Bagian 7

30.6K 1.3K 17
                                    


Sudah 4 hari Stella tidak masuk sekolah, dan itu membuat teman temanya khawatir, sejak pulang dari apartemen Ivi stella memang tidak apa-apa dia mulai tenang, tapi stelah dia di rumah sang Kakak Stella justru suka sekali histeris sendiri, Rafa sangat bingung dengan sikap adiknya itu, kadang Rafa menemukan lala di kamar mandi, mengguyur dirinya dengan air shower

" sebenarnya ada apa dengan Stella" Rafa bergumam. awalnya rafa  mengira adiknya itu hanya putus cinta atau semacamnya tapi melihat perilaku adiknya yg semakin hari semakin mengurung dirinya di kamar membuat Rafa semakin khawatir.
bahkan para sahabat Stella sudah mencoba untuk membujuk stella untuk keluar dari kamar nya, namun Stella kekeh dengan pendiriannya sendiri.

Karena sudah kehabisan akal akhirnya Rafa mengunjungi sekolah Stella untuk menemui orang yg mengantar lala nya pulang tempo hari,

Rafa sudah menanyakan nomer telpon gadis yg mengantar lala pulang pada teman Lala tapi mereka tidak ada yg mempunyai nya, bahkan Rafa lupa dengan nama gadis itu sehingga semakin sulit bertanya pada teman stella, dan akhirnya disinilah Rafa di sekolah Stella, untuk menemui gadis itu.

Rafa menunggu sampai jam pulang di parkiran, tidak lama kemudian Rafa melihat gadis itu berjaln bersama temanya, Rafa keluar dari mobilnya dan menghampiri gadis itu.

" Hai" spa Rafa pada mereka.

"Ada apa yaa"- jawab Rena sedangkan Ivi terus fokus pada hp nya.

"Boleh saya bawa teman kamu"- jawab Rafa sambil menunjuk ivi, Ivi yg mendapat senggolan dari Jessi pun menoleh,.

"ada apa"- tanya ivi

"Bisa kamu ikut saya, ini penting mengenai adik saya, saya mohon ikutlah"- mohon Rafa

"Huuhhh baiklah" Ivi menghela napas pelan dan mengiyakan ajakan Rafa,

"Tunggu siapa anda, knapa sampai memohon seperti itu, bee dia pacar kamu"- Jessi

"Udah kalian pulang aja aku bareng dia ok"- Ivi

"Tap-" belum sempat menyelesaikan kata2 nya Jessi, Rena, dan Mike di tinggalkan begitu saja oleh Ivi memasuki mobil Rafa,.

×××

"Mereka bertiga saling lirik melihat mobil yg sudah hampir tak terlihat oleh pandangan mereka., "What what..... Ko Ivi ngga bilang sih kalau dia punya pacar, ko kita ngga tau sihh"- heboh Jessi

"Mungkin itu hanya kenalan Ivi, klupun iya dia pacar Ivi selama Ivi bahagia gue dukung dia, tapi kalu smpai cowo itu bikin Ivi nangis gue bakal hajar dia.-" sahut Mike.

Di mobil

"Jadi ada apa"- Ivi

"Sebenarnya ada apa dengan adikku, dia histeris setiap kali ada yg menyentuhnya, temannya bahkan bahkan aku di takuti olehnya"- Rafa

Ivi sejujurnya kaget kalu Stella ternya belum membaik sejak kejadian itu.
" Stella hampir di perkosa di danau ****. Mungkin bila aku tidak ada di sana ketiga pria itu sudah melecehkan adikmu, tapi mereka ber 3 sekarang sudah berada di penjara. Aku dan sahabatku sempat memukulinya. Dan mungkin stella syok dan mungkin trauma, karna hampir di lecehkan ketiga pria."

Rafa mengeratkan pegangan nya pada setir mobil, dia benar-benar marah saat ini, dia tidak menyangka jika adik satu-satunya itu hampir di lecehkan para pria brengsek.

"Shit...Aku lalai menjaga adikku sendiri, aku Kaka yg bodoh dan ceroboh"- ucap Rafa memukul2 setir. Ivi hanya memperhatikan jalanan di depanya tidak mempedulikan Rafa yg sedang kesal.

"Lalu apa ada urusan lain lagi"- tanya ivi

"Tolong temui adikku dia tidak mau makan sama sekali sejak kau mengantarnya pulang, hanya sesuap dua suap yg masuk kedalam tubuhnya. Aku takut dia kenapa2 aku mohon"- Rafa memohon pada Ivi dengan waja yg memelas.

"Baiklah"..

Mereka pun sampai di kediaman Rafa . Mereka segera turun dan menuju kamar Stella,

" Lala Kaka masuk yah"- kata Rafa di depan pintu kamar Stella. Tidak ada jawaban, Rapa pun masuk kedalam kamar gelap itu mencari saklar lampu dan menyalakannya. Rafa melihat Lala berbaring di atas kasur menutupi hampir ke kepala. Rafa menyentuh punggung Lala,.

"tolong jangan sentuh aku. Aku mohon hikss" - gumam Lala sambil terisak.

" Lala" - lirih Rafa.

"Kamu siapkan makanan untuknya aku akan membujuk stella"- ujar ivi, Rafa mengangguk dan segera keluar dari kamar Stella,

Ivi menyentuh kepala Stella dan mengusapnya lembut, dan anehnya Stella merasa nyaman dan aman dengan tangan yg menyentuh kepalanya,

"hey ini aku ivi, kamu knapa hmm,? Ada yg sakit? "- ujar ivi.

Tapi Stella semakin terisak, padahal tadi dia sudah tenang, Ivi kaget dengan pengakuan Stella mengakibatkan usapan di kepala Stella berhenti. "Pria hiks it..u meremas payudaraku dan menjilati leherku hiks,,hiks" ujar stella sesegukan, Ivi membalik badan Stella dan mendudukkan Lala, lalu memeluk tubuh rapuh itu, dan mengusap kepala sampai punggung Lala dengan lembut.

"Sudah jangan menangis lagi ok, kamu sekarang udah aman, dan aku akan menjamin para pria brengsek itu membusuk di penjara hemm, husss sudah jangan menangis" Ivi terus menenangkan Lala dengan sabar.

Saat akan mengantar makanan ke kamar Lala Rafa yg mendengar itu geram dan marah dan merasa menjadi Kaka yg tidak berguna.
Rafa memasuki kamra Lala.

"Lala sayang, makan dulu yah,." Ujar rafa lembut. Tapi Lala tidak bergeming dari pelukan Ivi, Ivi pun memberi isyarat pada Rapa untuk menyimpan makanya di nakas Rafa mengangguk dan keluar dari kamra Lala.

"Hey makn dulu yah, aku suapi"-
Lala awalnya menggeleng tapi Ivi terus memaksa Lala supaya mau makan.

"Sebenarnya kita belum berkenalan dengan benar, nama ku alvionita Collin, kamu bisa memanggilku Ivi."- ujar Ivi sambil menyuapi Lala.

"Nama ku Stella Wijaya, Teman ku semanggilku Stella, tapi keluargaku memanggilku Lala,"- Ivi tersenyum mendengar Lala membalasnya, dan Lala tertegum melihat senyum Ivi yg jarang di lihat banyak orang.

"Aku tinggal dengan adik dan mamahku, papahku sudah meninggal,"- ujar ivi, Lala yg mendengar itu merasa iba saat melihat Ivi menyebutkan ayahnya telah meninggal.

"Aku tinggal dengan kakaku, orang tua kami bercerai, Daddy di Paris bersama istri barunya dan mommy dia di Jerman."- ujar Lala

"Aku suka jus alpukat" Ujar Ivi

"Aku juga suka jus alpukat"- ujar Lala

"Aku tidak terlalu suka makanan manis" Ivi

"Aku suka makanan manis"- Lala 

"Aku lahir 7 November" ujar Ivi

"Aku lahir 16 februari" ujar Lala

Ivi tersenyum melihat Stella yg tersenyum dengan pembahasan mereka, seketika Lala mulai merasa tenang, dan tak terasa makanya habis.
Stelah menemani Stella makan dan menunggu Stella sampai tidur, Ivi mulai keluar dari kamarnya dengan wajah dinginya,...

"Terimakasih"- ujar rafa.

"Sama sama dan antarkan aku pulang"- ujar Ivi.

TBC......

It's Me Right? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang