Bagian 27

27.2K 798 58
                                    

Ku pikir dia sudah selesai karena langsung menidurkan tubuhnya di atas tubuhku tapi setelah beberapa menit dia bangun dan memakai jubah mandi lalu keluar dari kamarku..

Saat aku akan bangun dari tempat tidur tiba-tiba pintu terbuka ai masuk dengan membawa sesuatu di tanganya.

"Ai bawa apa?"- tanyaku

"Ini? Ini dildo ikat pinggang" ucapnya melihatkan yg ada di tanganya dildo itu masih tersegel belum terpakai.

"Hahh!! Untuk apa?"

"Aku mohon aku belum puas, Ivi aku mohon hikss"

"Tapi....."

Aku tidak tega melihatnya seperti itu, aku menganggukkan kepalaku tanda mau melakukan apa yg dia inginkan.

Dia berjalan menghampiriku yg sedang duduk di tempat tidur, aku masih mengenakan celana dan bra yg sudah tidak menempel di tubuhku hanya baju,.

Dia menyuruhku berdiri, lalu dia memakai kan dildo ke pinggang ku, tanpa melepas celanaku. aku benar-benar merasakan aneh.

Setelah terpasang dia menyuruhku untuk merebahkan tubuhku di tempat tidur, setelah aku merebahkan tubuhku dia melepas jubah mandinya dan menaiki perutku, dia menggesekan kembali vaginanya di perutku dan menuntun tanganku untuk meremas kasar payudaranya.

Jujur sebelumnya aku tidak pernah terangsang, melakukan ini dengan ai. Tapi semenjak aku menjalin hubungan dengan Stella aku mulai merasakan aneh.

Ai mengangkat bokongnya lalu mengarahkan dick mainan itu ke vaginanya, perlahan dia menurunkan tubuhnya..

×××

Ai terus merancu dengan tidak jelas pergerakan kasarnya membuatku terangsang. Bahkan dia sudah orgasme beberapa kali tapi ai tidak mau berhenti.

"AHHHH/OUHHHHH"

"Ahhhh stella"- batin ku berteriak di akhir pelepasanku.

"Maafkan aku"

"Padahal ini valentine pertama kita, tapi aku melakukan hal yg tidak-tidak dengan Anggi, maafkan aku stel aku tidak bisa meninggalkan ai dengan keadaan dia seperti ini"

Tubuh ku dan tubuh ai sama-sama bergetar aku beberapa kali mengejang ini pertama kalinya aku orgasme ini benar-benar nikmat padahal vagina ku tidak di sentuh.

Ai merebahkan tubuhnya di atas tubuhku dengan dildo yg masih di dalam vaginanya. Aku juga lelah jadi ku biarkan saja sejenak.

Tiba-tiba rasa bersalah muncul, entah kenapa bayangan Stella terus muncul.
Aku merasa bersalah.
"Maafin aku stel"

Tiba-tiba aku merasakan tubuh ai bergetar, "apa dia menangis"-batinku

"Ai kenapa? Apa ada yg sakit?"

"Mike maafin aku mike"- dia bergumam.

Aku baru mengingat Mike, ya tuhan maafin aku Mike. Dia pasti kecewa padaku karena masih melakukan ini dengan tunangan nya. Tapi mau bagai mana lagi.

Ai semakin sesegukan, ku elus rambut panjangnya yg sudah lepek karena keringat.

"Sudah jangan menangis lagi hemm, dia pasti mengerti"- ujarku menenangkannya.

Ku lepas dildo dari vaginanya dan menidurkan ya di sampingku, lalu ku lepaskan dildonya dari pinggangku dan ikut menidurkan tubuhku di sampingnya.

"Sudah jangan menangis terus nanti matanya bengkak"- ku peluk tubuhnya yg bergetar.

"Aku merasa semakin tidak pantas untuknya hikkss"

"Huss udah, sekarang Anggi istirahat ok, aku akan masak untuk makan malam kita."- dia mengangguk dengan lemah. Ku lepas pelukanku lalu ku usap pipinya menghilangkan air mata yg terus mengalir.

Sebelum keluar aku mengelap terlebih dahulu tubuhnya yg lengket, dia meringis saat aku membersihkan Miss v nya.

Aku menyiapkan makan malam untuk kita berdua. Setelahnya aku membereskan dapur dan menata makanan di meja.

Saat kembali ke kamar aku membangunkan ai, tapi dia tidak kunjung bangun lalu ku singkap selimut yg menutupi tubuhnya.
Dan betapa terkejutnya aku saat melihat seprai penuh dengan Darah..

×××

"Bagai mana keadaan ai dok?"- ujarku setelah ai selesai di periksa dan aku langsung ikut ke ruangan dokter Sam.
Ai mengalami pendarahan.

"Leukemia Dia semakin parah dan alat vitalnya terluka apa kalian melakukan sex secara berlebihan sehingga Anggi mengalami pendarahan seperti itu.?"- ya dokter Samanta memang mengetahui kalau ai melakukan sex dengan ku, dokter Sam juga tau kalau ai seorang hypersexual. Awalnya aku kira dia seorang pria ternyata dia seorang wanita, bagaimana aku tidak mengiranya seorang pria. Ai manggilnya Sam.

"Apa!! Apa ai baik-baik saja, iya tadi ai yg memaksaku melakukanya ai juga menyuruhku menggunakan dildo. Sebelum aku melakukanya.
Miss v nya memang sudah lecet karena dia penetrasi sendiri, akhir-akhir ini ai memang sedikit agresif tapi kali ini benar-benar pertama kalinya dia kasar seperti tadi"- ucapku panjang lebar.

"Keadaan Anggi benar-benar mengkhawatirkan tolong kamu ingatkan dia untuk jangan berlebihan bila melakukan masturbasi sendiri, aku juga akan mengingatkannya, aku akan buatkan resep obat yg harus kamu beli. Dan sepertinya untuk dua hari ke depan dia akan sulit berjalan melihat bagaiman kondisi Miss v nya karena itu Anggi harus di rawat di sini terlebih dahulu."

"Ivy apa kamu tidak ingin mengakhiri ini?, Ya walaupun saya tau kamu sangat menyayangi Anggi tapi kamu tidak bisa seperti ini terus menerus. Apa kamu punya kekasih?" Aku mengangguk dengan lemah " pikirkan perasaan kekasihmu Ivi, bagaimana jika dia tau kamu melakukan sex dengan orang lain, pasti dia akan kecewa padamu. dan pikirkan perasaan Mike dia sekarang tunangan Anggi. Jika kamu mau kita bawa Anggi ke Belanda, di sana ada teman saya yg akan menangani kasus Anggi, saya juga akan di pindah tugaskan ke sana bulan ini, dia akan menyempatkan berkunjung ke rumah sakit ini, jika kamu mau saya akan mempertemukan kamu dengan beliau untuk konsultasi Anggi. Dia dokter yg handal Ivy pikirkan lah dengan baik,"

Aku terdiam sejenak, benar kata dokter Sam, aku harus mengambil keputusan yg tepat jika aku seperti ini terus sama saja aku menghianati Mike dan Stella.

"Terimakasih dok sudah sabar menangani kakak ku. I love her aku tidak ingin kehilangan dia, dan terimakasih sudah mau merahasiakan ini dari keluarga ku. Aku akan mempertimbangkan tawaran dokter aku tentu ingin ai sembuh."

"Hemm pikirkan lah dengan baik Ivy demi kebaikan semua orang
"

" Hemm aku akan mempertimbangkan nya dengan baik. Terimakasih dok"- ucapku seraya tersenyum.

TBC.......

It's Me Right? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang