanya suara angin yang berhembus dan lalu lalang beberapa kendaraan yang mulai ramai melintasi jalan utama.

Laki-laki yang berada disampingnya itu memilih diam dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku celana sambil memperhatikan sekelilingnya.

“Kamu kok disini Al?” tanyanya memberanikan diri membuka suara.

Laki-laki itu menoleh dan menaikan sebelah halisnya. “Salah?”

“Ya e-enggak sih.” Terangnya.

Perempuan itu mendadak jadi salah tingkah sendiri saat tatapan keduanya bertemu. Ia pun memalingkan wajahnya, memilih diam dan menyibukan diri membaca kertas yang berada di tangan kirinya.

Sesekali ia mengarahkan pandangannya ke arah jalan. Melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Terlihat orang-orang dengan almamater berwarna coklat muda mulai berdatangan. Ada yang gugup karena jauh dari orang tua, ada pula yang sulit melepas genggaman tangan berpamitan dengan ayah ibu.

Pagi ini akan menjadi awal dari mimpi-mimpi besar yang telah menanti mereka. Perjalanan baru bersama orang-orang hebat telah dimulai sejak hari ini.

“Kosong satu monitor. Kepada seluruh rekan panitia diharapkan untuk segera berkumpul di depan gedung GSP sekarang” suara dari handy talky berhasil menyadarkan perempuan itu dari lamunannya.

Ia menoleh ke arah samping dan menemukan laki-laki itu tengah menatapnya.

“Ehm, Al aku duluan ya” ujarnya.

“Oh iya, silahkan”

"Heem"
Salwa mengangguk seraya berpamitan lalu mulai melangkahkan kakinya.

“Selamat bekerja Salwa”

Salwa membalikan tubuhnya dan mendapati laki-laki itu masih berdiri ditempatnya sambil tersenyum seraya mengepalkan tangan keatas memberikan semangat untuknya. Hal tersebut membuat perempuan itu ikut menyunggingkan senyum.

**

Ribuan mahasiswa baru yang mengenakan jas almamater dan caping dikepala mereka tengah berjalan menuju ke lapanga Grha Sabha Pramana sambil menggendong tas ransel serta membawa pom-pom dan kertas ditangannya.

Meski terik matahari menyengat, namun tak menyurutkan semangat mereka ntuk mengikuti punutupan PPSMB. Kaki-kaki mereka berdiri, berpijak pada tempat dimana semua cerita akan bermula.

Tanah lapang itu kini telah beralaskan lebih dari delapan ribu mata berkumpul dengan penuh suka cita.  mungkin saja hari ini tak bisa digambarkan dengan kata, namun dapat dituangkan dalam rasa. Rasa yang mewakili perjuangan hebat mereka selama ini.

Tak perlu waktu lama, acara pun segera dimulai. Seluruh rangkaian acara mereka lewati dengan khidmat dan meriah. kini tibalah pada puncak acara yang sudah ditunggu-ditunggu.

Acara yang menjadi ciri khas rangkaian unik dari PPSMB di kampus ini. apalagi kalau bukan rangkaian selebrasi pom-pom, cap tangan, mozaik botol, formasi caping serta formasi asturo yang akan ditampilkan oleh para gamada.

Diiringi oleh anthem satu persatu mereka mulai bergerak membentuk formasi yang sudah di tentukan sebelumnya. Formasi pertama membentuk tulisan nama kampus. Formasi kedua, formasi membentuk kepulauan Indonesia yang diapit dengan tulisan ‘Dari UGM untuk Indonesia’. Di formasi ketiga para gamada membuat formasi berbentuk lambang negara Indonesia yaitu Pancasila.

Formasi keempat, kelima, keenam ketujuh dan kedelapan berturut-turut adalah lima sila pada Pancasila mulai dari sila pertama.

Sila pertama digambarkan dengan berbagai tempat ibadah sebagai perwujudan ‘ketuhanan yang maha esa’. Kemudian sila kedua digambarkan dengan siluet beberapa orang yang saling bertaut disertai tulisan ‘keadilan yang adil dan beradab’ diatasnya. Lima tangan yang saling menggenggam erat menggambarkan sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Sila keempat digambarkan dengan wajah Soekarno dan Muhammad Hatta yang disertai tulisan ‘musyawarah mufakat’.

Timbangan yang berada dalam keadaan seimbang menggambarkan keadikan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemudian formasi keenam, menggambarkan siluet seseorang yang mengepalkan tangannya keatas dan disampingnya tertulis ‘Gadjah mada muda sadar Pancasila’. Lalu formasi kesepuluh, sekaligus formasi terakhir dibentuk oleh tulisan ‘integritas UGM integritas nasional’.

Konsep sepuluh formasi ini merupakan perwujudan tema PPSMB Palapa tahun ini. 

Closing ceremony PPSMB memang selalu meninggalkan memori yang bisa dikenang dikemudian hari. Atmosfer yang selalu penuh kejutan disetiap tahunnya. Rangkaian kegiatan ini dapat membuat siapa saja yang telah merasakannya akan hanyut dalam euphoria singkat itu.
Namun yang pasti pasti itu hanya permulaan dari segala kejutan lain yang akan datang esok hari.

***

Cinta (Luar) BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang