10. Kalung Sella (A)

8.9K 392 10
                                    

Pagi ini Sea bangun lebih awal. Sebenarnya Sea hampir semalaman tidak bisa tidur. Sea sudah berusaha untuk tidak terganggu dengan ucapan Saga tadi malam. Namun tidak bisa. Ucapan Saga semalam terngiang seperti kaset rusak di telinganya. itu sebabnya lebih baik ia ke dapur saja di jam 4 subuh untuk memasak buat sarapan pagi nanti. Ia tidak bisa mengusir jauh tentang ucapan Saga yang menyesakkan hati Sea semalam, ucapan itu terus saja menghantui kepalanya.

Sea membenarkan ucapan Saga tadi malam. Kenyataannya bahwa ia lah yang penyebab utama terjadinya peristiwa kecelakaan Sella, Kakaknya. Dan saat itu lah Saga mulai menjauhi dan membenci Sea. Sea juga kehilangan sosok Saga yang dulu pernah ada untuknya.

Mungkin itu sebabnya Saga ingin melenyapkannya. Nyawa harus di bayar dengan nyawa.

Meski terlalu banyak hal yang harus Sea cerna dengan dampak-dampak yang nunggu di depan mulai membanjiri pikirannya. Cepat atau lambat dan siap tidak siap ia harus menebus kesalahannya di masa lalu.

Keinginannya hanya satu, saat ia telah tiada ia hanya ingin maaf dari Saga agar ia tenang.

***
Setelah selesai mempersiapkan sarapan untuknya dan juga Saga, Sea juga sudah siap untuk berangkat sekolah. Namun ia akan menunggu Saga dulu baru ia akan berangkat.

Sea duduk di kursi meja makan menunggu Saga turun. Jarinya mengetuk ngetuk pelan meja karena terlalu lama menunggu.

Sea menoleh ketika mendengar suara pijakan di anak tangga.

Saga telah rapi dengan pakaian kerjanya laki-laki itu tengah menunduk menggulung lengan baju kemeja kerjanya. Saga terlihat sangat mempesona di mata Sea. Sedari kecil hingga saat ini Sea selalu dan masih mengagumi Saga.

"Kak Saga!" panggil Sea saat Saga hampir melewati meja makan.

Sea segera berdiri dan menghampiri laki-laki itu.

Sea masih bisa tersenyum hangat pada Saga setelah apa yang dilakukan Saga tadi malam yang telah melecehkannya.

Saga diam menatap Sea malas dengan muka lempengnya. Saga memang memiliki sifat irit bicara. Namun sekalinya mengeluarkan suara sering kali membuat orang sakit hati. Ah sudahlah.

"sarapan dulu Kak, Sea udah bikinin Kak Saga nasi goreng kesukaan Kak Saga. Ayo!" Sea memegang lengan Saga berniat mengajak Saga duduk di kursi.

"Nggak!" Saga membentak Sea dengan menyentak tangan Sea.

Sea terkesiap. Saga meneliti wajah dan leher Sea cukup lama. Sempat ia buat tanda kepemilikan tadi malam.

Gadis itu berdehem. " Eum... Kalo gitu Sea bekalin aja ya Kak buat di kam-"

"NGGAK! Gue bisa sarapan dimanapun. Lo nggak perlu ngurusin gue. Lo urus aja hidup lo." kata Saga ketus.

Sea menghela napas kecewa. Gadis itu mnegerucutkan bibirnya mencibir.

"Tapi Sea udah masakin buat Kak Saga. Masa nggak di makan." ujar Sea dengan nada kecewa.

Saga menyeringai sinis. Ia berjalan ke arah meja dan hal itu membuat Sea senang bukan kepalang. Akhirnya Saga mau juga sarapan dengannya.

Sea mengikuti Saga di belakang. Namun Sea bingung ketika Saga mengambil piring berisi nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi dan membawanya ke arah?

Tidak!

Sea tercengang. Saga membuang nasi goreng beserta piringnya ke dalam sampah.

Sea tidak terima lalu gadis itu menghampiri Saga. "Kak Saga apa-apaan sih. Kalau nggak mau di makan nggak usah di buang juga." Sea mengambil kembali piring yang berada di tempat sampah walau semua makanannya sudah menyatu dengan sampah lainnya.

The Fault WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang