Bagian 2

71.3K 1.8K 24
                                    

Ivy sekarang tengah duduk di bangku taman sendirian dengan buku tebal di tangannya,

Ivi atau Alvionita Collin, dia gadis yg cantik bertubuh tinggi langsing, bak model, dan banyak di idam-idamkan murid di sekolahnya. dia mempunyai adik bernama Alvin Alvaro Collin, yg masih duduk di bangku SMP akhir, ibunya bernama Marissa Collin, dan ayah bernama Mario Alexander Collin, namun kejadian naas menimpa sang ayah dalam kecelakaan pesawat dan menyebabkan beliau meninggal dengan meninggalkan anak dan istrinya serta perusahan besar yg harus di urus oleh ibunya seorang dan di bantu oleh ivy, walaupun tidak banyak karena dia masih duduk di bangku SMA.

"Ivi kamu lagi ngapain?"

"Kamu nggk liat aku lagi apa?" Tetap fokus pada buku tebalnya.

"Kamu jangan terlalu keras dalam mengerjakan/menjalankan sesuatu, ayah kamu juga pasti nggk mau kamu kayak gini"

"Aku tau tapi aku ngga mungkin biarin mamah susah sendiri ngurusin perusahaan, aku harus belajar tentang bisnis lebih dalam lagi"

"Yaudah aku ngerti tapi sekarang kita ke kantin dulu yah, makan dulu nanti kamu sakit mamah kamu juga kan yg susah,"

Orang yg menegur Alvionita adalah Jessica sahabat masa kecil Alvionita, Jessica wanita yg tingginya hampir sama dengan alvionita, dia berparas cantik, lemah lembut, penyabar dan pengertian. Dia selau ada di saat alvionita sedih, senang, di masa-masa sulit mereka lewati bersama dia adalah tipe sahabat yg pengertian, walupun dia memiliki kekasih tapi dia masih bisa membagi waktunya antara kekasihnya dan sahabatnya.

"Yaudh ayo".

Jessi panggilan akrabnya tersenyum pada Ivy panggilan akrab Alvionita.
Sesampainya di kantin Jessi dan ivi, mendapat lambaian dari 2 orang di bangku kantin,.

"Hi" mereka berdua menyapa ivi dan Jessi,

Mereka adalah Rena dan Mike, sahabat Jessi dan ivi sedari SMP, mereka juga selalu ada untuk ivi di saat susah senangnya ivi.

"Hi Kalian ko belum pesan makanan?"

"Kita nunggu kalian, ayo pesan lapar nih"- ujar Mike satu-satunya laki-laki di antara mereka bertiga.

"Yaudah pesan sana"..

Mereka pun makan setelah pesanan mereka datang, sesekali bercanda dan membahas kelas mereka, Mike dan Rena satu kelas sedangkan Ivy satu kelas dengan Jessi, saat asik-asik nya mengunyah ivi dkk di kagetkan dengan gebrakan meja,

"Maksud Lo apa hah dekat-dekat sama Daniel, jangn so cantik ya Lo"-marah gadis yg memarahi gadis lainya.

"Aku ngga ngedeketin ka Daniel dia cuma bantuin aku bawa buku ke perpus,"

"Alah alasan Lo, Lo cuman cari muka kan sama dia, jangan so cantik deh Lo,"- gadis itu terus memarahi gadis lainya sampai-sampai seisi kantin memperhatikan mereka.

Karan merasa tidak nyaman ivi berdiri dari bangkunya, tentu saja itu semua membuat para sahabat nya bingung sekaligus takut akan terjadi hal yg buruk, Ivy berjalan kearah ribut-ribut dan menahan lengan gadis yg marah-marah tadi saat ingin menampar gadis yg dimarahinya.

"Ada apa ini?"- tanya ivi, sambil mencengkram kuat lengan si gadis emosian (wkwk)

"Ivi"- gadis itu terkejut saat mengetahui siapa orang yg menahan lengannya.

"Ada apa Naya? Knapa kamu memarahi adik tingkat mu?"- ujar Ivy dengan wajah dingin nya.

"Dia deket-deket sama Daniel Vi, kamu tau kan aku orangnya kayak gimana, sama cewek ganjen yg deketin Daniel,"

"Ok aku paham Daniel emang kayak gitu orangnya, aku akan bilangin dia nanti kamu jangan ribut2 di kantin banyak yg liat" sarkas ivi dengan muka datarnya. Tapi kecantikannya tidak pernah luntur.

Daniel dan Naya sedang menjalin hubungan, sebenarnya Daniel tidak tahan dengan sikap protektif Naya terhadapnya tapi, ivi selalu bilang pada Daniel bahwa Naya melakukan itu semua karena sayang pada Daniel, Daniel sendiri adalah Kaka sepupu yg dekat dengan ivi, sebelum bersama Naya Daniel terkenal dengan keplayboyannya makanya Naya super protektif pada Daniel.

"Udah, okey! Kantin tempat untuk makan dan istirahat yg tenang bukan untuk keributan!"

"Ok, dan Lo urusan kita belum selesai kalau Lo masih deket-dekat sama Daniel lo bakal tau akibatnya dan kalau bukan karena ivi yg nengahin kita abis lo" sarkas Naya berlalu pergi meninggalkan kantin.

Sementara gadis yg dimarahi itu tertunduk menahan air matanya yg akan jatuh.

"Are u ok?" - tanya ivi

"Iya aku baik2 aja makasih ka"

"Siapa namamu?"

"Hah,, ehh mmmm Stella... Stella Wijaya" jawab Stella gugup. Karena stella sangat tau jika ivi terkenal dengan wajah datar serta dinginnya, dan jarang memperdulikan sekitar, walaupun tidak mengurangi kecantikan ivi,

"Mmmmm" ivi hanya berdehem dan kembali ke tempat duduknya.

"OMG dia kan ka ivi yg terkenal dengan ketidak pedulian ya nanya nama Lo stel,, Wow."- sarkas nila sahabat Stella.

"Jarang-jarang loh dia banyak ngomong sama orang gitu selain sama sahabatnya, padahal dulu itu ka Ivi murah senyum, dan peduli sama orng lain, ya walaupun yg lenyap hanya senyumnya dia masih peduli sama orng lain, dengar-dengar sih kak Ivy kayak gitu nya setelah papahnya meninggal, mungkin ka ivi terpukul.". Sarah

TBC....

It's Me Right? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang