Bagian 29

15.1K 768 14
                                    

Sudah dua Minggu berlalu sejak kejadian aku melihat ruam di leher Ivy, itu benar-benar membuatku kesal, malam itu kami tidak melakukan sex dia terus menenangkan ku supaya aku tidak hilang kontrol, dan menyesal pada akhirnya.

Pada akhirnya aku tidur membelakanginya tapi dia dengan gencar membujuk ku supaya percaya padanya dia mengecup bahuku lalu memeluk tubuhku dari belakang.

paginya dia terus membujuk ku dan kami jalan2 sampai hari menjelang malam bahkan dia menginap di rumah ka Rafa untuk menemaniku karena ka Rafa ada urusan bisnis ke luar kota. Sejak dia mengungkapkan perasaanya padaku dia menjadi lebih romantis, kemauanku selalu dia turuti dan aku mulai terlena dengan perlakuannya yg sebelumnya tidak pernah ia tunjukan sebelumnya. Dan aku lama-lama melupakan ruam itu. aku juga mulai memanggil namanya tanpa embel-embel kakak dia bilang itu terasa aneh di telinganya sejak sejak aku menjadi kekasihnya.

×××

"Kompetisinya jam 2 kamu datang kan buat liat aku?"

"Tentu aku akan melihat pacar aku, aku yakin kamu pasti juara satu walaupun tidak kamu jangan berkecil hati hemmm."- ucapnya seraya mengusap kepala ku.

Hari di adakannya pensi aku tentu mengikuti kompetisi renang. Hari ini Ivy juga di sibukkan dengan tugasnya sebagai panitia.

"Aku mau hadiah dari kamu kalau aku sampai menang"

"Tentu apa pun kemauan kamu aku akan turuti apa pun asalkan kamu bahagia"

"Kamu janji yah bakal nurutin kemauan aku kalu aku menang"- ucapku sambil mengulurkan kelingking ku. Dia menyambut kelingking ku lalu tersenyum menampilkan lesung pipinya yg dalam.

"Promise"

×××

Sebelum kompetisi renang di mulai masih ada beberapa kegiatan pensi yg lainnya seperti kak Rena dengan seluruh team orkestra nya yg tampil dengan dia yg memainkan biola, dan kak Jessi memainkan piano.

Sementara kekasihku dia bilang mengurus pensi saja sudah lelah apalagi ikut kegiatan seperti itu.
Tapi karena di paksa oleh kak Mike akhirnya kak Ivi tampil di panggung untuk menyanyikan sebuah lagu dengan gitar di pangkuannya, kak Mike juga melakukan hal yg sama.
Bukankah hebat mereka ber empat bisa bermain musik semua.

Setelah orkestra usai barulah kak Ivi dan kak Mike naik ke atas panggung.
Mereka duet, suara ka Ivi benar2 indah.

"Ahhh mereka so sweet banget sihh"

"Mereka cocok yah,"

"Enak banget suaranya emmm suara ka Ivi + suara ka Mike perpaduan yg sempurna"

"Apa mereka pacaran yah"

"Ngga papa kan mereka cocok"

"No!! Ivi dia masih singgel dan gue adalah calon pendampingnya"

Aku semakin risih mendengar desas desus mereka yg memuji kekasihku dengan orang lain. Tapi sesaat kemudian aku memalingkan wajahku ke arah panggung dan ka Ivy melihatku sambil tersenyum dan terus memetik gitarnya saat part ka Mike. Senyum indahnya menenangkan ku,.. dan membuat ku melupakan desas desus mereka.

×××

Saat ini aku tengah berada di ruang ganti, karena sebentar lagi kompetisi renang akan di mulai, semuanya sudah keluar dari ruang ganti untuk pemanasan dan tinggal aku sendiri di sini.

Saat aku akan memasukan baju kedalam loker tiba-tiba ada yg memelukmu dari belakang, dengan panik aku langsung berontak dan mengikut perut orang itu.

It's Me Right? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang