17.Mohon!

105 9 0
                                    

Beberapa hari ini Sasya sibuk mencari keberadaan Ganjar. Dia juga sudah bertanya kepada ayah nya, tapi ayah nya enggan untuk memberi tahu .

Tadi di kampus,Sasya sempat bertanya kepada anak Teknik kelas C,kebetulan itu kelas nya Ganjar. Kata mereka sudah hampir 2 minggu Ganjar tidak ngampus.

'Ganjar kamu kemana sih' Batin Sasya sambil mengendarai mobil nya.

Hari ini sangat macet. Sasya sempat jenuh di dalam mobil, dengan segera dia memutar murotal Al-Qur'an dari ponsel nya.

Sedikit demi sedikit macet berkurang. Tiba tiba di depan ada kegaduhan. Tidak di tengah jalan,melainkan di tepi jalan.

Dan itu adalah.....

Sasya buru buru menepikan mobil nya,dan turun.

"Ganjarrrr" Teriak nya

Yang ada disana adalah Ganjar. Namun tidak sendiri,disana juga ada Rezky.

"Gue heran, kenapa kalian berdua selalu ganggu hidup gue" Ucap Ganjar.

"Ganjar ayo pulang! bunda ingin kamu kembali" Ucap Sasya membujuk.

"Gue? disuruh balik? emang gue siapa? anak nya juga bukan."

"Ganjar,kamu ini memang keterlaluan. Kamu sudah di anggap anak oleh ayah dan bunda,tapi kamu sendiri tidak tahu diri. Bukan nya bersyukur,udah di kasih keluarga,hidup enak.Tapi kamu sendiri malah bikin ulah,dan lihat kamu sekarang! Cuma jadi berandalan yang tiap hari malakin pengemis sama pengamen" Bentak Rezky

"Ouuuu,sombong sekarang. Mentang mentang lo dokter jadi seenak nya hina gue? Gue nggak peduli mau jadi gelandangan ,mau jadi berandal,pengemis ,pengamen, gue gak peduli. Ini hidup gue,dan bukan urusan lo!"

"Ganjar! Cuci otak kamu itu sampai bersih. Kamu itu harus nya bersyukur,masih ada yang peduli sama kamu. Walaupun kamu bukan anak kandung dari ayah dan bunda, tapi mereka tidak kurang kurang dalam membahagiakan kamu" Lanjut Rezky

"Cihh! omong kosong "

"Ganjar,tolong ! Perbaiki semua nya, kita kembali sama sama seperti dulu. Bunda sakit,dia manggilin nama kamu terus "

"Nggak "

"Ganjar, mas mohon!" Rezky memohon.

Sasya masih terdiam melihat kedua kakak beradik itu. Biarkan dulu mereka menyampaikan isi hati masing masing.

"Ganjarr,pikirkan lagi! " Ucap Rezky lagi .

"Sekali enggak tetep nggak!"

Sasya semakin mendekat, dia berdiri tepat di depan Ganjar.

"Ganjar, kakak mohon dengan sangat. Tolong kamu temui bunda. Kamu tidak harus tinggal disana untuk saat ini,karena kakak tahu kamu belum siap. Tapi tolong temui bunda,kasihan bunda. Nanti kakak bakal carikan kontrakan buat kamu dan ayah,kalian bisa tinggal disana. Soal uang kontrakan kalian jangan khawatir, biar kakak yang tanggung. Nanti setiap bulan nya kakak kasih jatah buat kamu dan ayah."

"Tapi kakak mohon sama kamu. Perbaiki sifat kamu, dan kakak mohon juga kamu temui bunda" Lanjut Sasya.

Rezky menajamkan telinga nya. Apa yang barusan di dengar itu tidak salah? Kakak? Ayah? Apa maksud Sasya?

"Sya,,bisa kita bicara?" Ujar Rezky kepada Sasya.

"Iya sebentar! Bagaimana Ganjar?kamu keberatan?" Tanya Sasya pada Ganjar

"Gue mau pulang!" Ucap Ganjar sambil pergi.

"Ganjar tunggu! " Sasya berusaha mengejar Ganjar,namun langkah Ganjar lebih lebar dari pada Sasya. Sasya pun berhenti dan berbalik ke tempat nya tadi.

"Sya,kita harus bicara" Ujar Rezky.

"Ganjar itu adik Sasya. Dan bodoh nya lagi kenapa Sasya tidak mengejar dia, supaya Sasya tahu di mana Ganjar dan ayah tinggal" Sasya terduduk sambil menutup muka dengan kedua tangan nya.

Rezky sangat prihatin melihat keadaan Sasya. Dia harus terombang ambing dalam sebuah masalah. Tapi Rezky yakin,kalau Sasya adalah wanita yang kuat,dia pasti bisa melewati semua nya.

"Sya,ayo berdiri. "

Sasya mendongak dan melihat Rezky sedang mengulurkan jas dokter nya.
Sasya nampak bingung,kenapa Rezky memberikan jas itu? ini tidak hujan,dan tidak dingin.

"Kalau saya ulurkan tangan saya untuk membantu kamu berdiri, kamu pasti menolak nya. Jadi saya ulurkan jas saya saja untuk membantu kamu berdiri. "

Sekarang Sasya mengerti,,
Sasya menarik jas itu dan dia berhasil berdiri.

"Terimakasih mas"

"Sama sama, Sya kamu ikut saya! Masih banyak pertanyaan yang ingin saya tanyakan sama kamu"

"Kita ke rumah Sasya saja kak,disana ada ibu dan mbak mbak,jadi kita tidak hanya berduaan"

"Baiklah,ayo!"

Sasya mengangguk..

Sasya dan Rezky melajukan mobil nya masing masing. Setelah sampai di rumah Sasya,Rezky duduk di sofa ruang tamu sedangkan Sasya membuatkan minum untuk Rezky.

Tadi Rezky sempat berbincang-bincang dengan ibu nya Sasya. Jujur, Rezky merasa nyaman berada di antara Sasya dan ibu nya Sasya.

"Silahkan diminum mas!"

"Terimakasih Sya"

Rezky menyesap kopi yang di suguhkan oleh Sasya.

"Saya harus cerita dari mana dulu?" Tanya Sasya tiba tiba.

Rezky langsung menaruh kopi nya ke atas meja. Dan fokus dengan Sasya..

"Ganjar" Jawab Rezky singkat.

"Ganjar adalah adik saya. Dia anak ayah saya dengan kekasih nya . Ayah dan kekasihnya berzina saat ayah sudah menjadi suami ibu Sasya. Dan Sasya juga belum lama tahu tentang fakta ini. Jujur Sasya sangat kecewa dengan ayah,kenapa ayah setega ini kepada kami."

"Ayah kamu yang dulu kamu temui di jalan balai arum?"

"Loh,mas Rezky kok tahu?"

"Dan ayahmu mencaci kamu dan ibumu,dia juga memaksa kamu untuk menanda tangan surat tanah yang sebernarnya ayahmu sendiri tidak punya hak atas tanah itu"

"Mas----"

"Waktu kamu disuruh pergi ke balai arum,Indah telfon saya. Dia nyuruh saya buat ngikutin kamu,takut nya kamu kenapa-napa. Waktu itu saya masih menyimpan rapi tentang perasaan saya ke kamu, jadi saya rela lakuin apapun buat kamu,padahal waktu itu saya ada operasi besar"

"Mas Rezky seharusnya tidak perlu sampai begitu,keselamatan pasien mas lebih penting dari apapun,lagian saya selamat sampai sekarang kan?"

"Musibah tidak ada tahu kapan datang nya Sya"

"Tapi mas Rezky tidak perlu berlebihan"

"Lupakan masalah itu. Sekarang saya sudah tahu semuanya "

"Tapi mas Rezky jangan sampai bilang ini ke Bunda ya,Sasya mohon.Nanti bunda bakal syok banget"

"Iya saya tahu harus bersikap seperti apa. Kalau begitu saya pamit Sya,harus cek pasien dirumah sakit"

"Iya, hati hati"

Rezky mengangguk, "Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.

.

.
.
.
.
.

Engkau, ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang