“Ini masa DM Instagram ku penuh sama fans kamu semua Fi” keluh Ragil.
Memang sejak tadi laki-laki itu terus mengeluhkan banyaknya pesan serta komentar yang masuk ke akun media sosial miliknya menanyakan tentang sahabatnya, Alfi.
Setibanya di Jogja siang tadi, Alfi memang sudah di sibukan dengan konsolidasi sana-sini bersama rekan-rekan aktivis lainnya. Dan sore tadi ia sengaja meminta rekan-rekan BEM untuk melakukan rapat malam ini juga.
Rapat ini sebagai evaluasi terkait aksi tanggal dua puluh empat yang mereka lakukan kemarin dan rilis sikap untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang akan mereka ambil setelah ini.
Hingga detik ini lini masa baik media elektronik maupun media sosial masih dipenuhi dengan berita gerakan-gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa hingga para pelajar STM yang ikut turun ke jalan. Aksi ini bergaung ke seantero negeri dan membius jutaan orang untuk bangun dan turut serta.
Rapat selama dua jam baru saja selesai dan kini mereka tengah berbincang-bincang seperti biasa. Sharing mengenai organisasi, aksi, kegiatan sehari-hari hingga hal random lainnya.
“DM opo Gil?” tanya Tyo
“Masa aku disuruh sering-sering bikin story bareng Alfi. Mereka pikir aku baby sitternya apa”
Seluruh orang di ruang ini terkekeh mendengar keluhan laki-laki berdarah minang itu. Bagi mereka para anggota BEM, Ragil merupakan sosok kedua setelah Adrian yang selalu bisa membuat suasana lebih mencari dan menyenangkan.
Meski terlihat kalem dibandingkan Adrian, tapi laki-laki ini justru lebih berani untuk mengkritik dan mengeluarkan unek-uneknya pada Alfi.
Ragil memang benar-benar partner in crime Alfi saat susah maupun senang, bahkan laki-laki itu ikut menemani sang presma saat di Jakarta kemarin.
“Yo resiko jadi asisten pribadi ne mas Alfi ya gitu, wes saiki nikmati wae mas” ujar Widya salah satu anggota menteri advokasi yang hadir malam ini.
Ya, pasca kemunculan Alfiandra di dua acara talkshow politik populer yang ditayangkan di stasiun tv nasional.
Nama Muhammad Alfiandra Zaidan sang presiden mahasiswa dari kampus kerakyatan ini mendadak menjadi viral dan banyak di perbincangkan oleh masyarakat luas. Selain muncul di tv, nama laki-laki itu pun ikut muncul di beberapa artikel online bahkan sampai muncul di infotainment yang biasanya berisi gosip-gosip para artis ibu kota.
Sebenarnya di acara tersebut tidak hanya ada Alfi saja, tapi juga ada para perwakilan presiden-presiden mahasiswa dari kampus lain yang saat ini sama-sama menjadi bahan perbincangan hangat. Namun, berkat keberaniannya berdebat dengan para petinggi negeri serta penyampaian yang tegas namun tetap santai membuat sosok pemuda asal Palembang ini mendapat sorotan lebih dari warga Indonesia terutama para netizen di media sosial.
Dalam kurun waktu singkat namanya berhasil menduduki tranding topic pertama di Indonesia dan menarik banyak perhatian terutama bagi mereka yang perempuan.
“Fi, nanti kita bikin story ya. Siapa tahu namaku ikut famous juga” goda Anjani seraya terkekeh.
Alfi yang sedari tadi sibuk dengan laptop yang berada di pangkuannya hanya mampu menggelengkan kepala melihat kelakuan para rekan-rekannya. Ia tidak tahu kemunculannya di acara tv beberapa hari lalu bisa berdampak hebat dan menjadi viral seperti ini.
“Mas Alfi... mas Alfi... mas Alfi” Adrian menirukan perkataan para netizen seraya bergelayut manja pada Alfi yang kebetulan duduk disebelahnya. Tak pelak aksinya itu berhasil membuat seisi ruangan tertawa.
“Apa sih jijik aku Yan”
Alfi menghempas kan tangan Adrian yang bergelayut di lengannya.Hal itu pun kembali mengundang tawa rekan-rekannya.
“Seketika presma kita jadi incaran para ukhti-ukhti guys”
“Eh tapi katanya Instagram mas Alfi di hack ya, itu beneran mas?”
“Iya” jawabnya singkat
Memang sejak kejadian itu, ah lebih tepatnya sebelum aksi kemarin hand phone miliknya mengalami sedikit masalah. Entah kenapa jaringan dan sinyal pada ponselnya mendadak hilang sehingga tidak bisa digunakan. Bahkan hampir seluruh akun media social miliknya kena hack dan tidak bisa dibuka kecuali twitter.
Dan alasan kenapa ia menerima undangan dari media tv, karena itu merupakan salah satu cara Alfi untuk memberitahukan pada orang tua dan keluarganya bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja.
**
"Kamu udah sembuh?"Salwa yang tengah duduk bersandar pada kursi seraya memainkan ponselnya mendongak, melihat ke arah laki-laki yang duduk diseberangnya. "hmm?"
"Itu dahi kamu udah sembuh?"
Refleks perempuan itu menyentuh keningnya yang sudah tidak tertutup plaster. Luka bekas lemparan botol itu sudah sembuh dan hanya menyisakan sedikit lebam serta sebuah goresan.
Luka yang membuat kedua orang tuanya khawatir saat melihat putri satu-satunya pulang dari Jakarta dengan keadaan dahi terluka.
Ya, meski begitu Salwa bersyukur karena orangtuanya terutama sang ayah, masih membebaskannya untuk melakukan apapun. Beliau termasuk orang tua yang memberikan ruang kepada anaknya untuk mengeksplorasi diri dan bergaul. Selama itu memberikan dampak positif dan tidak melanggar norma hukum dan agama.
"Oh ini. Iya alhamdulillah udah sembuh kok. Kan cuman luka kecil aja." jawabnya.
Laki-laki itu mengangguk seraya tersenyum.
"Eh tangan kamu gimana?" Salwa balik bertanya.
"Udah agak lebih baik sih, ya meskipun masih sedikit perih kalau digerakin." ucapnya seraya memainkan tangan kirinya yang masih tertempel plaster di bagian telapak tangannya.
"Alhamdulillah syukur deh kalau gitu"
Sesaat ruangan yang sudah sepi bertambah hening saat keduanya sama-sama diam dan kembali dengan aktivitasnya masing-masing. Salwa denga ponselnya sementara laki-laki itu kembali sibuk dengan laptop dihadapannya.
"Jangan terluka lagi ya"
Salwa kembali mengangkat kepalanya. Perempuan berhijab abu-abu itu mengerutkan dahi. Tidak mengerti dengan ucapan Alfi barusan. "maksudnya?"
"Jangan membuat orang khawatir lagi"
"Eh, Khawatir? Khawatir sama aku? Siapa?"
Bukannya menjawab, laki-laki itu justru hanya tersenyum sambil mengemas laptopnya. "Yuk pulang. Itu Ian juga udah selesai."
"Eh?"
"Ayo kita pulang guys" ajak Adrian. "kunci kamu yang pegang ya Fi"
"Iya"
Salwa langsung menoleh ke arah pojok ruangan. Dilihatnya orang yang sedari tadi ia tunggu tengah memakai jaketnya.
Memang sedari tadi hanya menyisakan Alfi, Adrian dan Salwa di ruang sekretariat ini. Karena masih ada beberapa hal yang harus mereka selesaikan. Sementara yang lainnya sudah membubarkan diri sejak rapat selesai.
"Sebentar, tadi maksudnya apa Al?" Salwa mencegah Alfi, saat laki-laki itu hendak beranjak dari kursinya.
"Sal, ayo pulang!" panggil Adrian yang sudah berada di ambang pintu.
"Ah iya bentar Yan"
"Pulang Salwa udah malam" kata Alfi lembut sebelum perempuan itu kembali bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta (Luar) Biasa
FanfictionSetiap orang memiliki berbagai cara untuk mengungkapkan rasa cintanya. Ada yang menunjukkan dan mengatakan langsung pada sang pujaan, atau ada yang memilih mengungkapkan lewat rangkaian kata yg ditulis begitu romantis bak seorang pujangga. Dan ada j...