10

3.3K 163 3
                                    

Disaat sebagian manusia masih terlelap tidur, keenam orang ini pergi ke alam sunyi, mencumbui pagi yang dingin di sebuah tempat yang tinggi.

Bermodalkan alasan untuk menemui sang mentari pagi, mereka sepakat untuk memulai perjalanan pukul empat pagi.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari pusat kota Yogyakarta dan sempat berhenti sejenak untuk beribadah. Akhirnya mobil putih bernomor polisi AB 5411 WA tiba di kawasan mangunan Bantul.

"Sal, kuncinya." laki-laki berkacamata itu menyerahkan kunci mobil pada sang pemiliknya.

"Simpan di kamu dulu aja ya, biar nanti nggak repot" jawab Salwa seraya mengeratkan jaket yang dikenakannya.

Usai memarkirkan kendaraan serta memastikan tidak ada barang yang tertinggal, mereka pun mulai melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke tempat tujuan.

Sepi dan sunyi, belum ada kehidupan manusia yang bergeliat. Mungkin hanya beberapa insan saja yang rela meluangkan waktu tidurnya yang nyaman di kasur empuknya untuk mengarungi dinginnya udara dini hari. Sesekali rutinitas seperti ini memang menarik untuk dicoba.

Untuk mencapai puncak, mereka harus berjalan menyusuri jalanan setapak kurang lebih tiga ratus meter dari area parkir serta menaiki ratusan anak tangga.

Sepanjang perjalanan mereka dimanjakan dengan pemandangan suasana alam nan asri membuat hati tenang dan damai. Sesekali menengok ke bawah, lautan lampu masih terlihat berkelap-kelip. Langit kemerahan mulai terlihat menggantikan warna malam yang pekat.

"Ah coba aja tiap hari menghirup udara segar kayak gini, melihat pemandangan alam yang menyegarkan. Bukan tumpukan tugas dan laprak." ujar Adrian sesaat tiba di puncak.

Laki-laki itu merentangkan tangannya seraya menghirup udara segar khas pegunungan yang membuat nyaman.

"Awas jangan ngalangin jalan" Ragil menepis tangan Adrian, membuat laki-laki itu berdecak kesal.

Sementara yang lainnya hanya menggelengkan kepala dan kembali berjalan menuju spot yang menjadi favorit para wisatawan untuk melihat sunrise.

"Wah keren"

Salwa beserta kelima rekannya tak berhenti berdecak kagum melihat pemandangan yang tengah disuguhkan.

Langit kemerahan di ufuk timur sudah terlihat, pertanda sang surya sebentar lagi memperlihatkan wajahnya. Sinarnya muncul dengan perlahan mengawali hari dengan tenang.

Yang lebih mengagumkan lagi adalah hamparan kabut tebal di bawah sana. Kabut tebal itu menjadikan daerah cekungan yang ada di bawah kebun buah mangunan laksana danau yang indah.

Untuk para pencinta photography gumpalan awan yang menutupi perbukitan dan pemandangan kota Bantul dari ketinggian adalah objek yang tak boleh lepas dari bidikan kamera.

Berada di ketinggian dua ratus meter dari permukaan laut dengan pemandangan yang luar biasa, rasanya pantas jika tempat ini dijuluki sebagai negeri diatas awan.

Seperti kebanyakan orang, mereka juga tak lupa untuk bersua foto bersama panorama sunrise yang indah di pandang mata.

"Ni, tolong fotoin kita berlima dong" pinta Salwa.

Ya, Salwa sengaja mengajak sahabatnya itu untuk ikut menemaninya jalan-jalan bersama pang5.

Perempuan dengan jaket biru muda itu mengangguk. "boleh, sini kameranya"

Salwa tersenyum dan memberikan kamera digital yang sengaja ia bawa. Lalu meminta rekan-rekannya yang juga tengah bersua foto untuk merapat.

"Eh sini, kita foto bareng-bareng dulu"

"Yok merapat yok"

Anjani lantas memotret mereka berlima. Satu dua bahkan hingga sepuluh jepretan ia mengabadikan para punggawa pang5 dengan berbagai gaya.

"Mana coba lihat, bagus nggak?" tanya Adrian seraya melihat hasil foto tadi.

"Yang ini bagus nih" Ragil menunjuk salah satu foto. Foto mereka berlima yang tengah tertawa lepas.

"eh iya bagus tuh, berasa candid kita" kekeh Alfi.

"ini juga bagus nih," tambah Tyo "nanti bagi fotonya ya Sal?"

Salwa mengangguk "iya nanti aku share di grup ya"

Selain untuk melihat sunrise yang indah, ditempat ini juga mereka bermaksud melihat pemandangan dibawah sana yang tak kalah wah.

Banyak orang yang pernah datang ke tempat ini, dengan bangga  mengatakan pemandangannya seperti di grand canyon tetapi dengan deretan pegunungan yang hijau menyejukan mata.

Perlahan kabut pun menghilang, moment yang di tunggu itu pun datang.

Dari tempatnya berdiri, mereka bisa melihat keindahan pantai parangtritis yang berada dibagian selatan serta pegunungan sewu yang berselimut kabut tipis yang begitu eksotis.

**

"Eh nanti kalau mau jalan-jalan lagi ajak aku ya" cengir Anjani.

"Iya nanti aku ajak kamu lagi" balas Salwa.

"Dih ketagihan dia" ejek Adrian.

"Tenang, nanti bukan cuman kamu. tapi satu kabinet tak ajakin jalan-jalan semua sama Alfi" Gurau Tyo.

"Wah benar ya?"

"Hahaha bisa-bisa nanti kita pertimbangkan" ujar Alfi dengan tawa kecilnya.

Lelah bertamasya seharian penuh, kini mereka tengah berada di tempat yang menjadi penutup perjalanan mereka kali ini. Yaitu disalah satu bukit yang berada di dekat pantai parangtritis.

Bukit ini sebenarnya adalah landasan take off olahraga paralayang. Namun saat tidak ada event maka tempat ini banyak di datangi oleh mereka yang ingin berburu senja dengan latar belakang birunya samudera.

Beberapa hari ini pang5 mencoba untuk meluangkan lebih banyak waktu bersama. Menonton film, hangout, olahraga hingga menjelajah kota Yogyakarta.

Mulai dari berburu matahari pagi, menikmati rindangnya hutan pinus yang asri, menyusuri keindahan sungai bawah tanah, bermain di pantai hingga menikmati perpaduan apik antara senja yang diiringi dengan deburan ombak laut selatan. Menimbulkan kesan magis yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

Semua perjalanan yang sempurna untuk sejenak melarikan diri kekejaman rutinitas dunia.

Kelimanya berusaha untuk lebih terbuka dan mengenal satu sama lain. Tak jarang mereka mengulik setiap jejak langkah kehidupan masing-masing.

Ada yang sejak kecil dipacu untuk selalu menjadi si nomor satu, hingga tak terhitung lagi berapa banyak prestasi yang telah ditorehkan. Ada juga yang tak pernah ranking di sekolah, pernah pun ranking terakhir hahaha. Tapi, tiba-tiba bisa diterima dan kuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia. Serunya, bisa berkumpul dengan keluarga besar ketika lebaran, karena ia anak rantau. Hingga kegalauan tentang percintaan yang menahan.

Lucu-lucu memang.

Ya apapun itu ceritanya, mereka hanyalah lima orang manusia yang dipertemukan tuhan untuk berproses bersama.

Cinta (Luar) BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang