33

3K 268 36
                                    

Sebelumnya mau ngucapin terimakasih dulu buat mentemen semua, alhamdulillah cerita ini tembus 100K lebih yeay 🥳 kalian memang luar biasa 👍👏🤗😍

***

Salwa berjalan menyusuri lobi rumah sakit hendak menuju parkiran. Kepalanya menunduk sopan seraya tersenyum manis ketika berpapasan dengan beberapa staff rumah sakit.

Senyumnya kembali tersungging saat dari kejauhan melihat seseorang yang sudah tak asing baginya. Ia menghampiri seorang laki-laki yang tengah duduk santai diatas motornya sambil menatap layar smartphone dengan khusyuk.

Dua minggu setelah kedatangan Lelaki itu ke rumahnya. tidak ada yang berubah dari hubungan mereka berdua.

Salwa bersyukur lelaki itu tidak sering menghubungi dirinya, itu artinya ia tidak akan ketergantungan dengan keberadaannya, setidaknya untuk saat ini. Pun ia juga bisa fokus untuk menyelesaikan  pendidikan koasnya.

Satu fakta yang baru ia tahu. Ternyata kedatangan Alfi ke rumahnya waktu itu bukan untuk pertama kalinya. Laki-laki itu sudah beberapa kali berkunjung ke rumahnya dan berkenalan sendiri dengan kedua orangtua Salwa. Ia mengenalkan dirinya sebagai Alfiandra, teman masa kuliah Salwa.

Dengan penuh keyakinan, Ia memberanikan diri untuk menemui kedua orangtua Salwa tanpa mengabarinya terlebih dahulu.

Awalnya kedua orangtua Salwa memang terkejut, terlebih ibunya yang tidak tahu siapa pemuda yang tiba-tiba bertamu ke rumahnya. Tapi ternyata lelaki itu sudah melakukan pendekatan interpersonal dengan sangat baik kepada keluarganya.

Salwa berdiri disamping lelaki itu yang masih sibuk dengan smartphone-nya, rupanya ia belum menyadari keberadaan Salwa. “Ekhem”

Laki-laki i-laki itu menoleh, ia tersenyum begitu mendapati Salwa sudah berdiri sebelahnya. “Eh, udah selesai?”

Salwa mengangguk. "Heem. Maaf ya nunggu lama”

“Nggak apa-apa. Kita pulang sekarang?”

Salwa kembali mengangguk. “Ayo”

“Mau pulang dulu atau langsung makan?” Lelaki itu kembali bertanya seraya memberikan helm pada Salwa.

“Loh kamu belum makan?” Salwa balik bertanya.

“Kan kita mau makan bareng malam ini, lupa?”

Perempuan itu nyengir menampilkan gigi putihnya yang berbaris rapi. “hehehe iya”

Lelaki menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kecil. Lalu memberikan helm berwarna merah pada Salwa. “Pake helmnya”

“Ini pake juga” Alfi memberikan jaket yang sengaja ia simpan di bagasi motor.

“Eh nggak usah”

“Pake aja, angin malem nggak baik buat kesehatan” paksanya.

Karena mendapatkan paksaan, akhirnya Salwa memakai jaket berlogo klub sepakbola kesayangan lelaki itu –Real Madrid- melekat manis di tubuhnya.

"Ayo kita cari makan dulu. Kalau dokternya sakit, kasian pasiennya"

Salwa tertawa kecil mendengarnya. Untuk pertama kalinya ia melihat sosok Alfiandra yang akhir-akhir ini lebih banyak bicara. laki-laki ini biasanya sangat irit berbicara dan selalu terlihat serius

“Ayo nanti keburu malam, aku jam sembilan harus udah nganterin kamu sampai rumah loh”

“Iya iya”

Ia pun naik ke atas motor matic kesayangan Alfi. Perlahan lelaki itu melajukan motornya meninggalkan area rumah sakit. Ditutupnya kaca helm sebelum menambah kecepatan motor.

Cinta (Luar) BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang