15

2.7K 153 8
                                    

Wajah cantik ibu sekjend menyapa para penghuni sekre. Mereka ikut tersenyum, Salwa dengan senyum manis keibuannya memang menular.

"Waalaikumsalam"

Senyumnya mengembang saat mendengar balasan salamnya di jawab dengan kompak.
"Kompak banget" ucapnya seraya melepas flat shoes.

"Pada kangen tuh, nggak ada kamu sepi katanya" sahut Nabila. Perempuan berkerudung itu memutar kursinya, mengalihkan sejenak fokusnya dari layar computer di sudut sekre.

"Masyalloh baru juga ditinggal lima hari"

"Lima hari itu lama mbak" sahut Isna

"Maaf ya, soalnya kemarin lagi banyak ujian. Terus ada acara CIMSA juga di Surabaya"

CIMSA adalah organisasi pusat kegiatan mahasiswa kedokteran di Indonesia. Selama tiga hari kemarin Salwa mengikuti National Leadership Summit yang tahun ini di adakan di Universitas Airlangga Surabaya.

"Ealah pantesan"

Perempuan dengan kemeja tunik berwarna peach itu mengangguk lalu duduk di kursi putar sebelah sang menteri Pesona.

"Eh itu hadiah siapa? banyak banget, ada yang ulang tahun kah?" tanya Salwa saat netranya melihat tumpukan hadiah di dekat loker.

"Ya hadiah siapa lagi, kalau bukan buat pak pres kita" sahut Anjani yang tak mau repot-repot mengalihkan fokusnya dari layar laptop di pangkuannya.

"Tiap hari ada aja paket yang datang, ini sekre udah berasa kayak JNE" timpal Gilang. Lelaki berkulit sawo matang, mahasiswa filsafat itu menghentikan sejenak diskusinya dengan Farid. Nampaknya dua lelaki itu tengah sibuk membuat kajian.

"Terus mereka pada bayar ongkos kirimnya nggak Lang?" kelakar Salwa yang membuat seisi sekre tertawa

"Lah iya kenapa kemarin kita nggak kepikiran ya Lang" kata Fajar

"Hahaha bisa aja nih si ibu" kekeh Rahma sang menteri PSDM

"Eh tapi ide bagus tuh, bolehlah dicoba. Lumayan kan buat nambahin uang kas hehehe" Via sang menteri keuangan ikut menambahkan

"Hahaha overtunis banget kita"

"Nggak papa, sesekali mah boleh lah. Ya nggak Sal?"

Salwa hanya tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya.

Baginya, mengagumi seseorang itu sah-sah saja asal harus pada titik wajar dan secukupnya. Manusia memiliki kapasitas, ekspektasi tinggi yang dilambungkan akan rentan membuat seseorang menjadi kecewa jika sesuatu yang mereka inginkan tidak ada pada sosok yang mereka kagumi.

Salwa harap alasan mereka mengagumi sosok Alfi, karena melihat substansi yang lelaki itu sampaikan bukan hanya karena orangnya saja. Para presma-presma itu adalah representative dari seluruh mahasiswa di negeri ini. Yang diberi kesempatan untuk bisa melangkah lebih jauh, untuk membantu selesaikan masalah kekacauan negeri. Dan semoga setelah aksi kemarin mereka tetap bisa bergerak lagi, bukan berhenti sampai disini.

"Mbak, TOR untuk acara sekbend udah aku kirim email ya" Isna kembali bersuara saat melihat Salwa mengeluarkan MacBook dan menyalakannya.

Salwa mengangguk "Eh, proposal untuk acara bulan depan udah fix kan Bil? Soalnya Alfi minta proposal nya harus udah selesai hari ini"

"Belum Sal, masih aku benerin ini" Nabila menggaruk tengkuk dengan jari telunjuk. Di depannya, komputer masih menyala dengan menampilkan aplikasi membuat dokumen. "Ampun dah si Alfi lagi di luar kota juga masih aja neror"

Salwa tersenyum tipis dan menepuk bahu Nabila, mengintip proposal yang penuh coretan ganas dari sang presma. Hampir semua terkena coretan merah, tapi ada review perbaikan juga disampingnya. "Sabar, butuh bantuan?"

Nabila menggelengkan kepala, sementara jemarinya bergerak lincah, memperbaiki setiap kesalahan yang ada sesuai arahan Alfi. Sejak kemarin lelaki itu terus menerornya agar proposal itu segera selesai.

"Emang emang mas Alfi kemana?"

"Ke Banjarmasin, ada konsolnas sama BEM SI" terang Salwa seraya memeriksa TOR yang di maksud oleh Isna.

TOR (Term Of Reference) TOR yang berisi gambaran singkat mengenai acara dan nama pengisi pemateri.

Sebagai sekjend ia bertugas sebagai SC (Steering Committee) bayangan yang memberi masukan terhadap menteri yang memiliki program kerja tersebut. Di sisa dua bulan masa kepengurusan, masih banyak agenda besar yang masuk dalam proker BEM KM yang harus dituntaskan.

"Mbak Salwa bagi tips dong" celetuk Hany yang sedari tadi sibuk mengerjakan LPJ.

"Tips apa?"

"Gimana sih cara bagi waktu biar adil?"

"Waktu buat apa nih?"

"Ya buat akademik, organisasi sama main. Mbak Salwa kan anak FK, katanya jadi asdos juga, terus pengurus BEM KM pula. Itu capek nggak sih mbak? Apalagi kan di kedokteran jadwal kuliahnya padat. Nah gimana caranya untuk ngatur itu semua?"

"Menjadi mahasiswa yang merangkap anak organisasi itu memang bukan perkara mudah. Sejak pertama kali kita mendaftar sebagai anggota BEM dan ikut diklat, niat dan tekadnya harus sudah bulat. Segala tugas, kewajiban dan konsekuensi di baliknya harus siap dilaksanakan. Karena saat kita sudah memutuskan sesuatu hal, kita harus tahu konsekuensinya seperti apa. Pasti ada aja yang harus di korbankan, entah itu tenaga, waktu atau pikiran. Pulang larut malam, rapat sampai dini hari, kurang istirahat dan jarang kumpul bareng orang-orang terdekat itu sudah menjadi konsekuensinya"

"Memang di organisasi kita akan menemukan hal-hal yang tidak kita dapatkan di ruang kelas. Tapi perlu di ingat, kita itu kuliah sambil organisasi bukan sebaliknya. Jangan karena keasyikan di organisasi kita sampai lupa sama kewajiban sebagai mahasiswa. Jadi kuliahnya juga harus sungguh-sungguh karena akademik juga penting"

"Terus cara bagi waktunya gimana?"

"Sebenarnya ambil waktu main di jurusan kedokteran itu susah. Jadwalnya yang padat mengharuskan kita selalu berhadapan dengan praktikum dan ujian. Intinya sih ya pinter-pinter bagi waktu aja. Time management.

Tahu kapan waktu untuk belajar, organisasi, main dan istirahat. Kalau bisa bikin skala prioritas, buat agenda yang menurut kamu mendesak, penting dan lain-lain, terus jangan menunda pekerjaan dan komitmen pada waktu. Kalau nggak bisa menyeimbangkan waktu, ya bakal susah juga. Bisa-bisa otak kita pecah akibat terlalu terporsir. Because sometimes we need to refresh our brain"

"Pernah ngerasa capek nggak? Aku ko ngeliat kamu kayak nggak pernah ngerasa capek gitu"

"Hahaha kata siapa?" tanya Salwa dengan tawa renyahnya. "aku juga manusia biasa yang ngerasain capek juga. Capek itu pasti. Tapi itu udah jadi konsekuensi atas apa yang sudah kita pilih. Jadi ya di nikmati aja, jalani dengan ikhlas. Kalau capek ya istirahat dulu, terus mulai lagi dengan semangat baru"

"Nah cara untuk semangat lagi gimana?"

"Take your time. Menepi sejenak, lakukan sesuatu yang kamu sukai. Kalau aku sih biasanya ngumpul sama keluarga atau sahabat. Kalau lagi capek banget hibernasi seharian di kamar, baca buku atau nonton. Tapi terkadang ketemu sama kalian aja itu udah bisa nge-charge semangat aku lagi"

Mendengar pernyataan Salwa, Sesaat semua penghuni sekre merasa takjub dan benar-benar menyadari alasan mengapa sang sekjen di idolakan oleh banyak orang. Sebab energy positif dalam diri Salwa berhasil membuat orang lain tersihir. Sebab Salwa dengan segala pesonanya tidak cukup mendefinisikan perempuan itu. Bahwa sebenarnya Salwa punya banyak hal luar biasa dalam dirinya melebihi dari yang selama ini terlihat.

"Ah ibu sekjen kita emang terbaik dah" ungkap Nabila dan mendapat anggukan dari para anggota BEM yang saat ini berada di sekre.

"Udah cocok jadi ibu presma Sal" Goda Gila

Salwa sontak mencebikkan bibirnya "Cocok apaan? Aku tuh nggak ada apa-apanya, masih dalam tahap belajar. Diluar sana masih banyak yang lebih baik dari aku. Dan kalian semua juga terbaik kok"

Cinta (Luar) BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang