Bagian 3

50.8K 1.4K 15
                                    

"lala bangun ngga!! Kaka telat nihh"

"Iya ka"- sambil malas-malasan,

"Ayo la".

Gadis itu Stella yg di bangunkan kakaknya Rafa, stella memang tinggal dengan kakaknya Rafael orang tua mereka sudah bercerai tapi masih tetap saling menghubungi, Stella lebih memilih ikut dengan Rafa karena dia tidak mau di perebutkan kedua orang tuanya, stella masih sering menghubungi Daddy dan mommy nya. Begitu juga dengan Rafa .

"Ka! Lala udahan nih, ayo berangkat"

"Kamu ngga sarapan dulu,?"

"Nanti aja di kantin, Lala telat nih"

Mereka berdua pun berangkat menuju tempat tujuan,. Rafa bekerja di perusahaan Daddy nya menjabat sebagai GM di perusahaan tersebut,.

"Ka Lala masuk yah,"

"Iya belajar yg bener"

"Ay ay capten"

Lala segera masuk ke kelasnya, saat Lala duduk bel pun berbunyi, dan pelajaran pun di mulai.

Saat istirahat Lala dan kedua temanya pergi ke kantin untuk makan,

"Hugh tugas pak Anton numpuk bener" Sarah

"Iya nihh keterlaluan banget deh ngasih tugasnya" nila

"Ngeluh terus ga akan mengurangi tugas kalian" Stella.

Sedang asik-asiknya ngobrol tiba-tiba ada yg menggebrak meja mereka dengan keras (pasti sakit tuh tangan)
Dia adalah Naya kekasih Daniel cowo yg beberapa kali membantu Stella saat di perpus tanpa sengaja....

"Maksud Lo apa hah dekat-dekat sama Daniel, jangn so cantik ya Lo"-naya

"Aku ngga ngedeketin ka Daniel dia cuma bantuin aku bawa buku ke perpus,"

"Alah alasan Lo, Lo cuman cari muka kan sama dia, jangan so cantik deh Lo,"- Naya terus menuding Stella

Tiba-tiba seorang wanita menghampiri mereka, yg sedang ribut2.

"Ada apa ini?"- tanya ivi

"Ivi"- gadis itu terkejut saat mengetahui yg menahan tangannya,

"Ada apa Naya? Knapa kamu memarahi adik tingkat mu?

"Dia deket-deket sama Daniel Vi, kamu tau kan aku orangnya gimana, sama cewek ganjen yg deketin Daniel,"

"Ok aku paham Daniel emang kayak gitu orangnya, aku akan bilangin dia nanti kamu jangan ribut2 di kantin banyak yg liat" sarkas ivi dengan muka datarnya. Tapi kecantikannya tidak pernah luntur.

"Udah, okey! Kantin tempat untuk makan dan istirahat yg tenang bukan untuk keributan!"

"Ok, dan Lo urusan kita belum selesai kalau Lo masih deket-dekat sama Daniel lo bakal tau akibatnya dan kalau bukan karena ivi yg nengahin kita abis lo" sarkas Naya berlalu pergi meninggalkan kantin

Sementara stella  tertunduk menahan air matanya yg akan jatuh.

"Are u ok?" - tanya ivi

"Iya aku baik-baik saja terimakasih ka"

"Siapa namamu?"

"Hah,, ehh mmmm Stella... Stella Wijaya" jawab Stella gugup. Karena stella sangat tau jika ivi terkenal dengan wajah datar dan dinginnya, dan jarang memperdulikan sekitarnya, walaupun tidak mengurangi kecantikan ivi, padahal dulu Ivi terkenal dengan keramahannya dan murah senyum, pada setiap orang.

"Mmmmm" ivi hanya berdehem dan kembali ke tempat duduknya.

"OMG dia kan ka ivi yg terkenal dengan ketidak pedulian ya nanya nama Lo stel,, Wow."- sarkas nila sahabat Stella.

"Jarang-jarang loh dia banyak ngomong sama orang gitu selain sama sahabatnya, padahal dulu itu ka Ivi murah senyum, dan peduli SMA orng lain, ya walaupun yg lenyap hanya senyumnya dia masih peduli SMA orng lain, dengar-dengar sih dia kayak gitu nya setelah papahnya meninggal, mungkin ka ivi terpukul.". Sarah

×

Stella duduk di bangku yg berada di parkiran, menunggu sang kakak menjemputnya untuk pulang, sambil memainkan ponselnya.

Tap tap tap

Stella berhenti memainkan ponselnya saat mendengar suara langkah kaki seseorang mendekat ke arahnya, Stella mendongak kan wajahnya untuk melihat orang itu yg ternyata melewati dirinya, bahkan mungkin orang itu tidak memperhatikan dirinya ataupun sekitar lorong sekolah dan berjalan menuju parkiran mobil,

Tin....tin....

"La ayo masuk, udah mendung nih"- perhatian Stella langsung teralih pada mobil yg tiba-tiba membunyikan klakson nya.

"Ah iya"- Stella berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah mobil Rafa sambil memperhatikan mobil orang tadi sampai keluar dari area sekolah.

Brakk (suara pintu di tutup)

"Kamu liatin apa barusan?"

"Hah, nggak liat apa-apa ko, ayo ah jalan"

"Apa dia selalu seperti itu? Terlihat kesepian dan kehilangan, aku jadi ingin lebih dekat dengannya"- batin Stella dengan pandangan fokus memperhatikan jalan di sampingnya.

TBC....

It's Me Right? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang